55 dari populasi. Metode penelitian sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan mempertimbangkan persyaratan atau kriteria tertentu sesuai dengan tujuan
penelitian. Kriteria yang diperlukan dalam penentuan sampel adalah:
1. Perusahaan yang terdaftar secara konsisten di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 5 tahun berturut-turut, yakni dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2014. 2. Perusahaan yang menerbitkan secara konsisten menerbitkan laporan
keuangan yang telah diaudit dan menerbitkan laporan sustainability selama periode pengamatan tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
3. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang rupiah agar perbandingan antar perusahaan sama dan tidak terjadi selisih kurs.
4. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama periode pengamatan tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data berupa: 1. Laporan keuangan tahunan annual report dan laporan keuangan yang
telah diaudit perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
2. Laporan sustainability perusahaan tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
56
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis yang perhitungannya dilakukan menggunakan software
SPSS 21. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel independensi Komite Audit X
1
, keahlian Komite Audit X
2
, frekuensi Rapat Komite Audit X
3
, anggota Komite Audit X
4
, profitabilitas X
5
terhadap penggungkapan Corporate Social Responsibility dalam sustainability report Y.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian untuk menjelaskan gambaran suatu objek yang diteliti melalui data sampel
atau populasi dengan tujuan memudahkan dalam memahami variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian. Statistik deskriptif yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan nilai rata –rata mean, nilai
median, nilai maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi. Sedangkan metode analisis data dilakukan dengan bantuan softwere SPSS 22.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda terhadap data yang diperoleh dalam penelitian, maka terlebih dahulu harus dilakukan uji
asumsi klasik untuk mendeteksi apakah data dalam penelitian ini terjadi penyimpangan. Berikut ini ada beberapa uji asumsi klasik yang digunakan:
57 a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali, 2013, uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik. Menurut Ghozali, 2013, pengujian normalitas dengan
menggunakan analisis grafik, baik menggunakan histogram maupun Normal Probability Plot dapat menyesatkan jika tidak hati-hati. Sebab
terdapat kemungkinan analisis grafik yang secara visual terlihat normal belum tentu normal secara uji statistik atau sebaliknya. Artinya, antara
orang yang satu dengan yang lain dapat berbeda dalam menginterpretasikannya. Maka sangat dianjurkan melakukan uji
statistik untuk melengkapi analisis grafik. Uji statistik untuk memperkuat uji normalitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov- Smirnov. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai
Asymp. Sig. Alpha. b. Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali, 2013, uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians
58 dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedasitas.
Pengujian heteroskedastisitas
dalam penelitian
ini menggunakan uji glejser untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya
heterokedasitas. Uji glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai
signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heterokedasitas Ghozali, 2013.
c. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya Ghozali, 2013. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi dengan menggunakan run test. Run test sebagai bagian dari statistik non-parametrik digunakan untuk menguji apakah antar
residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat
59 hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau
random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak sistematis.
Pengambilan keputusan pada uji run test adalah sebagi berikut: H
: residual res_1 random acak H
α
: residual res_1 tidak random Jika hasil uji run test menunjukkan nilai probabilitas signifikan
pada 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa residual tidak random atau terjadi autokorelasi antar nilai
residual. Jika hasil uji run test menunjukkan nilai probabilitas tidak
signifikan pada 0,05 maka hipotesis nol diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi
antar nilai residual. d. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali, 2013, uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Salah satu cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation
Factor VIF dengan ketentuan sebagai berikut:
60 1 Jika nilai tolerance
≤ 0,1 dan VIF ≥ 10, terjadi multikolinearitas. 2 Jika nilai tolerance
≥0,1 dan VIF≤10, tidak terjadi multikolinearitas.
3. Pengujian Hipotesis
Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk
mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui
Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2013. Analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
model regresi berganda untuk mengetahui pengaruh antara variabel independensi Komite Audit X
1
, keahlian Komite Audit X
2
, frekuensi rapat Komite Audit X
3
, anggota Komite Audit X
4
, Profitabilitas X
5
terhadap penggungkapan Corporate Social Responsibility dalam sustainability report Y.
Menurut Ghozali 2013 regresi berganda multiple regression digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel bebas metrik
terhadap satu variabel terikat metrik.
