Universitas Sumatera Utara
dengan cara tetap berfikir secara positif namun lebih berhati-hati lagi dan jangan sampai diketahui oleh orang tuanya.
Konflik yang dihadapi oleh informan AN yang merupakan informan terakhir dalam penelitian ini adalah dengan orang tuanya. AN berkonflik dengan
orang tuanya saat ketahuan sedang berjalan dengan pasangannya. Orang tua AN mengganggap bahwa pacar AN adalah laki-laki yang tidak baik dan menganggap
bahwa AD pasangannya hanya memanfaatkan AN saja. Saat itu AN ingin sekali marah kepada orang tuanya, namun informan hanya diam dan mendengarkan
ceramah orang tuanya. Ini lah cara AN untuk menghindari konflik terhadap orang tua AN.
Dari kasus backstreet yang dialami oleh kelima informan peneliti dapat melihat asumsi dasar Teori Dialektika Hubungan Relational Dialectics Theory
yaitu kontradiksi merupakan fakta fundamental mendasar dalam berhubungan yang berarti menekankan kontradiksi atau ketegangan yang terjadi antara dua hal
yang berlawanan tidak pernah hilang ataupun tidak pernah berhenti menciptakan ketegangan. Manusia mengelola ketegangan dan oposisi dengan cara yang
berbeda, tetapi hal ini selalu ada dalam hidup berhubungan. Kontradiksi tersebut juga merujuk pada oposisi dua elemen yang bertentangan. Sama halnya ketika
pelaku backstreet yang ingin berkata jujur mengenai hubungannya kepada orang tuanya namun tidak ia menyatakan dikarenakan ia tidak ingin merusak hubungan
antara anak dan orang tuanya. Disinilah seharusnya peran komunikasi berperan penting untuk mengelola dan menegosiasikan kontradiksi dalam hubungan
namun, para pelaku backstreet lebih memilih untuk tidak mengkomunikasikannya kepada orang tua dan lebih memilih untuk memendam perasaanya sendiri.
4.2.2. Alasan Berpacara Backstreet
Berdasarkan hasil analisis yang peneliti dapatkan, alasan kelima informan menjalani backstreet secara garis besar yaitu dua dari kelima informan
menjalani pacaran backstreet karena orang tua yang tidak menyetujui dan melarang berpacaran beda agama sedangkan satu informan lain di karenakan
orang tua yang melarang anaknya berpacaran karena menuruti perintah agama
Universitas Sumatera Utara
yang melarang untuk berpacaran. Satu informan lain karena dilarang berpacaran karena beda suku dan satu informan terakhir karena orang tua yang tidak
menyukai penampilan pasangan anaknya serta lebih memilih pasangan anak sebelumnya dari pada pasangan anaknya yang sekarang.
Keputusan untuk menjalankan pacaran backstreet tentunya sudah dipikirkan oleh kedua pasangan backstreet. Mengingat rasa sayang dan rasa
kecocokan antara satu dengan yang lain, membuat mereka tidak memiliki jalan keluar selain memilih pacaran backstreet pacaran secara diam-diam di belakang
orang tua. Mereka yang tidak ingin mengakhiri hubungan dan lebih memilih untuk mempertahankannya, maka mereka memilih untuk menjalankan pacaran
backstreet. Dukungan satu dengan yang lain antara pasangan backstreet sangat berarti untuk mempertahankan hubungan pacaran backstreet tersebut.
Seperti yang dialami informan CH dan DN yang memilih untuk berpacaran backstreet dibelakang orang tuanya karena dilarang berpacaran dengan
yang berbeda agama. Sedangkan kedua informan merasa telah cocok dan merasa nyaman dengan hubungan yang sedang mereka jalani saat ini meski dengan
pasangan masing-masing mereka mengetahui bahwa keluarga mereka tidak bisa menerima perbedaan agama tersebut.
Setiap orang tentu akan melakukan komunikasi. Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang akan bertahan hidup tanpa adanya komunikasi.
Komunikasi merupakan penyampaian pesan yang memandang sejumlah pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan berbagai
macam lambang-lambang. Penyampaian pesan tersebut merupakan suatu proses komunikasi.Komunikasi adalah suatu proses pemindahan pengertian dalam
bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa strategi komunikasi
merupakan suatu bentuk perencanaan suatu managemen dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi komunikasi yang dimaksud diharapkan dapat menjadi
peta jalan dalam melaksanakan suatu perncanaan yang telah dibuat sebelumnya. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa berhasil tidaknya suatu kegiatan ataupun
proses komunikasi ditentukan oleh strategi komunikasi itu sendiri. Hal ini dapat
Universitas Sumatera Utara
diartikan sebagai sebuah kecermatan dalam mengupayakan menyembunyikan hubungan pacaran backstreet yang dilakukan pasangan yang menjalankan pacaran
backstreet. Para pasangan backstreet tersebut tentunya menggunakan strategi komunikasi agar pacaran backstreet yang mereka jalankan tidak diketahui oleh
orang tua mereka. Adapun strategi yang digunakan kelima informan tersebut adalah dengan
berbohong. Informan berbohong untuk menutup-nutupi hubungan backstreet yang sedang mereka jalani. Berbohong dilakukan pada saat memberikan alasan untuk
keluar, alasan pulang terlambat dan alasan ketika orangtua mulai curiga dengan hubungan mereka. Contohnya seperti informan DA yang berbohong dan
mengatakan telah putus dengan pacaranya BN kepada orang tuanya serta cara yang ia gunakan untuk bertemu dengan pasangannya seperti saat pasangannya
ingin menjemput ataupun mengantar informan DA ke rumah. Contoh lainnya adalah informan CH yang berbohong kepada orang tuanya dan mengatakan
bahwa mereka hanya berteman dengan pasangannya TM. Sama halnya dengan informan DN yang berpura-pura dekat dengan pasangannya yang merupakan
teman abangnya dan mengaku kedekatan mereka hanya sebatas adik dan teman abangnya. Dan informan YE yang berpura-pura masih pacaran dengan mantannya
dan mengatakan telah putus dengan pacarnya yang sekarang serta informan AN yang mengatakan bahwa belum berpacaran dengan siapapun sampai dewasa ini.
