Informan V Hasil Pengamatan dan Wawancara

Universitas Sumatera Utara ia sempat jatuh sakit. Hal itu merupakan salah satu konflik yang pernah informan alami dengan Maminya. Meskipun pada akhirnya informan pulang ke rumah dan mami mulai menyetujui hubungan mereka, namun itu semua hanya sesaat dan tidak bertahan lama. Mami melarang kembali hubungan mereka dikarenakan mami tidak suka melihat RD dan mami merasa RD membawa dampak buruk bagi YE. Informan YE sudah pernah berpacaran sebanyak tujuh kali, dari ketujuh hubungan tersebut informan sudah tiga kali menjalankan hubungan backstreet. Satu dari tiga hubungan backstreet yang ia jalani dikarenakan Mami informan tidak menyetujui dan melarang keras anaknya berpacaran dengan orang yang berbeda agama. Bahkan seluruh keluarga besar informan tidak menyetujui hubungan tersebut. Dua lagi adalah dikarena Mami lebih menyukai informan berpacaran dengan OW. “Udah 7 kali pacaran, 3 kali yang backstreet, satu karena beda agama dan langsung dilarang dan ditentang banget Mami. Bahkan bukan dilarang mami aja, keluarga besarku juga melarang kami bahkan kami pernah didudukkan di depan keluarga besar berdua. Dua lagi seagama dan sesuku, tapi ya gitu, dilarang pacaran karen Mami lebih memilih pacaran dengan OW. Selain dari itu gak boleh pacaran dengan yang lain.” Kata informan. Saat peneliti bermain ke rumah informan, peneliti bertemu dengan mamin informan. Peneliti mengamati mami informan secara seksama. Menurut peneliti, mami informan merupakan seorang ibu yang ramah, baik dan juga dapat dijadikan sebagai teman, sahabat, dan tempat bercerita bagi informan YE. Informan dan mami sangatlah akrab layaknya kakak dan adik.