CSD = α
+ β
1
AUINDP
1
+ β
2
AUEXCT
2
+ β
3
AUMEET
3
+ β
4
AUSIZE
4
β
5
PROFIT
5
+ ε
61 Keterangan :
CSD =
Corporate Sustainability Disclosure dengan proksi berdasarkan indikator GRI Global
Reporting Initiative
α
= Konstanta
AUINDP
1
= Proporsi anggota Komite Independensi
AUEXCT
2
= Proporsi keahlian anggota Komite Audit
AUMEET
3
= Jumlah rapat Komite Audit dalam satu tahun
AUSIZE
4
= Jumlah anggota Komite Audit
PROFIT
5
= Profitabilitas
ε
= Error
Dalam uji hipotesis dapat dilakukan melalui Pengujian Goodness of Fit: a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 nol dan 1 satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2013. b. Uji Signifikansi Simultan Uji F
Pengujian pengaruh simultan atau uji F ini bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
62 dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen Ghozali, 2013. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance
level 0.05 α=5. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan
F Tabel, jika F hitung dari F Tabel maka H di tolak atau H
a
diterima. Hal ini ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari alpha.
Artinya semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya jika F
hitung F Tabel maka H di terima atau H
a
ditolak. Hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih besar
dari alpha. Artinya semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
c. Uji Signifikan Parameter Individual Uji t Pengujian Parsial atau uji t ini bertujuan untuk menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan significance level 0,05 α=5 Ghozali,
2013:98. Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t
Tabel, jika t hitung dari t Tabel maka H di tolak atau H
a
diterima. Hal ini ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari alpha.
Artinya variabel independen mempunyai pengaruh secara parsial
63 terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya jika t hitung t Tabel
maka H di terima atau H
a
ditolak. Hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih besar dari alpha. Artinya variabel independen
tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
E. Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen.
1. Variabel Dependen: Penggungkapan Corporate Social Responsibility
Dalam Sustainability Report.
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pokok perhatian utama peneliti. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penggungkapan CSR dalam sustainability Report yang diproksikan dengan berdasarkan indikator GRI Global Reporting Initiative. Daftar
pengungkapan sosial GRI yang digunakan adalah daftar item yang mengacu pada peneliti sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Sembiring 2005
yang terlampir
dalam Rustiarini
2010. Terdapat empat indikator GRI yang meliputi kemasyarakatan, produk dan
konsumen, ketenagakerjaan, dan lingkungan. Item-item pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
dilampirkan dalam Lampiran 1. Berdasarkan peraturan BAPEPAM No.VIII.G.2 mengenai Laporan Tahunan dan Kesesuaian Item Untuk
64 Diaplikasikan di Indonesia menyebutkan bahwa terdapat 78 item
pengungkapan yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia. Tujuh puluh delapan item tersebut kemudian disesuaikan kembali dengan masing-
masing sektor industri sehingga item pengungkapan yang diharapkan dari setiap sektor berbeda-beda Sembiring, 2005.
Pengkuran CSRD menggunakan content analysis, yaitu sebuah metode pengkodefikasian sebuah text dari sebagian tulisan kedalam
berbagai kategori berdasarkan kriteria tertentu. Setiap item CSRI yang diungkapkan akan diberi nilai 1, dan apabila tidak diungkapkan akan
diberi nilai 0. Setiap item-tem tersebut akan dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor perusahaan. Pengungkapan sosial
menunjukkan seberapa luas butir-butir pengungkapan yang disyaratkan telah diungkapkan.
Rumus perhitungan CSRD adalah sebagai berikut: CSRDI
j
= ∑X
i,j
n
j
Keterangan : CSRDI
j
: Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j N
j
: jumlah item untuk perusahaan j X
ij
: 1 = jika item I diungkapkan; 0 = jika item tidak diungkapkan.
Dengan demikian, 0 CSRDI j 1
65
2. Variabel Independen
Terdapat lima variabel independen dalam penelitian ini yang akan diuji sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas audit:
a. Independensi Komite Audit
Komite Audit independen adalah anggota yang ada di luar emiten atau perusahaan publik. Variabel independen ini diproksikan melalui
proporsi Komite Audit independen. Proporsi Komite Audit independen diukur dari prosentase jumlah anggota Komite Audit independen
dengan jumlah anggota Komite Audit, seperti dalam penelitian Said
et,al. 2009.
