Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Tabel Klasifikasi Strategi Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal Lanjutan
Informan Strategi Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal
YE Verbal : Berbohong, mengatakan sudah putus hubungan
dengan pasangannya ternyata belum Nonverbal: Mata melotot dan suara yang meninggi saat
berbohong
AN Verbal : Berbohong, mengatakan hanya berteman,
Nonverbal: Mata melotot dan menaikkan alis, menggunakan penekanan nada suara yang kecil agar tidak
ketahuan berbohong.
Tabel 4.3 di atas menjelaskan informasi mengenai cara masing-masing informan berkomunikasi ketika berbohong pada orang tua. Dari tabel tersebut
dapat dilihat bahwa kelima informan lebih banyak menggunakan komunikasi nonverbal dibandingkan komunikasi verbal.
4.1.8. Klasifikasi Gambaran Kecemasan dan Cara Mengatasinya
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh peneliti dari kelima informan dapat diketahui bagaimana gambaran kecemasan yang dialami atau yang
dirasakan oleh kelima informan. Adapun gambaran kecemasan dan cara mengatasi kecemasan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Klasifikasi Gambaran Kecemasan dan Cara Mengatasinya Informan
Gambaran Kecemasan dan Cara Mengatasinya
DA Hati tidak tenang, jantung berdebar kencang.
Selalu berbohong dan cara mengatasi kecemasan itu selalu berfikir positif dan selalu dikuatkan melalui kata-kata
motivasi dari pacarnya
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Klasifikasi Gambaran Kecemasan dan Cara Mengatasinya Lanjutan
Informan Gambaran Kecemasan dan Cara Mengatasinya
CH Keringat dingin, telapak tangan dingin dan merasa bersalah
karena telah berbohong kepada orang tua. Cara mengatasi kecemasannya adalah
dengan cara selalu bersama dengan pasangan dan selalu mendengar kata-kata nya bahwa dia benar-benar sayang
kepada informan DN
Telapak tangan dingin, emosian, gelisah, tidak tenang, takut karena sering berbohong. Cara untuk mengatasi kecemasan
itu adalah dengan memotivasi diri sendiri bahwa semua akan baik-baik saja dan tidak akan ketahuan oleh orang tua.
YE Gelisah, jantung berdebaran tidak normal saat berbohong.
Cara mengatasi
kecemasannya adalah
dengan cara
menyiapkan taktik ataupun alasan-alasan untuk menjawab kecurigaan, sehingga hubungnnya tidak diketahui oleh orang
tua. AN
Keringatan, tidak tenang, ketakutan. Cara yang digunakan untuk mengatasi kecemasan itu adalah dengan cara tidak
terlalu jujur, contohnya jika ingin pergi keluar rumah, AN beralasan bahwa mau jalan bersama teman. AN memang
sebenarnya pergi bersama temannya tetapi pacarnya juga tetap ikut bersamanya.
Dari tabel di atas dapat dilihat bagaimana gambaran kecemasan dan bagaimana cara kelima informan mengatasi rasa cemas tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Pembahasan
Berdasarkan analisis hasil wawancara dan pengamatan peneliti dari informan pertama hingga informan kelima, maka peneliti membuat pembahasan
sesuai dengan tujuan penelitian sebagai berikut: Pacaran backstreet adalah pacaran yang dilakukan secara diam-diam atau
sembunyi-sembunyi Kenya 2005;1. Pacaran backstreet dapat terjadi pada semua anak remaja akhir dengan memandang faktor internal maupun eksternal individu
tersebut. Adapun yang menjadi faktor internal dari berpacaran backstreet tersebut: tersebut berada di dalam diri anak itu sendiri yang takut untuk mengungkapkan
atau jujur kepada orang tua ataupun orang lain. Seperti yang terjadi pada informan kelima yaitu informan AN yang tidak ingin jujur kepada orang tuanya bahwa ia
telah berpacaran dari awal ia sudah merasa takut untuk mengatakan hal yang sejujurnya kepada orangtuanya.
Dari kelima informan yang telah diteliti oleh peneliti, tidak ada satu pun dari informan yang berani untuk berkata jujur kepada orang tua jika mereka telah
berpacaran. Berdasarkan faktor eksternal, berpacaran backstreet dapat terjadi akibat lingkungan dalam keluarga maupun lingkungan luar keluarga. Dari hasil
analisis peneliti, faktor eksternal yang mempengaruhi kelima informan tersebut untuk menjalankan hubungan backstreet adalah dikarenakan orang tua yang
melarang semua anaknya untuk berpacaran. Karena alasan tertentu seperti: beda Suku, beda agama, atau karena larangan yang belum boleh berpacaran seperti
yang dialami informan AN Pacaran backstreet tentunya tidak terjadi atas kemauan sendiri. Kondisi
tersebut terjadi tentunya atas kesepakatan antara kedua individu yang menjalankan pacaran backstreet tersebut. Mereka memilih untuk berpacaran backsteet karena
mereka ingin tetap mempertahankan hubungan pacaran mereka. Peneliti melakukan pembahasan yang dikaitkan dengan tujuan dalam
penelitian ini, yaitu untuk mengetahui untuk mengetahui alasan berpacaran backstreet, untuk mengetahui strategi komunikasi verbal dan nonverbal yang
mereka gunakan dalam menjalani hubungan backstreet. Untuk mengetahui