Universitas Sumatera Utara
Namum merasa data serta informasi yang dibutuhkan peneliti masih kurang, peneliti sering menelepon informan CH untuk menambahkan informasi yang
dibutuhkan peneliti.
3. Informan III
Inisial informan : DN
Tanggal Wawancara : 3 Februari 2015
Pukul : 14.00
– 20.00 WIB Tempat
: Rumah Informan
DN adalah informan ketiga dalam penelitian ini. DN adalah cewek yang penuh semangat, menyukai tantangan dan merupakan anak cewek satu-satunya
dikeluarga Nasution. Gadis campuran berdarah Karo dan Mendailing ini ini sangat menyukai warna ungu, yang membuatnya sangat dikenal oeh teman-temannya
adalah tahi lalat yang berada diatas bibirnya, teman-temanya sering memanggilnya choko-chip.
Pertama sekali peneliti bertemu dengan informan di rumahnya pada tanggal 3 Februari 2015 pada pukul 14.00 WIB. Rumah informan terletak di Jalan
Belibis Medan, jarak rumah informan yang tidak terlalu jauh dengan rumah peneliti. Saat itu cuaca cerah membuat peneliti menjadi sangat bersemangat untuk
memulai wawancaranya dengan informan DN. Saat peneliti ke rumah informan, informan sedang kerepotan mengasuh adek kecilnya sepupu, peneliti membatu
informan DN untuk mengasuh adeknya sebelum memulai wawancara dengan informan. Adek kecilnya sudah mulai tertidur penelitipun mulai melakukan
wawancara dengan informan DN. Informan juga merupakan salah satu teman peneliti, sehingga tidak sulit
bagi peneliti untuk melakukan proses wawancara dengan informan. Peneliti mewawancarai informan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah peneliti
siapkan sebelumnya. Tidak lupa peneliti mengeluarkan telepon genggam untuk merekam semua pembicaraan dengan informan sehingga tidak ada yang terlewati
atau terlupakan saat wawancara berlangsung. Informan menceritakan awalnya ia
Universitas Sumatera Utara
berkenalan dan dekat dengan pacarnya untuk pertama sekali kepada peneliti. DN mengatakan,
“Dari SMA kami udah kenal, kebetulan dia itu temen abang aku, jadi kami dekat dari situ ya udah, awal pacaranpun udah dari SMA kelas 3. Kami
jadiannya diatas kereta mio merah.” Dengan nada suara yang tidak terlalu keras ia menceritakannya, hal ini
disebabkan kamarnya bersebelahan dengan kamar orangtuanya. Pacar DN beragama Kristen Protestan, dan merupakan mahasiwa Fakultas Teknik Elektro
stambuk 2009. GM merupakan teman abang informan mereka berkenalan sebelum GM berkenalan dengan informan. GM dan abang informan bertemu di di
clup motor ceper Medan. Berlainan dengan orang tua informan orang tua GM singkatan dari nama
pacar Informan, orang tuanya GM menyukai DN dan menyambut baik informan sebagai pacar anaknya. DN dan GM berpacaran sejak 29 November 2010 .
Informan DN mengatakan alasannya berpacaran backstreet adalah, ” Karena udah sayang dan cinta itu tidak butuh alasan. Lagian karena
terlalu banyak perbedaan dan enggak bisa pacaran terang-terangan jadi mau gak mau ya ini salah satu jalannya.”
Ayah DN adalah seorang yang cukup disegani di daerah rumahnya. Dapat dikatakan ayah DN adalah pemuka agama di daerahnya yang tidak pernah
melewatkan ibadahnya, hal ini lah yang juga membuat informan DN sulit untuk berkata jujur kepada ayahnya bahwa ia telah berpacaran dengan orang yang beda
agama. Cara DN untuk menyembunyikan hubungan backstreetnya dengan GM saat sedang dirumah adalah,
” Ya kalo misalnya dirumah kan dia sering dirumah, ya deket-dekatnya pas gak ada orang dirumah, kalo mau jemput ya enggak didepan rumah
kalau jemputnya didepan rumah ya udah nyiapin alasan segala alasan terlebih dahulu. Terus Kalau lagi di rumah, kan duduknya jauh-jauh,
tapi pernah ketahuan pernah makan berdua dimeja makan becanda- becanda berdua terus, dia juga pernah tidur dirumah. tapi alasan dia
Universitas Sumatera Utara
kalo kerumah mau jumpa abang aku, bukan aku. Kalo di telfonan ya manggil nama samaran aja, gak nama aslinya dia” Kata DN.
Berbohong adalah cara yang sering informan DN gunakan kepada orang tuanya saat ditanyai mengenai kedekatannya dengan GM. Peneliti bertanya
kepada DN apakah ia pernah menggunakan gerak tubuh kinesik saat ia berbohong kemudian DN menjawab,
”Tidak terlalu, karena berbohong itu juga harus punya keahlian. Jadi kalo berbohong, gerakan kubuh kita juga harus meyakinkan agar tidak
ketahuan berbohong.” Informan juga sering menggunakan penekanan nada suara ketika ia
sedang berbohong, katanya, ” Cenderung sedikit lebih keras, namun terkadang udah diatur dahulu
nada suaranya. Tapi kalau semuanya tersusun, lancar kebohohongannya. Tapi kalau tiba-tiba ditanyak dan harus bohong, nah itu dia yang agak
susah ngatur nada suaranya. Pasti agak keras dan kalo berbicara, lebih lancar dan lebih panjang ngasi alasannya.”
Menurut informan DN orang tuanya pasti mengetahui jika dia sedang berbohong, hal itu diketahui informan DN saat orang tuanya menanggapi
kebohongannya dengan suara “hemmm” pada saat informan DN sedang berkata bohong.
”Tanggapan mereka hemm.. iya.. mereka enggak nanggepin lebih atas alasan yang aku berikan. Contohnya mereka bertanya dari mana aja?
Kenap pulang lama? Ya aku jawab iya tadi teman ada yang ulang tahun ma.. dan jawaban mereka hemmm giitu.. ” Kata DN
Meski sudah lama menjalanin hubungan backstreet dengan GM namum rasa cemas tetap dirasakan oleh informan DN. Cara yang digunakan informan DN
untuk mengatasi semua kecemasan itu adalah dengan cara meyakinkan dirinya bahwa dia dan GM ingin sama-sama berjuang, dan bersama-sama
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan hubungan ini. Terkadang informan DN sering berfikir hubungan ini pasti tidak akan pernah direstui.
Informan DN sudah 8 kali berpacaran, namun untuk menjalin pacaran backstreet baru pertama kali ini dia alami selama ini. Informan sudah mulai
berpacaran semenjak ia duduk di bangku SMA. Informan DN selalu mengatakan kepada orang tuanya jika berpacaran dengan seseorang, namun dengan pasangan
kedelapan ini dia tidak berani mengatakannya dikarenakan perbedaan agama tersebut.
Rasa takut untuk berbohong pasti ada, namum lebih takut lagi jika harus jujur kepada orang tuanya jelas DN. Sejauh ini, belum pernah terjadi konflik
antara informan DN dengan orang tuanya mengenai hubungan backstreet yang ia jalankan. Informan selalu menghindari apa saja yang akan menjadi konflik dengan
orang tuanya seperti ia selalu menuruti batas-batas waktu yang diberikan orang tuanya untuk keluar rumah.
4. Informan IV