AUINDP = Jumlah Komite Audit Independen
Total Komite Audit
b. Keahlian Komite Audit
Keahlian Komite Audit diproksikan dengan latar belakang pendidikan Komite Audit yang dapat dilihat dari pendidikan bisnis yang ditempuh
oleh masing-masing anggota Komite Audit. Anggota Komite Audit yang berlatar belakang bisnis dan ekonomi kemudian ditotal. Total
latar belakang pendidikan Komite Audit dapat dilihat di annual report perusahaan pada bagian profil direksi, seperti dalam penelitian Risty
dan Sany, 2015. AUEXCT =
Jumlah Komite Audit Berpengalaman Bidang Akuntansi atau Keuangan
Total Komite Audit
66
c. Frekuensi Rapat Komite Audit
Komite Audit diproksikan dengan jumlah rapat antara anggota Komite Audit pada suatu perusahaan dalam periode 1 tahun. Jumlah rapat
antara anggota Komite Audit akan mencerminkan keefektifan dalam komunikasi dan koordinasi antara anggota Komite Audit untuk
mewujudkan Good Corporate Governance, seperti dalam penelitian
Yunita Prastiwi, 2011
AUMEET = Jumlah Rapat Komite Audit dalam Satu Tahun
d. Jumlah Anggota Komite Audit
Jumlah Komite Audit diproksikan dengan jumlah anggota Komite Audit pada suatu perusahaan dalam periode 1 tahun, seperti dalam
penelitian Yunita Prastiwi, 2011
AUSIZE = Jumlah Seluruh Komite Audit
e. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai
pemegang saham. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Return On Asset ROA Dewa Sancahya , 2010.
ROA = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva
67
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
No. Variabel
Indikator Skala
1 Independensi
Komite Audit X
1
Said et. al., 2009
AUINDP =
Jumlah Komite Audit Independen
Rasio
Total Komite Audit
2 Keahlian
Komite Audit X
2
Risty dan Sany, 2015
AUEXCT =
Jumlah Komite Audit Berpengalaman Bidang Akuntansi atau Keuangan
Rasio
Total Komite Audit
3 Frekuensi
Rapat Komite Audit X
3
Yunita Prastiwi, 2011
AUMEET =
Jumlah Rapat Komite Audit dalam Satu Tahun
Rasio
4 Jumlah anggota
Komite Audit X
4
Yunita Prastiwi, 2011
AUSIZE =
Jumlah Seluruh Komite Audit
Rasio
5 Profitabilitas
X
5
Dewa Sancahya ,
2010:. ROA =
Laba Bersih Setelah Pajak
Rasio
Total Aktiva
Sumber: Diolah dari beberapa penelitian sebelumnya.
68
4BAB IV ANLISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan auditan emiten yang menerbitkan
sustainability report. Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014 yang diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat website www.idx.co.id. Selain itu data yang digunakan dalam
penelitian ini juga bersumber dari sustainability report yang diperoleh dari situs resmi perusahaan.
Perusahaan yang menerbitkan sustainability report masih terbilang sangat sedikit sekali. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
menerbitkan sustainability report hanya terdapat 11 perusahaan saja. Sampel yang digunakan di penelitian ini dipilih secara purposive sampling yaitu
penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Berikut Tabel 4.1 menyajikan perolehan sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan sesuai dengan
kebutuhan penelitian.
69
Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian
No. Kriteria
Jumlah Perusahaan
1. Perusahaan yang terdaftar secara konsisten di Bursa
Efek Indonesia selama periode pengamatan 5 tahun berturut-turut, yakni dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014
445 2.
Perusahaan yang
secara tidak
konsisten menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit
dan sustainability
report selama
periode pengamatan 5 tahun berturut-turut, yakni dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2014 430
3. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan
keuangan bukan dalam mata uang rupiah mata uang asing
2 4.
Perusahaan yang mengalami kerugian selama periode pengamatan 5 tahun berturut-turut, yakni
dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. 2
Perusahaan yang menjadi sampel 11
Jumlah perusahaan yang menjadi sampel 2010-2014 55
Berdasarkan Tabel di atas maka dapat dilihat bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 11 perusahaan dengan total 55
sampel selama lima tahun pengamatan. Sampel tersebut dipilih karena telah memenuhi kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis
penelitian.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian