masyarakat atau perusahaan swasta di luar pemerintahan, menunjukkan bahwa tingkat kepedulian warga Desa Arjawinangun sudah mulai tumbuh
mengenai pendidikan.
3. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
a. Desa Jungjang
Diagram 3.11 : Data penyandang masalah kesejahteraan sosial
Menurut diagram di atas, dapat penulis jelaskan bahwa secara garis besar penduduk Desa Jungjang masuk ke dalam golongan menengah ke
atas. Desa Jungjang mengalami pertumbuhan ekonomi dari masa ke masa, yang semula mayoritas berprofesi sebagai petani, lambat laun mereka
beralih bermatapencaharian sebagai pedagang, wirausaha dan industri. Meskipun demikian, dari 11.512 jiwa penduduk Desa Jungjang,
terdapat 1.654 jiwa atau sekitar 14 masuk ke dalam golongan keluarga miskin. Kemudian masih ditemukan 85 bangunan rumah tidak layak huni,
penyandang disabilitas terdapat 7 orang yaitu 3 orang dewasa dan 2 anak. 6 orang lanjut usia terlantar, 8 orang pemulung. Kemudian terdapat 5 anak
jalanan.
1.654 85
4 3
6 8
5
20 40
60 80
100
Desa Jungjang
b. Desa Arjawinangun
Diagram 3.12 : Data penyandang masalah kesejahteraan sosial
Kemudian jika mengamati keadaan Desa Arjawinangun, menurut diagram di atas, dapat digambarkan bahwa dari total 9.907 jiwa, terdapat
1.015 jiwa atau sekitar 10 masuk kedalam golongan keluarga miskin. Terdapat 71 bangunan rumah tidak layak huni, penyandang disabilitas
terdapat 17 orang yaitu 11 orang dewasa dan 6 anak, 3 orang lanjut usia terlantar, 2 orang sebagai pengemis, 14 orang pemulung, dan 5 orang anak
terlantar, kemudian 5 orang anak jalanan. Jika dilihat dari diagram data di atas, maka masalah kesejahteraan sosial di Desa Arjawinangun dapat
dikatakan lebih serius dibandingkan dengan Desa Jungjang. Namun, pemerintah setempat melakukan beberapa solusi untuk
menangani hal tersebut, beberapa solusi yang dimaksud di antaranya seperti mengadakan beberapa langkah strategis. Strategi pertama,
mencegah timbulnya masalah kesejahteraan sosial dan memberikan pelayanan sosial bagi penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS,
melalui sistem panti dan luar panti atau berbasiskan masyarakatkomuniti,
1.015 71
6 11
3 2
14 5
5 20
40 60
80 100
Desa Jungjang
serta bantuan kepada korban bencana dalam meningkatkan keberfungsian sosialnya.
Dari sudut pandang arah kebijakan, pemerintah daerah melakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial,
pemberdayaan sosial, perlindungan sosial terhadap PMKS dan penghargaan kepada para Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia
PKRIJanda PKRI dan keluarga pahlawan serta terpeliharanya nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial.
Strategi kedua, meningkatkan peran dan fungsi potensi sumber kesejahteraan sosial PSKS dalam penanganan PMKS, dengan arah
kebijakan pendayagunaan
dan pemberdayaan
Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial PSKS dalam penanganan PMKS dan pembangunan kesejahteraan sosial.
Dalam rangka
menerjemahkan langkah-langkah
strategis pemerintah daerah yang telah penulis sebutkan di atas, kemudian kedua
langkah strategis tersebut dituangkan ke dalam beberapa poin program turunan yang berjumlah sebelas program. Program-program turunan
tersebut yaitu 1
Program Pemberdayaan Fakir Miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS
2 Program Pelayanan dan Rehabilitas Kesejahteraan Sosial
3 Program Pembinaan Anak Terlantar
4 Program Pembinaan para penyandang cacat dan trauma