KERANGKA PEMIKIRAN Analisis Ekonomi Dan Kebijakan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berkelanjutan Di Desa Pabean Udik, Kabupaten Indramayu

HK = Harga karbon rupiah, FAO, 2012 yaitu 6.1 per ton LH = Luas hutan mangrove ha Jumlah karbon yang terkandung di dalam ekosistem mangrove menggunakan hasil penelitian Suprayogi 2012 di Propinsi Pantai Timur Kota Banda Aceh yaitu sebesar 46.67 ton per ha per tahun. Asumsi bahwa ekosistem mangrove di Desa Pabean Udik dan Pantai Timur Kota Banda Aceh diasumsikan memiliki kesamaan karakteristik. Kondisi mangrove pada tahun 2013 di Desa Pabean Mudik merupakan mangrove alami yang begitu juga ekosistem mangrove yang ada di Banda Aceh. Ekosistem mangrove di kedua tempat ini sudah mengalami kerusakan akibat dikonversi menjadi budidaya udang dan bandeng. Nilai total dari manfaat tidak langsung dapat dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: IUV = Indirect Use Value IUV 1 = Pemecah Gelombang IUV 2 = Tempat Pemijahan IUV 3 = Penyimpan Karbon c. Non Use Value Nilai non guna adalah nilai yang dirasakan oleh individu atau masyarakat terhadap SDAL yang independen terhadap pemanfaatan saat ini maupun mendatang Fauzi, 2014. Nilai biodiversity dihitung dengan metode benefit transfer. Nilai yang digunakan merupakan hasil penelitian Ruitenbeek tahun 1992 di Irian Jaya, yaitu US 15hatahun. Nilai biodiversity di Irian Jaya dilakukan tahun 1992, sehingga perlu dilakukan compound ke tahun 2013 dengan rumus sebagai berikut: V 2013 = V 1992 1 + i t .......................................................................................................7 Keterangan: V = Nilai biodiversity ekosistem mangrove Irian Jaya i = Tingkat suku bunga t = Banyaknya waktu tahun Nilai compound tersebut perlu disesuaikan karena daya beli dan harga-harga di Pabean Udik, Kabupaten Indramayu berbeda dengan di Irian Jaya, penyesuaian menggunakan pendekatan dengan mengalikan nilai biodiversity yang sudah di compound dikalikan dengan luas ekosistem mangrove dan dikalikan dengan proporsi UMK Indramayu dibagi UMK Irian Jaya. Rumus nilai biodiversity ekosistem mangrove Pabean Udik tahun 2013 adalah: 8 Keterangan: N = Nilai biodiversity ekosistem mangrove di Pabean Udik tahun 2013 V = Nilai biodiversity ekosistem mangrove Irian Jaya M = Luas ekosistem mangrove ha UMK = Upah Minimum Kota Rupiah Total Economic Value TEV diformulasikan sebagai berikut: TEV= DUV + IUV + NUV Keterangan : DUV = Direct Use Value IUV = Indirect Use Value NUV = Non Use Value

4.5.3 Analisis keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove

Dalam menggambarkan keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove di Desa Pabean Udik digunakan pendekatan Rap-Mforest untuk penilaian keberlanjutan sistem pengelolaan hutan mangrove, Pattimahu, 2010 yang terdiri dari tahapan sebagai berikut: 1. Tahap penentuan indikator-indikator ekosistem hutan mangrove secara berkelanjutan untuk masing-masing dimensi ekologi, ekonomi, dan sosial dan multidimensi. 2. Tahap penilaian setiap indikator dalam skala ordinal berdasarkan kriteria keberlanjutan untuk setiap faktor dan analisis ordinasi yang berbasis metode multidimensional scaling MDS. 3. Tahap penyusunan indeks dan status keberlanjutan pengelolaan hutan mangrove berkelanjutan di Desa Pabean Udik, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat. Kemudian dilanjutkan dengan skoring, yang didasarkan pada ketentuan yang sudah ditetapkan rapfish. Setelah itu, dilakukan MDS untuk menentukan posisi relatif dari perikanan terhadap ordinasi good dan bad. Untuk setiap indikator pada masing- masing dimensi diberikan skor yang mencerminkan kondisi keberlanjutan dari dimensi yang dikaji. Rentang skor ditentukan berdasarkan kriteria yang dapat ditemukan dari hasil pengamatan dan analisis data sekunder. Rentang skor berkisar antara 1-3, tergantung pada keadaan masing-masing indikator yang diartikan mulai dari buruk sampai baik. Nilai buruk mencerminkan kondisi paling tidak menguntungkan bagi pengelolaan ekosistem hutan mangrove berkelanjutan, sebaliknya nilai baik mencerminkan kondisi paling menguntungkan. Indikator-indikator dan skor yang akan digunakan untuk menilai kondisi keberlanjutan sistem pengelolaan hutan mangrove di Desa Pabean Udik diperoleh dari studi pustaka CIFOR dan LEI menyangkut sustainable forest management SFM, serta berdasarkan pengamatan di lapangan sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Indikator-indikator dan skor keberlanjutan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Indikator-indikator dan skor keberlanjutan ekosistem mangrove Dimensi dan Indikator Skor Baik Buruk Keterangan A Dimensi Ekologi 1 Perubahan keragaman habitat 1;2;3 3 1 1 Banyak; 2 Sedikit; 3 Tidak ada 2 Struktur Relung Komunitas 1;2;3 3 1 1 Banyak; 2 Sedikit Perubahan; 3 Tidak Menunjukkan Perubahan 3 Ukuran Populasi dan Struktur Demografi ekosistem mangrove 1;2;3 3 1 1Sangat Berubah; 2 Sedikit Berubah; 3 Tidak Berubah 4 Tingkat Keragaman Hutan Mangrove 1;2;3 3 1 1Tidak beragam; 2 Cukup Beragam; 3 Sangat Beragam 5 Perubahan Kualitas Air 1;2;3 3 1 1Banyak; 2 Sedikit; 3 Tidak Ada 6 Rantai Makanan dan Ekosistem 1;2;3 3 1 1 Banyak terkontaminasi; 2 Sedikit Terkontaminasi; 3 Tidak Terkontaminasi 7 Rehabilitasi Ekosistem Mangrove 1;2;3 3 1 1 Ada, 2 Sedang, 3 Banyak B Dimensi Ekonomi 1 Pemanfaatan Mangrove oleh masyarakat 1;2;3 3 1 1 Rendah; 2 Sedang; 3 Tinggi 2 Rencana Pengelolaan 1;2; 2 1 1 Tidak tersedia; 2