Dimensi Ekologi ANALISIS KEBERLANJUTAN EKOSISTEM MANGROVE

8. Produktivitas Marjinal dari mangrove area MP M Produktivitas marjinal dari mangrove area MP M diperoleh dari analisis ekonomi keterkaitan hutan mangrove terhadap udang di area mangrove. Sehingga skor untuk atribut ini adalah 3 artinya nilai MP M nya tinggi dan berkelanjutan. Pemberian skor untuk dimensi ekonomi berdasarkan modus yang diperoleh setelah wawancara dengan key person, dapat di lihat pada Lampiran 10. Nilai skor setiap atribut pada dimensi ekonomi dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33. Nilai skor setiap atribut pada dimensi keberlanjutan ekonomi untuk ekosistem mangrove di Desa Pabean Udik No Dimensi dan Indikator Skor Baik Buruk Keterangan 1 Pemanfaatan mangrove oleh masyarakat 3 3 1 Nilai Modus 2 Rencana pengelolaan hutan mangrove 3 3 1 Nilai Modus 3 Keuntungan dari pemanfaatan ekosistem mangrove 3 3 1 Nilai Modus 4 Zonasi pemanfaatan lahan mangrove 2 3 1 Nilai Modus dan Data Sekunder 5 Pendapatan Masyarakat dari pemanfaatan ekosistem mangrove 3 3 1 Nilai Modus 6 Hasil inventarisasi pemanfaatan hutan mangrove 2 3 1 Nilai Modus 7 Peran mangrove terhadap pembangunan wilayah 2 3 1 Nilai modus 8 Marjinal produktivitas dari area mangrove MP M 3 3 1 Analisis keterkaitan ekosistem mangrove dengan udang Tabel 33 merupakan skor yang menunjukkan realita di lapang untuk dimensi ekonomi. Berdasarkan Tabel 33 terlihat bahwa atribut dimensi ekonomi yang memiliki skor 3 adalah pemanfaatan mangrove oleh masyarakat, rencana pengelolaan ekosistem mangrove, keuntungan dari pemanfaatan ekosistem mangrove, pendapatan masyarakat dari pemanfaatan ekosistem mangrove, dan marjinal produktivitas dari area mangrove MP M , sedangkan atribut yang memiliki skor 2 terdiri dari zonasi pemanfaatan lahan mangrove, hasil inventarisasi pemanfaatan ekosistem mangrove, dan peran mangrove terhadap pembangunan wilayah. Nilai status keberlanjutan dimensi ekonomi dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Status keberlanjutan dimensi ekonomi pada ekosistem mangrove Gambar 13 menunjukkan nilai skor dari dimensi ekonomi untuk ekosistem mangrove yang dianalisis menggunakan alat analisis Rap-Mforest. Hasil yang diperoleh dengan metode MDS akan menunjukkan nilai indeks keberlanjutan ekosistem mangrove dari dimensi ekonomi. Berdasarkan Gambar 13 nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi ekologi adalah 51,168 termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan. Nilai statistik yang diperoleh dengan metode MDS dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 34. Nilai statistik yang diperoleh dari hasil analisis rap-m forest pada dimensi ekonomi No Atribut Statistik Nilai Statistik Persentase 1 Stress 0,1439 14,39 2 R 2 0,9494 94,94 Sumber: Hasil Analisis Data, 2014 Tabel 34 menunjukkan nilai stress sebesar 14,39 . Nilai stress yang didapat sudah memenuhi kondisi fit atau hasil analisis yang didapat cukup baik karena S25 . Nilai selang kepercayaan yang diperoleh pada penelitian ini adalah 94,94 yang artinya model dengan menggunakan peubah-peubah saat ini sudah menjelaskan 94,94 dari model yang ada. Nilai leverage analysis pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 14. Pada dimensi ekonomi tidak ada atribut yang sensitif. Gambar 14. Analisis sensitivitas atribut pada dimensi ekonomi Berdasarkan Gambar 14 terlihat bahwa nilai atribut tidak ada yang melebihi delapan, maka disimpulkan atribut dimensi ekonomi tidak ada yang dominan mempengaruhi keberlanjutan ekosistem mangrove dari dimensi ekonomi. Hasil analisis Monte Carlo untuk ekosistem mangrove pada dimensi ekonomi dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Hasil analisis Monte Carlo untuk ekosistem mangrove pada dimensi ekonomi Gambar 15 menunjukkan bahwa kondisi ekonomi ekosistem mangrove banyak mengalami gangguan perturbation yang ditunjukkan oleh plot biru yang menyebar.

