Analisis Uji Asumsi Klasik

73 pada tahun 2010. Nilai rata-rata mean Independen Komite Audit sebesar 0,106 dan standar deviasi sebesar 0,106. b. Variabel Dependen Variabel Dependen pada penelitian ini adalah Corporate Social Rensposibility CSR. Hasil uji statistik pada Tabel 4.2 menunjukan bahwa variabel corporate sosial responsibility memiliki nilai minimum sebesar 0,120 yang diperoleh dari PT. Astra Internasional Tbk pada tahun 2014 sedangkan nilai maksimum sebesar 1,080 yang diperoleh dari PT. Wijaya Karya Tbk pada tahun 2012 Nilai rata-rata mean Corporate Social Responsbility sebesar 0,587 dan standar deviasinya sebesar 0,286.

2. Analisis Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Sebab model regresi yang baik memiliki data yang berditribusi normal. Ada 2 cara untuk mendeteksi normalitas data yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov K-S. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. 0.05. 74 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 55 Normal Parameters a,b Mean 0,000 Std. Deviation 0,224 Most Extreme Differences Absolute 0,087 Positive 0,087 Negative -0,052 Test Statistic 0,087 Asymp. Sig. 2-tailed 0,200 c,d a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance. Sumber: Output SPSS yang diolah Tabel 4.3 menunjukan hasil dari pengujian uji Kolmogorov- Smirnov menunjukan Asymp. Sig 2-tailed pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,200. Nilai tersebut di atas nilai signifikan yaitu 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, maka model regresi dapat digunakan untuk pengujian berikutnya. 75 Hasil uji normalitas data yang ditunjukan Kolmogorov- Smirnov tersebut konsisten dengan hasil analisis grafik histogram dan grafik normal P-Plot berikut ii: Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Histogram 76 Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa grafik histogram maupun grafik normal P-Plot memberikan pola distribusi data yang normal. Dapat dilihat pada grafik histogram yang menggambarkan lonceng serta pada grafik normal P-Plot titik-titik yang mewakili jumlah sampel dalam penelitian ini mendekati garis diagonal. b. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah data yang homoskedastisitas. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji glejser yang dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heterokedasitas. Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 0,388 0,159 2,445 0,018 AUINDP -0,105 0,147 -0,128 -0,716 0,478 AUEXCT -0,139 0,090 -0,224 -1,538 0,131 AUMEET 0,000 0,001 0,021 0,142 0,888 AUSIZE -0,019 0,020 -0,162 -0,943 0,350 ROA -0,038 0,196 -0,029 -0,193 0,847 a. Dependent Variable: GLEJSER Sumber: Output SPSS yang diolah 77 Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai signifikansi antara semua variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai kesamaan varians dalam fungsi regresi atau homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil uji glejser ini konsisten dengan hasil uji grafik scatterplot berikut ini: Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Scatterplot Grafik scatterplot menunjukan bahwa data tersebar di atas dan dibawah angka 0 nol pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa penyebaran titik-titik yang mewakili sampel pada Scatterplot di atas mengemukakan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai kesamaan varians dalam fungsi regresi atau homoskedastisitas. 78 c. Hasil Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya Ghozali, 2013. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan menggunakan run test. Run test sebagai bagian dari statistik non-parametrik digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak sistematis. Pengambilan keputusan pada uji run test adalah sebagi berikut: H : residual res_1 random acak H α : residual res_1 tidak random 79 Tabel 4.5 Hasil Uji Run Test Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -0,0267 Cases Test Value 27 Cases = Test Value 28 Total Cases 55 Number of Runs 27 Z -0,406 Asymp. Sig. 2-tailed 0,685 a. Median Sumber: Output SPSS yang diolah Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji Autokorelasi pada nilai Run test adalah 0,685. Nilai tersebut signifikan 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak mengandung gejala autokorelasi. d. Hasil Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas dilakukan untuk melihat apakah terjadi korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Jika nilai Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas. Berikut Tabel 4.6 menunjukan hasil dari uji Multikolinieritas. 80 Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas Dengan Uji VIF Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant AUINDP 0,599 1,669 AUEXCT 0,903 1,108 AUMEET 0,866 1,154 AUSIZE 0,651 1,536 ROA 0,829 1,206 Sumber: Output SPSS yang diolah Berdasarkan hasil uji multikolinieritas di atas dapat dilihat bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi, karena memiliki nilai Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10. Maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas antar variabel.

3. Hasil Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

1 58 93

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Padaperusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2008-2010)

1 67 129

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 67 129

Corporate Social Responsibility Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan PT. Toba Pulp Lestari,Tbk pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian Toba Samosir)

2 65 145

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 38 122

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 19 112

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014

2 82 70

PENGARUH PROFITABILITAS, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 5 29

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI )

0 3 10