diambil dan ditambahkan emulsifier Carboxy Methil Celulose CMC, kemudian dipanaskan lagi beberapa saat.
b. Pembuatan Yogurt Kacang Hijau
Pembuatan  yogurt  dimulai  dengan  peremajaan  kultur  atau  pembuatan starter yogurt dengan cara menginokulasikan 10 starter awalbibit yogurt pada
susu sapi murni komersial dan diinkubasi selama 18 jam pada suhu 37±0.5
o
C. Setelah penambahan sukrosa dan susu skim kemudian susu dipasteurisasi
dengan pemanasan di atas penangas pada suhu 75-85
o
C untuk tujuan sterilisasi. Setelah  sterilisasi  kemudian  susu  didinginkan  sampai  suhu  kira-kira  40
o
C. Setelah  dingin,  sampel  dipindahkan  ke  dalam  ruang  steril  untuk  diinokulasi
dengan  bibit  yogurt.  Jumlah  starterbibit  yogurt  yang  ditambahkan  adalah  10 bv  mis.  20  gram  bibit200  ml  susu  kacang  hijau,  setelah  penambahan  starter
botol-botol  kembali  ditutup  rapat  dan  tutupnya  dilapisi  dengan  plastik.  Susu kemudian  diinkubasi  dalam  inkubator  pada  suhu  37
o
C  selama  18  jam  dan kemudian dianalisa.
2. Karakteristik Awal Yogurt Kacang Hijau
Karakterisasi  awal  yogurt  kacang  hijau  bertujuan  untuk  mengetahui kondisi  awal  yogurt  kacang  hijau  sebelum  penyimpanan,  sebagai  acuan  untuk
mengetahui perubahan mutu yogurt selama penyimpanan. Analisis karakteristik awal  yang  dilakukan  terhadap  yogurt  kacang  hijau  adalah  kadar  protein,  kadar
lemak, pH, total asam tertitrasi, uji keberadaan koliform dan uji hedonik.
3. Penyimpanan Yogurt Kacang Hijau
Yogurt  kacang  hijau  disimpan  dengan  tiga  jenis  kemasan  berbeda  dalam tiga  variasi  suhu.  Jenis  kemasan  yang  pertama  adalah  botol  gelas  kaca,  lalu
botol  dengan  jenis  plastik  high  density  polyethylene  HDPE,  dan  yang  ketiga adalah  botol  dengan  jenis  plastik  polypropylene  PP.  Yogurt  yang  sudah
dikemas kemudian disimpan dalam tiga tempat berbeda yang sudah dikondisikan suhunya,  yaitu  di  kulkas  dengan  suhu  5
o
C,  kulkas  dengan  suhu  15
o
C,  dan inkubator dengan suhu 25
o
C.
Perkiraan suhu yang digunakan oleh konsumen menjadi dasar penggunaan tiga variasi suhu ini. Suhu 5
o
C merupakan suhu tempat konsumen atau produsen menyimpan  produk-produk  olahan  susu  untuk  waktu  yang  lama.  Suhu  15
o
C, diperkirakan  merupakan  suhu  rata-rata  refrigerator  kulkas  tempat  konsumen
menyimpan  produk  olahan  susu  dalam  waktu  yang  lebih  singkat.  Sedangkan suhu 25
o
C diperkirakan merupakan suhu dimana konsumen menyimpan produk olahan susu di ruangan atau tanpa pendingin.
4. Analisis Perubahan Mutu Selama Penyimpanan
Yogurt  kacang  hijau  dalam  kemasan  yang  sudah  disimpan  pada  masing- masing  suhu  penyimpanan  akan  diuji  pH,  total  asam  tertitrasi,  kadar  lemak,
kadar protein secara periodik,  yaitu selama 3 hari sekali untuk uji pH dan total asam  tertitrasi,  sedangkan  untuk  kadar  lemak  dan  kadar  protein  dilakukan
selama  7  hari  sekali.  Selain  itu  dilihat  pula  keberadaan  bakteri  koliformnya diakhir masa penyimpanan yaitu 15 hari.
5. Pengolahan Data
Setelah diperoleh data pengamatan selama penyimpanan, lalu data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0 untuk melihat analisis keragaman yang
terjadi  dari  tiap  perlakuan  dan  interaksi  antar  perlakuan,  sehingga  didapatkan hipotesa  apakah  suatu  perlakuan  maupun  interaksi  antar  perlakuan  memiliki
hasil yang berpengaruh nyata atau signifikan atau tidak dengan taraf signifikasi α
= 0.05.
