51
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam supply chain management, bisa saja terjadi ketidak pastian. Baik dalam hal perencanaan maupun aktualisasi dari perencanaan itu sendiri. Untuk
meminimalkan dampak yang timbul akibat ketidak pastian tersebut, dilakukanlah proses persediaan. Persediaan yang akan dibahas adalah persediaan bahan baku
produksi biskuit. Persediaan yang dimaksud yaitu sejumlah barang yang disediakan dan disimpan oleh perusahaan untuk melakukan proses produksi baik
yang dibutuhkan dalam proses internal berupa bahan baku produksi dan untuk pemenuhan kebutuhan eksternal berupa produk jadi.
6.1. Peramalan Penjualan dan Perencanaan Kapasitas Produksi
Perencanaan kapasitas produksi didapat dari peramalan permintaan produk atau sering disebut juga sebagai peramalan penjualan. Oleh departemen PPIC
peramalan penjulan dibuatkan MPS Master Production Schedule atau jadwal produksi sesuai dengan kapasitas mesin dan sumberdaya lain di pabrik. MPS ini
kemudian diturunkan menjadi MRP Material Requirement Planning. Salah satu kendala yang sering dihadapi oleh PT XYZ adalah permintaan
produk yang berubah-ubah, terutama perubahan volum, varian rasa dan SKU. Masalah yang seringkali timbul dalam kaitannya dengan bahan baku misalnya
adalah saat yang sesuai jadwal yang diproduksi adalah OR Stw untuk diekspor ke Hongkong, tiba-tiba ada permintaan mendadak dari Taiwan untuk produksi OR
Reg. Hal tersebut menjadi masalah, karena bahan baku yang digunakan untuk memproduksi OR Stw dengan OR Reg berbeda.
Solusi yang biasanya diambil adalah memproduksi pada minggu yang bersamaan sehingga kebutuhan konsumen bisa dipenuhi sesuai dengan tenggat
waktu yang diinginkan. Untuk memproduksi dengan volum yang lebih besar, secara langsung akan menimbulkan biaya tambahan, misalnya untuk listrik dan
tenaga kerja. Dalam skala yang lebih besar, PT XYZ mempertimbangkan kebutuhan
konsumen, terutama untuk pasar ekspor. Karena untuk pasar ekspor, waktu yang dibutuhkan agar produk sampai kepada konsumen lebih lama karena adanya
waktu untuk pengiriman. Hal yang dikhawatirkan adalah, saat perusahaan tidak
52 mampu memenuhi kebutuhan tersebut, konsumen akan mencari produsen dari
negara lain dengan biaya yang tidak jauh beda. Atas pertimbangan tersebut, selama kapasitas produksi masih mencukupi, perusahaan akan melakukan
berbagai upaya untuk menghasilkan produk sesuai dengan yang diharapkan konsumen.
Permintaan akan produk biskuit OR, berdasarkan peramalan penjualan yang dimiliki oleh PT XYZ memiliki volum yang lebih tinggi dibandingkan
dengan empat produk lain yang diproduksi. Peramalan penjualan biskuit OR selama tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 1.
Peramalan penjualan seringkali tidak sesuai dengan realisasinya. Pengukuran perbedaan dalam peramalan permintaan dengan realisasi produksi
untuk berbagai varian rasa produk biskuit OR periode Januari sampai dengan Juni 2011 dapat dilihat pada Lampiran 2. Kesalahan peramalan terutama disebabkan
oleh perubahan permintaan akan produk. Bias yang terjadi akibat perubahan permintaan produk yang menyebabkan
realisasi produksi tidak sesuai dengan peramalan permintaan paling besar didapatkan dari produk OR Golden Vanilla dengan eror sebesar 0,80 atau sebesar
800 kg sedangkan yang terkecil yaitu pada produk OR DS dengan eror sebesar 0,01 atau sebesar 10 kg biskuit. Penalti yang berupa kerugian yang kemungkinan
diterima oleh perusahaan akibat kesalahan tersebut paling besar disebabkan oleh kesalahan peramalan produk OR DD yaitu kekurangan produksi biskuit sebesar
840 kg dan paling kecil disebabkan oleh kesalahan peramalan produk OR DS yang menyebabkan pabrik kelebihan produksi biskuit sebanyak kurang dari 10 kg.
Nilai kesalahan presentasi absolut rata-rata Mean Absolute Percentage Error yang terjadi akibat kesalahan peramalan permintaan paling tinggi pada
produk OR Golden Chocolate sebesar 2,2 persen. Sedangkan kesalahan presentasi absolut rata-rata paling kecil pada produk OR Reg sebesar 0,01 persen.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ketidakpastian permintaan produk merupakan salah satu faktor yang menyebabkan ketidak
tersediaan bahan baku produksi. Bahan baku kelas A yang paling sering mengalami ketidaktersediaan yaitu gula dan yang paling baik pengadaannya yaitu
bubuk cokelat.
53
6.2. Analisis ABC