Indikator Kinerja GAMBARAN UMUM PT XYZ

49 Di PT XYZ, satu line produksi tidak menghasilkan satu produk yang spesifik. Satu line produksi bisa saja menghasilkan beberapa jenis produk. Proses penggantian produk di setiap line membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Hal ini dikarenakan terjadinya proses penyetelan mesin dan proses pembersihan yang harus dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat industri makanan sangat peka terhadap isu kontaminasi. Normalnya, produksi dilakukan lima hari dalam seminggu Senin sampai dengan Jum’at, namun seringkali produksi juga dilakukan di hari Sabtu dan Minggu. Penambahan waktu produksi ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan akan produk jadi atau jika target produksi belum terpenuhi. Jadwal produksi Master Production Schedule disosialisasikan pada setiap hari Jum’at, untuk produksi satu minggu ke depan periode Jum’at – Kamis. Gambar 4 . Proses Produksi Biskuit di PT XYZ tahun 2011 Sumber: PT XYZ, 2011

5.8 Indikator Kinerja

Dalam proses produksi, seringkali hal-hal yang tidak diperkirakan yang dapat menghambat proses produksi itu sendiri. Salah satunya adalah kegagalan mesin. PT XYZ menggambarkan dua jenis kegagalan mesin tersebut sebagai down time dt dan speed losses sl. Down time adalah kegagalan pada salah satu mesin yang menyebabkan satu line produksi tidak dapat dijalankan. Contohnya adalah kerusakan rotary moulder yang digunakan untuk mencetak adonan biskuit. Jika mesin ini rusak, seluruh produk yang berada di alur belakangnya tidak dapat Raw Material Mixing Forming Baking Cooling Conveyor Sandwiching Cooling Tunnel Storage Packing Packing Packing Packing Sandwiching ng 50 dilanjutkan prosesnya dan terjadi kekosongan untuk alur di depannya. Sementara speed losses adalah kegagalan pada salah satu mesin yang dampaknya tidak sampai menghentikan kegiatan satu line produksi tetapi dapat mengurangi laju produksi atau menumpuknya produk di satu line work in process. Contoh kegagalan jenis ini adalah rusaknya mesin sandwiching. Pada line 1, terdapat dua mesin sandwiching saat satu mesin rusak, proses produksi masih dapat berjalan, tetapi kecepatannya berkurang. Atas dua jenis kegagalan mesin tersebut, PT XYZ menggunakan tiga jenis indikator yang dibuat untuk mengukur tingkat keberhasilan proses produksi, yaitu: 1. GE Global Efficiency GE merupakan perbandingan antara durasi mesin dengan kecepatan normal terhadap waktu yang tersedia untuk operasional produksi. GE ini akan menjadi indikator terhadap kemampuan seluruh departemen untuk mendukung berjalannya proses produksi dengan mengurangi aktivitas yang tidak memberi nilai tambah. 2. OEE Overall Equipment Effectiveness OEE merupakan perbandingan antara durasi operasi mesin dengan kecepatan normal terhadap waktu yang dialokasikan untuk melakukan proses produksi. Komponen yang digunakan untuk menghitung OEE hanya unpredictable downtime. Unpredictable downtime yaitu kehilangan waktu yang seharusnya digunakan untuk produksi dikarenakan hal-hal yang tidak disangka. OEE menjadi indikator yang sangat spesifik dalam menggambarkan kapabilitas dari tim produksi dalam memproduksi biskuit. 3. Yield Yield merupakan perbandingan antara produk akhir yang bisa dihasilkan terhadap produk akhir yang seharusnya bisa dihasilkan dari bahan mentah yang diolah. Yield merupakan indikator terhadap ketepatan setting mesin dan keterampilan para operator dalam menjalankan pekerjaannya. 51

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam supply chain management, bisa saja terjadi ketidak pastian. Baik dalam hal perencanaan maupun aktualisasi dari perencanaan itu sendiri. Untuk meminimalkan dampak yang timbul akibat ketidak pastian tersebut, dilakukanlah proses persediaan. Persediaan yang akan dibahas adalah persediaan bahan baku produksi biskuit. Persediaan yang dimaksud yaitu sejumlah barang yang disediakan dan disimpan oleh perusahaan untuk melakukan proses produksi baik yang dibutuhkan dalam proses internal berupa bahan baku produksi dan untuk pemenuhan kebutuhan eksternal berupa produk jadi.

6.1. Peramalan Penjualan dan Perencanaan Kapasitas Produksi

Perencanaan kapasitas produksi didapat dari peramalan permintaan produk atau sering disebut juga sebagai peramalan penjualan. Oleh departemen PPIC peramalan penjulan dibuatkan MPS Master Production Schedule atau jadwal produksi sesuai dengan kapasitas mesin dan sumberdaya lain di pabrik. MPS ini kemudian diturunkan menjadi MRP Material Requirement Planning. Salah satu kendala yang sering dihadapi oleh PT XYZ adalah permintaan produk yang berubah-ubah, terutama perubahan volum, varian rasa dan SKU. Masalah yang seringkali timbul dalam kaitannya dengan bahan baku misalnya adalah saat yang sesuai jadwal yang diproduksi adalah OR Stw untuk diekspor ke Hongkong, tiba-tiba ada permintaan mendadak dari Taiwan untuk produksi OR Reg. Hal tersebut menjadi masalah, karena bahan baku yang digunakan untuk memproduksi OR Stw dengan OR Reg berbeda. Solusi yang biasanya diambil adalah memproduksi pada minggu yang bersamaan sehingga kebutuhan konsumen bisa dipenuhi sesuai dengan tenggat waktu yang diinginkan. Untuk memproduksi dengan volum yang lebih besar, secara langsung akan menimbulkan biaya tambahan, misalnya untuk listrik dan tenaga kerja. Dalam skala yang lebih besar, PT XYZ mempertimbangkan kebutuhan konsumen, terutama untuk pasar ekspor. Karena untuk pasar ekspor, waktu yang dibutuhkan agar produk sampai kepada konsumen lebih lama karena adanya waktu untuk pengiriman. Hal yang dikhawatirkan adalah, saat perusahaan tidak