Sistem Persediaan dan Pengendalian Persediaan

22

2.2. Sistem Persediaan dan Pengendalian Persediaan

Sistem persediaan menurut Assauri 1999 merupakan serangkaian kebijakan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan harus dibeli dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Persedian memiliki arti penting bagi perusahaan karena keberadaan persediaan yang cukup dapat memperlancar jalannya operasi suatu perusahaan. Menurut Heizer dan Render 1999, persediaan merupakan semua sumberdaya yang disimpan untuk digunakan dan memberikan kepuasan baik pada kebutuhan sekarang maupun kebutuhan yang akan datang. Sedangkan Schroeder 1994 memberikan pengertian persediaan sebagai stock bahan baku yang digunakan untuk memudahkan produksi atau untuk memuaskan permintaan pelanggan. Menurut Sumayang 2003, penyebab timbulnya persediaan adalah sebagai berikut : a. Menghilangkan pengaruh ketidakpastian. Untuk menghadapi ketidak pastian maka pada sistem diterapkan persediaan darurat yang dinamakan safety stock. jika sumber dari ketidakpastian dapat dihilangkan maka jumlah persediaan maupun safety stock dapat dikurangi. b. Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian. Terkadang lebih ekonomis memproduksi barang dalam proses atau barang jadi dalam jumlah besar atau dalam jumlah paket yang kemudian disimpan sebagai persediaan. c. Untuk mengantisipasi perubahan pada demand dan supply. Persediaan disiapkan untuk menghadapi bila ada perkiraan perubahan harga dan persediaan bahan baku. Alasan diberlakukannya persediaan oleh suatu perusahaan manufaktur menurut Assauri 1999 adalah karena : a. Dibutuhkan waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk memindahkan produk dari suatu tingkat ke tingkat proses lain, yang disebut persediaan dalam proses dan pembelian. 23 b. Adanya alasan organisasi untuk memungkinkan satu unit atau bagian membuat jadwal operasinya secara bebas tidak tergantung dari yang lain. Tujuan dilakukannya persediaan umumnya adalah untuk memenuhi kegiatan operasi yang tidak terputus dalam produksi barang jadi. Secara rinci, tujuan mengadakan persediaan antara lain: 1. Memenuhi kebutuhan normal 2. Memenuhi kebutuhan mendadak 3. Memungkinkan pembelian atas dasar jumlah ekonomis; Menurut Assauri 1999, persediaan dapat dibedakan berdasarkan beberapa cara. Persediaan dapat dilihat dari posisi barang dalam urutan pengerjaan produk, yaitu : 1. Persediaan bahan baku raw material stock yaitu persediaan dari barang- barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang mana yang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli pemasok atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya. 2. Persediaan bagian produk yang dibeli purchased parts atau component stock yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen yang diterima dari perusahaan lain, yang secara langsung dirakit dengan komponen lain, tanpa melalui proses produksi sebelumnya. Jadi bentuk barang yang merupakan parts ini tidak mengalami perubahan dalam operasi. 3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan supplies stock yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang digunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi. 4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses work in processprogress stock yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap- tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi. Mungkin saja barang setengah jadi bagi suatu pabrik, merupakan barang 24 jadi bagi pabrik lain karena proses produksinya hanya memang sampai disitu saja. 5. Persediaan barang jadi finished goods stock yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau perusahaan lain. Biaya persediaan yang akan mempengaruhi besarnya jumlah persediaan menurut Handoko 1992, yaitu : 1. Biaya Penyimpanan holding cost atau carrying cost. Biaya penyimpanan terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi 2. Biaya pemesanan biaya pembelian. Setiap kali suatu bahan dipesan, perusahaan menanggung biaya pemesanan order cost atau procurement cost 3. Biaya penyiapan manufacturing. Bila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri dalam pabrik perusahaan, perusahaan akan menghadapi biaya-biaya penyiapan setup cost untuk memproduksi komponen tertentu 4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan. Dari semua biaya-biaya yang berhubungan dengan tingkat persediaan, biaya kekurangan bahan shortage cost adalah yang paling sulit diperkirakan. Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan Tujuan dilakukannya pengendalian persediaan menurut Assauri 1999, adalah usaha untuk: 1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya proses produksi 2. Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau berlebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul akibat persediaan bahan baku tidak terlalu besar 3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena hal ini akan mengakibatkan biaya pemesanan menjadi besar. 25

2.3. Tinjauan Studi Terdahulu