8.3 Dimensi Sosial

Dimensi sosial memiliki keterkaitan yang erat terhadap keberlanjutan ekosistem mangrove. Masyarakat Desa Pabean Udik memiliki kehidupan sosial yang beragam karena masyarakat yang tinggal di Desa Pabean Udik berasal dari berbagai suku dan etnis, tetapi yang lebih dominan adalah suku Jawa. Dengan kemajemukan tersebut maka terjadi berbagai interaksi sosial dalam pemanfaatan ekosistem mangrove untuk keberlanjutan hidup masyarakat. Oleh karena itu penting untuk mengetahui atribut apa saja yang berpengaruh terhadap keberlanjutan dimensi sosial. Atribut yang akan dianalisis pada dimensi sosial adalah: 1. Kebijakan dan perencanaan pengelolaan hutan mangrove Kebijakan dan perencanaan hutan mangrove di Pabean Udik ada dan dilaksanakan, namun kebijakan tersebut tidak terlaksana dengan baik karena tidak sesuai dengan kesepakatan masyarakat. Kebijakan pemerintah yang ada sering kali merugikan masyarakat, informasi ini diperoleh dari Kelompok Tani Jaka Kencana. Skor untuk atribut ini adalah 1. 2. Koordinasi antar lembaga Koordinasi antara lembaga sudah ada dan dilaksanakan. Koordinasi berjalan dengan sangat baik karena didukung oleh Kelompok Tani Jaka Kencana. Kelompok Tani Jaka Kencana yang memfasilitasi koordinasi antara lembaga. Skor untuk atribut ini adalah tiga artinya koordinasi antar lembaga ada dan dilaksanakan. 3. Akses masyarakat lokal terhadap hutan mangrove Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat bahwa akses masyarakat lokal terhadap hutan mangrove sudah tinggi, ini terlihat dari masyarakat membuka areal mangrove untuk tambak, sebagian ada masyarakat yang mencari kerang dan udang disekitar areal mangrove, dan semenjak tahun 2009 masyarakat memanfaatkan buah mangrove untuk membuat sirop, obat dan makanan dari mangrove. Skor yang diberikan berdasarkan nilai modus adalah 1. Artinya akses masyarakat lokal terhadap hutan mangrove tinggi. 4. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sumberdaya hutan mangrove Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sumberdaya hutan mangrove dalam kondisi sedang karena masyarakat berorientasi pencapaian ekonomi tanpa mengindahkan aspek ekologi, yang penting kebutuhan ekonomi masyarakat terpenuhi. Walaupun, pandangan seperti itu sudah mulai berkurang semenjak adanya pemberdayaan perempuan yang dibuat oleh Kelompok Tani Jaka Kencana, yaitu memberdayakan para perempuan untuk membuat produk dari mangrove. skor untuk atribut ini adalah 2. 5. Tingkat pendidikan masyarakat Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat masih rendah dan sebagian besar tamat sekolah dasar. Berdasarkan data wawancara bahwa ada sebagian masyarakat yang buta huruf terutama umur enam puluh lima ke atas. Skor untuk atribut ini 1 artinya dibawah rata-rata nasional. 6. Kerusakan sumberdaya hutan oleh masyarakat Kerusakan ekosistem mangrove disebabkan oleh manusia sehingga terjadi sedimensi dan abrasi. Skor untuk atribut ini adalah 1. 7. Pola hubungan antar stakeholder Pola hubungan antar stakeholder sudah saling menguntungkan, yaitu antara Dinas Kehutanan, KKP dan LSM serta Kelompok Tani Jaka Kencana. Banyak tindakan dan kinerja dari masing-masing stakeholder belum memuaskan masyarakat. Skor untuk atribut ini adalah dua. 8. Pengetahuan masyarakat tentang hutan mangrove Pengetahuan masyarakat tentang hutan mangrove masih sedang dan banyak masyarakat yang belum memahami arti penting mangrove secara ekologi. Sehingga, keinginan untuk menjaga mangrove masih kurang. Skor untuk atribut ini adalah dua. 9. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove Peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove dalam kondisi sedang, pengelolaan ini sudah dirintis dan diwadahi oleh Kelompok Tani Jaka Kencana. Skor untuk atribut ini adalah dua. Pemberian skor untuk dimensi sosial berdasarkan modus yang diperoleh setelah wawancara dengan key person, dapat di lihat pada Lampiran 11. Nilai skor setiap atribut dapat di lihat pada Tabel 35. Tabel 35. Nilai skor setiap atribut pada dimensi keberlanjutan sosial untuk ekosistem mangrove di Desa Pabean Udik No Dimensi dan Indikator Skor Baik Buruk Keterangan 1 Kebijakan dan perencanaan pengelolaan hutan mangrove 1 3 1 Nilai Modus 2 Koordinasi antar lembaga 3 3 1 Nilai Modus 3 Akses masyarakat lokal terhadap hutan mangrove 3 2 1 Nilai Modus 4 Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sumberdaya hutan mangrove 2 3 1 Nilai Modus 5 Tingkat pendidikan masyarakat 1 3 1 Nilai Modus 6 Kerusakan sumberdaya hutan oleh masyarakat 1 2 1 Nilai Modus 7 Pola hubungan antar stakeholder 2 2 1 Nilai modus 8 Pengetahuan masyarakat tentang hutan mangrove 2 3 1 Nilai modus 9 Peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove 2 3 1 Nilai modus Tabel 35 merupakan skor yang menunjukkan realita di lapang untuk dimensi sosial. Berdasarkan Tabel 35 terlihat bahwa atribut dimensi sosial yang memiliki skor 3 adalah koordinasi antar lembaga, akses masyarakat lokal terhadap ekosistem mangrove. atribut yang memiliki skor 2 adalah kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sumberdaya hutan mangrove, pola hubungan antar stakeholder, pengetahuan masyarakat tentang hutan mangrove, dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove. Atribut yang memiliki skor 1 terdiri dari kebijakan dan perencanaan pengelolaan hutan mangrove, tingkat pendidikan masyarakat, dan kerusakan sumberdaya hutan oleh masyarakat. Nilai skor dari dimensi sosial untuk ekosistem mangrove kemudian di analisis menggunakan alat analisis Rap-Mforest. Hasil yang diperoleh dengan metode MDS akan menunjukkan nilai indeks keberlanjutan ekosistem mangrove dari dimensi sosial, dapat dilihat pada Gambar 16.