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Susu Kacang Hijau
Gambar 3. Proses Pembuatan Yogurt
Kacang Hijau Sortasi
Perendam an Selam a 14-16 jam
Kotoran Air 1:2
Pengupasan Kulit Am pas Kulit
Penggilingan Pemanasan
Sam pai 80
o
C selama
20 menit
Filtrasi Filtrat
Pem anasan 10- 15 m enit
Susu Kacang Hijau Air m atang 80-
100 C
CM C 0.02 Residu
Starter yogurt Peremajaan
fresh milk 10 b v
Starter yogurt siap inokulasi
Inokulasi 10  bv Susu Kacang Hijau +
Sukrosa 5 bv + Skim Milk 9  bv
Inkubasi 18 jam, 37
o
C
Yogurt Pengadukan homogenisasi
sampai suhu pemanasan 75-80
o
C
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.
SIFAT FISIS MEKANIS BAHAN PENGEMAS
Sifat-sifat fisis-mekanis kemasan yang digunakan untuk mengemas yogurt kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 4.
Berdasarkan  Tabel  4,  dapat  diketahui  bahwa  daya  tembus  plastik  HDPE terhadap O
2
, CO
2
, dan H
2
O lebih kecil daripada plastik PP. Hal ini menunjukkan bahwa menurut sifat fisis mekanisnya, kemasan HDPE lebih baik dari kemasan
PP, karena dapat menahan masuknya gas lebih baik.
B. KARAKTERISASI AWAL YOGURT KACANG HIJAU
Pada  awal  penelitian  dilakukan  karakterisasi  yogurt  kacang  hijau.  Hasil karakterisasi disampaikan pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Hasil Karakteristik Awal Yogurt Kacang Hijau Parameter
Satuan Nilai
pH -
4.005 Total Asam Tertitrasi
mg100ml 1900
Kadar Lemak mg100ml
150 Kadar Protein
mg100ml 7850
Uji Koliform APMg
negatif Dari Tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa kandungan terbesar dari yogurt
kacang  hijau  adalah  kadar  proteinnya,  yaitu  7850  mg100  ml  atau  sebesar  7.85 bb.  Hal  ini  sesuai  dengan  syarat  mutu  yogurt  SNI  2981,  2009  bahwa
kadar minimal dalam yogurt adalah 2.7  bb. Hal ini ditunjang dengan kadar protein  dalam  biji  kacang  hijau  yang  tinggi  yaitu  sebesar  22.2  gr100gr.  Kadar
lemak awal yogurt yang rendah juga didukung oleh rendahnya kadar lemak biji kacang hijau yaitu sekitar 1.2 gr100gr biji kacang hijau.
Derajat keasaman pH dan total asam tertitrasi awal yogurt sebesar 4,005 dan 1900mg100ml atau 1.9. Nilai pH ini merupakan pH awal sebelum produk
mengalami  pengemasan  dan  penyimpanan.  Menurut  Tamime  dan  Robinson 1989,  yogurt  yang  baik  memiliki  derajat  keasaman  4,4  -  4,5  dan  total  asam
laktat  0,85-0,95.  Plain  yogurt  memiliki  karakteristik  asam,  berflavor  green apple
,  dengan  tingkat  keasaman  0.9-1.2.  Nilai  total  asam  tersebut  semakin
meningkat selama penyimpanan Field, 1979. Nilai total asam yang tinggi pada awal pengujian ini dimungkinkan disebabkan oleh aktivitas bakteri yang sangat
aktif  dalam  mengurai  karbohidrat  menjadi  asam  organik,  terutama  asam  laktat. Selain itu juga dipengaruhi jumlah starter bakteri asam laktat yang ditambahkan
ke  dalam  susu  kacang  hijau,  yaitu  sebesar  10,  karena  semakin  besar  jumlah starter yang ditambahkan maka semakin banyak jumlah bakteri asam laktat yang
bekerja  dan  semakin  tinggi  pula  aktivitas  mikroorganismenya  dalam menghasilkan asam laktat.
Selanjutnya analisa diatas menjadi parameter pada analisa perubahan mutu dalam penelitian selanjutnya.
C. PERUBAHAN
MUTU DAN
ANALISA PROKSIMAT
SELAMA PENYIMPANAN
Pada  penelitian  tahap  selanjutnya,  yogurt  kacang  hijau  dikemas  dalam  3 jenis  kemasan  berbeda  yaitu  kemasan  gelas,  plastik  HDPE  dan  plastik  PP.
Selanjutnya yogurt disimpan dalam 3 suhu penyimpanan, yaitu suhu 5
o
C, 15
o
C dan  25
o
C.  Selama  penyimpanan  dilakukan  analisis  perubahan  mutu  yogurt, meliputi perubahan pH, total asam tertitrasi, kadar lemak, kadar protein, dan uji
keberadaan koliform di hari terakhir pengujian.
1. Derajat Keasaman pH