5. Informan V

Inisial Informan : AN Tanggal Wawancara : pada hari Selasa, 10 Februari 2015 Pukul : 13.00 WIB Tempat : Parkiran FISIP USU Universitas Sumatera Utara Informan kelima dalam penelitian ini berinisial AN. Keseharian informan adalah mahasiswi di Universitas Sumatera Utara. Selain itu, informan juga mengikuti kelompok pencak silat di STM Medan. Hubungan peneliti dengan informan adalah sebagai teman dan sama-sama menjalani perkuliahan di Fisip USU. Awalnya informan menolak untuk dimintai sebagai salah satu informan, dikarenakan informan keberatan jika orang lain mengetahui cerita kehidupan pribadinya. Namun setelah peneliti melakukan pendekatan secara komunikasi persuasif dimana komunikasi ini bersifat bujukan dan ini dilakukan secara terus menerus oleh peneliti, maka pada akhirnya Informan bersedia menjadi salah satu informan dan diwawancarai oleh peneliti. Peneliti menjelaskan kepada informan secara rinci mengenai proses wawancara. Selanjutnya peneliti menjelaskan bahwa identitas informan akan disamarkan menggunakan inisial dan menghilangkan informasi yang terlalu menggambarkan informan secara detail seperti nomor rumah. Peneliti dan informan bersama-sama membahasa kesepakatan waktu dan tempat proses wawancara yang akan dilakukan. Setelah ditemukan kesepakatan, peneliti dan informan akan bertemu kembali sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Proses wawancara dilaksanakan di parkiran mobil Fisip USU pada hari Selasa, 10 Februari 2015 pada pukul 13.00 WIB. Kegiatan wawancara dilakukan di dalam mobil AN dikarenakan pada saat itu turun hujan yang sangat deras. Sebelum peneliti dan informan melakukan proses wawancara, terlebih dahulu AN meminta peneliti untuk menemaninya ke toilet yang berada di gedung H. Hanif yang terletak disamping gedung Fisip USU dan kemudian kembali ke parkiran Fisip untuk melanjutkan kegiatan wawancara. Peneliti memulai percakapan dengan menjelasakan secara singkat mengenai proses wawancara dan hal-hal yang menjadi bahan pembicaraan dalam proses wawancara. Kemudian peneliti mewawancarai informan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya oleh peneliti. Pada saat wawancara, peneliti mengeluarkan telepon genggam ntuk merekam semua pembicaraan dengan informan. Hal ini dilakukan agar tidak ada informasi yang terlewatkan atau terlupakan pada saat wawancara berlangsung. Universitas Sumatera Utara Wawancaa dimulai pada saat peneliti mengajukan pertanyaan mengenai informasi pacar AN dan awal mula mereka berpacaran. Dengan malu-malu dan sedikit tertawa informan menceritakan awalnya ia berkenalan dan dekat dengan pacarnya kepada peneliti, ”Awalnya kami kenalnya dari kawan, ada kawan yang ngenalin. Saat itu lagi musim-musim YM Yahoo Massanger. Ya udah, dari situ sering chating- chating. Ya udah dekatnya dari situ.” Katanya. Pacar informan AN adalah AD dan mereka mulai menjalani hubungan asmara atau berpacaran sejak 22 November 2008. Sejak awal berpacaran, mereka sudah menjalani hubungan backstreet. Awalnya Informan AN memilih untuk berpacaran backstreet karena dilarang pacaran, ” Karena emang gak boleh pacaran dari orang tua, dan dari dulu dilarang pacaran. Karena didalam Islam dilarang pacaran, jadi teman-teman aja, gak boleh pacaran.” Kata informan. Meski terkadang merasa lelah harus berpacaran sembunyi-sembunyi backstreet, namun informan tetap mempertahankan hubungan pacaran backsteet ini. Informan mengaku bahwa ia terlalu menyayangi AD dikarenakan pacarnya itu adalah lelaki yang sangat penyabar yang pernah di kenal oleh informan. Menurut pengakuan informan, AD juga dapat menerima sikap egois informan dan memberikan nasihat kepada informan. Selanjutnya peneliti bertanya kepada informan mengenai sisi positif dan negatif berpacaran backstreet dan informan AN menjawab dengan nada yang lemah ; ”Positifnya ya enggak adalah, negatifnya harus berbohong dan harus sembunyi-sembunyi menjalani hubungan ini. Pernah ketahuan mama padahal posisinya kami bertiga dimobilku dengan sepupuku. Tapi mungkin namanya orang tua, pasti berfikiran jelek melihat cowok numpang- numpang dimobil cewek. Ya udah, Mama marah terus jelek-jelekkin dialah.” Universitas Sumatera Utara Informan bercerita kepada peneliti sambil menarik nafas dalam-dalam. Meski sudah cukup lama menjalani hubungan backstreet, informan belum pernah mencoba mengatakan secara jujur kepada orang tuanya bahwa ia telah berpacaran. AN tidak ingin mengatakannya dikarenakan orang tua AN yang selalu mengatakan dan menekankan kepada anak-anaknya untuk tidak berpacaran. Menurut pengakuannya, informan berniat untuk mulai mengatakan hubungannya secara jujur kepada orang tua setelah menyelesaikan proses perkuliahan di Fisip USU. Selama ini, untuk menutupi hubungannya dengan AD, informan sering berbohong kepada orang tuanya. Informan mengatakan bahwa berbohong sangat diperlukan untuk menghindari hubungan mereka diketahui oleh orang tuanya. ”Ya bohong, kalo diitanyak ini siapa, aku bilangnya temen. Kalau makan, pesan drive tru aja, malas turun-turun takut kelihat orang dimobil aja. Kalau nonton, sama kawan jadi gak berdua-berdua. Kalau dulu-dulu gak berani jemputnya di depan rumah, selalu ketemu diluar. Bilangnya mau ketemu teman mau jalan-jalan. Kalo sekarang udah mulai berani di depan rumah, tapi kalo ditanya papa atau mama bilangnya itu temen gk usah masuk langsung berangkat aja. Pacarku itu baik, bahkan kalo mau jalan dia bertanya dulu aku boleh keluar atau tidak kalau enggak, ya enggak usah.” Katanya. Informan menjelaskan kepada peneliti mengenai alas an dan tindakan yang dilakukan pada saat berbohong. Informan melakukan kebohongan pada saat akan pergi keluar bersama pacarnya AD. Informan memberikan alasan-alasan yang paling logis agar tidak dicurigai ketika hendak berpergian. Saat berbohong, informan AN banyak melakukan gerakan tubuh atau gerak kinesik dimana hal ini dikategorikan kedalam komunikasi nonverbal. Perilaku komunikasi nonverbal ditunjukkan informan pada saat berbohong. Informan secara tidak sengaja akan membesarkan bola matanya dan menaikkan alisnya ketika memberikan alasan untuk berbohong. Informan juga mengatakan bahwa saat berbohong, dia menggunakan penekanan suara yang pelan dan lembut agar tidak ketahuan saat dia sedang berbohong. Orang tua AN mungkin tidak menyadari bahwa anaknya sedang berbohong. Awalnya informan tidak menyangka hubungan backstreet ini dapat bertahan hingga saat ini. Universitas Sumatera Utara Informan AN mengaku bahwa kerap terjadi konflik dengan Mamanya. Konflik ini dimulai ketika orang tua infirm yang mulai curiga dengn gerak gerik informan yang sering pergi keluar untuk berjumpa dengan teman-temannya. Ibu informan selalu menasehati informan dan melarang informan untuk berpacaran. Namun dengan perasaan sedikit kesal mendengar larangan Mamanya, AN hanya bisa pasrah dan diam saat dimarahi. Informan AN baru pertama sekali ini berpacaran dan baru pertama sekali juga ia menjalani hubungan pacaran backstreet. Meski sempat ketahuan, ia tetap bertahan dan menjalani hubungan backstreet tersebut dengan lebih berhati-hati. Informan AN dan pacarnya AD tetap mempertahankan hubungan yang sudah mereka jalani selama 7 tahun belakangan ini. Berdasarkan hasil wawancara , untuk memudahkan data yang telah didapatkan, maka peneliti mengklasifikasikan jawaban-jawaban informan berdasarkan tujuan penelitian sebagai berikut:

4.1.4. Klasifikasi Konflik yang Terjadi dengan Orang Tua