Apapun kebohongan yang dilakukan kelima informan tersebut bertujuan untuk tidak menyakiti hati orang tua mereka masing-masing dan menghindari konflik
yang akan terjadi. Dalam ilmu komunikasi menurut Buller dan Burgoon pada tahun 1996
Communication Capstone, 2001 , berbohong mempunyai teori tersendiri yang membahasnya, yaitu “Interpersonal Deception Theory” atau Teori Penipuan Antar
Individu. “Interpersonal Deception Theory” itu sendiri dikemukakan untuk
berbagai alasan, biasanya teori ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana orang menghindari tindakan menyakiti orang lain dengan cara berbohong teori tersebut
juga bisa menjelaskan bagaimana cara orang lain berbohong untuk menyerang orang lain, berpura
– pura empati, menghindari masuk kedalam konflik, dan
Universitas Sumatera Utara
masih banyak lagi kebiasaan seseorang yang ada kaitannya dengan memanipulasi pernyataan mereka dengan kebohongan dijelaskan oleh teori “Interpersonal
Deception” ini. Teori interpersonal deception membahas kebohongan melalui
lensa teoretis komunikasi interpersonal. Pada dasarnya, ia menganggap kebohongan sebagai suatu proses interaktif antara pengirim dan penerima.
Alasan orang tua DA melarang anaknya DA untuk berpacaran dengan berbeda suku maksudnya adalah orang tuanya tidak menyukai perbedaan suku
karena akan sulit nantinya jika anaknya menikah dengan orang yang berbeda suku akan sulit untuk menyatukan pesta adat ataupun tradisi di kedua suku tersebut.
Untuk menghindari hal itu, orang tua informan DA memilih untuk melarang semua anaknya untuk berpacaran dengan yang berbeda suku. Hal ini juga telah
diketahui DA sendiri, namun DA tetap memilih untuk tetap melanjutkan hingga jenjang berikutnya yaitu pernikahan, sehingga DA tetap menjalani hubungannya
dengan BN. Alasan orang tua CH melarang anaknya berpacaran dengan orang yang berbeda agama adalah karena CH berasal dari keluarga yang membenci
adanya perbedaan agama meskipun ibu informan CH dahulunya adalah seorang mualaf, ayahnya tetap tidak memperbolehkan anaknya untuk berpacaran dengan
seseorang yang berbeda agama karena ayahnya takut anak-anaknya melakukan hal yang sama seperti ibunya.
Ibu informan CH tidak ingin jika anaknya atau pasangannya mempermainkan agama dengan alasan cinta. Karena bagi ibunya agama itu suci,
ibunya juga telah menikah dengan ayah informan CH setelah ia menjadi seorang mualaf sama halnya dengan alasan orang tua informan DN yang melarang
anaknya berpacaran dengan orang yang berbeda agama adalah karena mereka takut anaknya akan dibawa untuk berpindah agama jika kelak ia menikah dengan
orang yang berbeda agama. Menurut ibunya anaknya adalah seorang perempuan pastinya setelah menikah akan ikut dengan suami mau tidak mau pasti juga akan
mengikuti keyakinan yang dipeluk suaminya juga. Ayah informan yang merupakan salah satu pemuka agama didaerahnya juga tidak menginginkan anak-
anaknya untuk berpindah agama dan mempermalukan namanya.
Universitas Sumatera Utara
Alasan orang tua informan YE melarang anaknya untuk berpacaran selain dengan OW adalah karena menurut ibunya OW sudah sangat dekat dengan ibu
YE dan ibunya telah mengangap OW seperti anak kandungnya sendiri. Kedekatan antara kedua keluarga mereka juga sudah sangat dekat dan menurut ibu YE, OW
sudah sangat cocok untuk dijadikan pasangan YE. Karena bagi ibu informan YE, mantan anaknya tersebut merupakan laki-laki yang bertanggung jawab dan bisa
melindungi anaknya kelak. Berbeda dengan pacar anaknya yang sekarang, menurut ibu YE dari penampilan luar saja sudah tidak baik apa lagi hatinya.
Alasan orang tua informan terakhir melarang AN untuk berpacaran adalah karena menurut agama yang ia peluk disarankan untuk tidak berpacaran tetapi
langsung menikah oleh sebab itu, anaknya yang masih menjalankan sekolahnya disarankan untuk tidak berpacaran terlebih dahulu, tetapi akan lebih baik jika
anaknya menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu.
4.2.3. Strategi Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal yang Digunakan Pasangan Pacaran