46
sehingga diharapkan dapat mendukung peningkatan pengungkapan informasi sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Risty dan Sanny 2015 yang menemukan bahwa frekuensi rapat Komite Audit berpengaruh terhadap
penggungkapan CSR dalam sustainability report. Hasil penelitian Risty dan Sanny 2015 membantah penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Yunita Prastiwi 2011, Nair, A., Ilham, E., Utara 2014 yang menemukan bahwa frekuensi rapat Komite Audit tidak berpengaruh
terhadap penggungkapan CSR dalam sustainability report. Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis
penelitian dinyatakan sebagai berikut: H
a
3
: Frekuensi rapat Komite Audit berpengaruh terhadap pengungkapan CSR dalam Sustainability Report.
4. Pengaruh Jumlah Anggota Komite Audit Terhadap Pengungkapan
CSR dalam Sustainability Report
Komite Audit merupakan komite yang bertugas membantu Dewan Komisaris
dalam melakukan
pengawasan terhadap
manajemen. Berdasarkan keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-29PM2004 dalam
peraturan Nomor IX.I.5 disebutkan bahwa Komite Audit yang dimiliki oleh perusahaan minimal terdiri dari tiga orang di mana sekurang-
kurangnya satu orang berasal dari anggota komisaris independen dan dua orang lainnya berasal dari luar emiten atau perusahaan publik.
47
Komite Audit merupakan alat yang efektif untuk melakukan mekanisme pengawasan, sehingga dapat mengurangi biaya agensi dan
meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan Foker, 1992 dalam Said et.al, 2009. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Li, Pike, Haniffa,
2008 dalam Risty dan Sanny 2015 menemukan bahwa jumlah anggota Komite Audit berpengaruh terhadap penggungkapan CSR dalam
sustainability report. Dengan demikian, dengan ukuran Komite Audit yang semakin besar diharapkan pengawasan yang dilakukan akan semakin baik
dan dapat meningkatkan pengungkapan informasi sosial yang dilakukan oleh perusahaan.
Disisi lain, hasil penelitian yang dilakukan oleh Utari 2014, Risty Sany, 2015 dan Djuitaningsih Marsyah, 2012 menemukan
bahwa jumlah anggota Komite Audit tidak berpengaruh terhadap penggungkapan CSR dalam sustainability report.
Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut:
H
a
4
: Jumlah anggota Komite Audit berpengaruh terhadap pengungkapan CSR dalam Sustainability Report.
5. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan CSR dalam
Sustainability Report.
Pertumbuhan aktivitas pelaporan sustainability terus meningkat, begitu pula dengan pengungkapan CSR pada perusahaan-perusahaan
global. Menurut Holder-Webb dalam Dilling 2009, hal ini disebabkan
48
semakin meningkatnya ketertarikan para investor dan stakeholder pada isu CSR.
Pengungkapan sustainability
report merupakan
bentuk pengungkapan aktivitas sosial lingkungan yang disajikan secara terpisah
dari annual report. Jumlah perusahaan yang membuat sustainability report di
Indonesia masih sedikit, hal ini disebabkan oleh kecenderungan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang melakukan pengungkapan
aktivitas sosial lingkungannya melalui program CSR dalam annual report. Isi yang terdapat dalam Sustainability Report sebagian besar cenderung
identik dengan isi program CSR yang dimuat dalam annual report, yakni seputar praktik sosial dan lingkungan perusahaan. Namun, kelengkapan
pengungkapan informasi yang disampaikan melalui sustainability report akan lebih terperinci dan lebih banyak menyediakan informasi pendukung.
Hal ini disebabkan oleh bentuk sustainability report sebagai suatu laporan yang berdiri sendiri. Pengungkapan sustainability report dilakukan,
sebagai salah satu bentuk usaha mewujudkan akuntabilitas perusahaan kepada para stakeholder.
Perusahaan yang memiliki kemampuan kinerja keuangan yang baik, umumnya akan berupaya untuk melakukan pengungkapan yang lebih
luas. Luasnya pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan adalah upaya untuk memperoleh dukungan dan mencari simpati para stakeholder.
Perusahaan dengan kinerja yang tinggi akan meningkatkan nilai
49
perusahaan dalam proses pembentukan image yang sangat berpengaruh untuk mendapat kepercayaan dari para stakeholder.
Kinerja perusahaan yang baik, dapat dicerminkan melalui tingkat profitabilitas yang akan diperoleh dari waktu ke waktu. Laraswita 2010
menemukan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan. Selain itu penelitian yang
dilakukan oleh Fitriani 2001 dalam Laraswita 2010 juga menyatakan bahwa variabel net profit margin berhubungan positif dengan kelengkapan
pengungkapan. Robert 1992 dalam Rismanda 2003 menemukan hubungan positif antara laba dengan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Pada penelitian Nelling dan Webb 2006 dalam Dewa Sancahya
2010 yang mengukur CSR menggunakan CSR Performance Measure by KLD Index menemukan bahwa hubungan antara CSR dengan kinerja
keuangan adalah lebih lemah dari yang diperkirakan. Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara CSR Score dan ROA. Hasil penelitian
Tsoutsoura 2004 dalam Dewa Sancahya 2010 mengindikasikan bahwa hubungan CSR dengan kinerja keuangan yang dilihat dari rasio
profitabilitas ROA, ROE, dan ROS adalah positif dan signifikan secara statistik. Artinya bahwa ada asosiasi positif antara CSR dan profitabilitas.
Ada hubungan positif antara CSR dengan ketiga ukutan –ukuran kinerja
keuangan tersebut ROA ROE ROS.
50
Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut:
H
a
5
: Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR dalam Sustainability Report.
C. Penelitian Sebelumnya