ada yang berubah menurut waktu dan ada pendugaan ke masa depan; dan 3 probabilistik, yaitu diperlukan fungsi peluang dalam inferensi kesimpulan maupun
rekomendasi Eriyatno, 1999. Selanjutnya Eriyatno 1999 menyatakan bahwa model dapat dikategorikan
menurut jenis, dimensi, fungsi, tujuan pokok kajian, atau derajat keabstrakannya. Pada dasarnya jenis model dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Iconic model model fisik, merupakan perwakilan fisik dari beberapa hal baik
dalam bentuk ideal maupun dalam skala yang berbeda. 2.
Analogy model model diagramatik, menyajikan transformasi sifat menjadi analoginya kemudian mengetengahkan karakteristik dari kejadian yang dikaji.
Model ini bersifat sederhana namun efektif dalam menggambarkan situasi yang khas.
3. Symbolic model model matematik, menyajikan format dalam bentuk angka,
simbol, dan rumus. Pada dasarnya ilmu sistem lebih terpusat pada penggunaan model simbolik dengan jenis yang umum dipakai adalah persamaan matematik
equation. Analisis sistem dinamik dilakukan melalui dua tahap, yaitu pembuatan diagram
simpal kausal dan diagram alir. Diagram simpal kausal menunjukkan hubungan antar variabel dalam proses sistem yang dikaji. Prinsip dasar pembuatannya adalah suatu
proses sebagai sebab yang akan menghasilkan keadaan, atau sebaliknya suatu keadaan sebagai sebab akan menghasilkan proses sedangkan diagram alir dibuat berdasarkan
persamaan model dinamik yang mencakup variabel keadaan level, aliran rate, auxiliary
, dan konstanta constant. Variabel tersebut berupa lambang-lambang yang digunakan dalam pembuatan model dengan menggunakan piranti lunak software. Pada
pelaksanaan metode pendekatan sistem diperlukan tahapan kerja yang sistematis. Tahapan analisis sistem dapat dilihat pada Gambar 2.
No
Sumber: Eriyatno, 1999 Gambar 2. Tahapan analisis sistem
Gambar 2 menunjukkan prosedur analisis sistem meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: analisis kebutuhan, formulasi permasalahan, identifikasi sistem,
pemodelan sistem, verifikasi model, dan implementasi.
2.7 Analisis Kebijakan
Otonomi daerah sebagaimana diisyaratkan dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang mengatur tentang kewenangan mengatur
daerah dengan batasan pengelolaan wilayah laut propinsi dalam batasan 12 mil laut yang diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan atau ke arah perairan kepulauan,
pemerintah kabupatenkota tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, pada prinsipnya pembagian alokasi pendapatan antara pemerintah pusat dan
daerah berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam termasuk sumberdaya laut dan pesisir.
Daerah yang memiliki potensi sumberdaya yang besar terutama pesisir dan kelautan seharusnya memiliki kesempatan dalam memanfaatkan seoptimal mungkin
Mulai
Analisis Kebutuhan
Formulasi Permasalahan
Identifikasi Sistem
A B
A
Pemodelan Sistem
Memuaskan
Implementasi Y
Memuaskan
Selesai Y
N
potensi tersebut untuk pembangunan. Permasalahan utama yang dihadapi jika kebijakan pembangunan yang lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi adalah akan
berdampak pada timbulnya efek negatif terhadap kondisi ekologi maupun ekonomi yang berakibat pada gejolak sosial. Kebijakan kelautan ocean policy adalah kebijakan
yang dibuat oleh policy makers dalam mendayagunakan sumberdaya kelautan secara bijaksana untuk kepentingan publik dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat social welfare Kusumastanto, 2006. Oleh karena itu, kebijakan yang dibuat
dalam pemanfaatan
sumberdaya kelautan
dan perikanan
harus mempertimbangkan berbagai aspek antara lain aspek ekologi, sosial dan ekonomi,
sehingga dapat bermanfaat secara optimal. Pemanfaatan sumberdaya yang optimal disatu sisi dapat menyokong pembangunan ekonomi dan disisi lain bisa dimanfaatkan
secara berkelanjutan sustainable sehingga akan mencapai kesejahteraan. Analisis kebijakan dilakukan dengan proses hierarki analitik Analytical Hierachy
Process -AHP dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of
Business pada tahun 1970-an untuk mengorganisir informasi dan pendapat ahli
judgment dalam memilih alternatif yang paling disukai Marimin dan Maghfiroh, 2010. Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan akan diselesaikan dalam suatu
kerangka pemikiran yang terorganisir, sehingga dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Persoalan yang kompleks dapat
disederhanakan dan dipercepat proses pengambilan keputusannya. Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak
terstruktur, strategik, dan dinamik menjadi sebuah bagian-bagian dan tertata dalam suatu hierarki. Tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik, secara subjektif
tentang arti penting variabel tersebut dan secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan
variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut.
2.8 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan erat dengan penelitian ini adalah:
1. Barbier dan Strand 1998 melakukan penelitian tentang penilaian keterkaitan
perikanan dengan mangrove: sebuah studi di Campeche, Mexico. Produktifitas