Keterkaitan antara Daya Saing dengan Preferensi Masyarakat

19 rupuah terhadap mata uang negara-negara yang menjadi pasar utama pariwisata Indonesia Sridawati 2006 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat Terhadap Penggunaan Kartu Pembayaran Elektronik” dengan menggunakan alat analisa regresi logistik menyatakan bahwa ada ada delapan variabel yang nyata mempengaruhi preferensi masyarakat dalam menggunakan kartu pembayaran elektronik, diantaranya : jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan rata-rata per bulan, pengeluaran, lokasi, teknologi, dan motivasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketiga kartu bervariasi, pada kartu kredit yang mempengaruhi penggunaannya adalah pendidikan, pengeluaran, dan teknologi. Pada kartu debet yang mempengaruhi penggunaannya adalah jenis kelamin, pendapatan dan motivasi. Sedangkan pada kartu ATM yang mempengaruhi penggunaannya adalah umur, pendidikan, pendapatan, dan lokasi. Nurmalasari 2007 dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing dan Preferensi Masyarakat dalam Berbelanja di Pasar Tradisional” menyatakan bahwa potensi dan kondisi faktor- faktor yang mempengaruhi daya saing pasar tradisional dengan menggunakan pendekatan porter’s diamond. Hasil analisis tersebut diantaranya kondisi faktor: pasar tradisional merupakan wadah utama penjualan produk-produk kebutuhan pokok dan citra pasar tradisional buruk di mata konsumen baik dari bangunan maupun infrastrukturnya, kondisi permintaan: produk yang berkualitas terutama produk-produk segar dan pasar tradisional belum dapat memenuhi tuntutan diluar 20 sisi harga seperti kenyamanan dan pelayanan, strategi perusahaan, struktur dan persaingan: konsep tawar menawar dan belum ada aturan yang jelas dan tegas seperti peraturan presiden mengenai lokasi, komoditi, waktu operasi, dan jarak antara pasar modern dan pasar traditional, industri pemasok dan terkait: rantai distribusi barang masih panjang namun pasar tradisional mampu menyediakan barang dengan siklus harian sehingga barang lebih segar. Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional adalah variabel pendapatan, intensitas belanja, kualitas barang, kebersihan dan kenyamanan pasar. Semua variabel tersebut signifikan pada taraf nyata 10 persen. Variabel yang berpengaruh positif adalah pendapatan, intensitas belanja, kualitas barang, kebersihan barang dan kenyamanan pasar sehingga semakin besar pengaruh dari variabel-variabel tersebut semakin besar pula peluang masyarakat dalam hal ini IRT yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional. Walaupun untuk variabel pendapatan perlu didalami lebih lanjut karena hasilnya berbeda dengan hipotesis. Amaliah 2008 dalam Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Daya Saing dan Impor Susu Indonesia Periode 1976-2005, dengan metode penelitian yang digunakan terdiri atas : Pertama, metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan Porter’s Diamond dijadikan alat untuk menganalisis kondisi faktor- faktor yang mempengaruhi daya saing susu domestik di tengah serbuan impor susu pasca penghapusan kebijakan rasio impor. Kedua, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi impor susu baik dalam jangka panjang maupun pendek diestimasi 21 secara kuantitatif dengan metode Engle-Granger-Cointegration dan Error Correction Model ECM. Berdasarkan penelitian ini dihasilkan bahwa analisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing susu domestik melalui pendekatan Porter’s Diamond menghasilkan implikasi penelitian bahwa kelemahan mendasar daya saing susu domestik terletak pada kondisi faktor. Sebaliknya, faktor yang diduga berkontribusi besar terhadap kondisi daya saing adalah kondisi permintaan. Industri pendukung dan terkait melibatkan peranan koperasi primer peternak dihadapkan pada permasalahan mismanajemen dan pemborosan akibat diversifikasi usaha yang tidak relevan dan menjadi biaya yang besar bagi koperasi. Kondisi strategi, struktur, dan persaingan antar susu domestik dan impor belum kondusif untuk meningkatkan daya saing susu domestik. Intervensi pemerintah melalui penghapusan kebijakan rasio impor memberikan pengaruh yang beragam bagi setiap determinan. Impor susu dari sisi permintaan pada jangka panjang dipengaruhi secara signifikan oleh harga riil susu impor, harga riil susu domestik, nilai tukar Rupiah, dan pendapatan per kapita dan pengaruh yang dapat diidentifikasi dalam persamaan tersebut konsisten dengan hipotesis penelitian yang diajukan. Produksi susu domestik tidak mempengaruhi impor susu pada jangka panjang. Hal ini diduga karena terdapat variabel antara yang tidak mampu dijelaskan oleh model persamaan yang dibangun. Pada penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi wisatawan dalam berwisata ke kota Bogor yang akan membentuk preferensi wisatawan dan selanjutnya membentuk persepsi wisatawan terhadap kepariwisataan kota Bogor 22 yang dapat dijadikan acuanrekomendasi untuk meningkatkan daya saing kepariwisataan kota Bogor. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis probit. Sedangkan untuk menganalisa potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi wisatawan untuk berwisata ke kota Bogor dengan menggunakan analisis Porter’s Diamond.

2.8. Kerangka Pemikiran

Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi untuk memperoleh kepuasan. Kebutuhan yang sifatnya primer memang lebih diutamakan daripada keburtuhan yang sifatnya sekunder ataupun tersier. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang juga pasti mempunyai kebutuhan tersier. Salah satunya yaitu kebutuhan fisiologis yang lebih cenderung bersifat abstrak karena hanya dapat ia rasakan dan tidak dapat dilihat orang lain. Salah satu kebutuhan fisiologis tersebut yaitu kebutuhan akan rekreasi. Kota Bogor yang mempunyai daya tarik wisata yang cukup potensial merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang menjadi perhatian para wisatawan baik wisatawan nusantara ataupun mancanegara. Selain tempat-tempat wisata yang cukup menarik juga didukung oleh letak kota yang secara geografis cukup dekat dengan ibukota negara dan juga merupakan jalur utama transportasi. Dapat dikatakan bahwa Bogor merupakan kota yang cukup representatif baik itu di tingkat nasional ataupun internasional. Oleh karena itu perlu dikaji secara lebih mendalam terhadap potensi dan kondisi faktor-faktor yang dapat dijadikan kekuatan daya saing kepariwisataan kota Bogor dibandingkan dengan kota lainnya. Referensi dalam meningkatkan daya saing kepariwisataan kota Bogor 23 dapat dilihat dari sisi wisatawan dengan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi wisatawan dalam berwisata ke kota Bogor. Faktor- faktor ini akan membentuk preferensi wisatawan terhadap kepariwisataan kota Bogor. Informasi dari persepsi wisatawan terhadap kepariwisataan kota Bogor diharapkan dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat baik dan optimal. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan analisis statistik Regresi Binary dengan menggunakan model probit, dimana variabel dependennya berskala biner. Potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing kepariwisataan kota Bogor dianalisa dengan menggunakan analisis daya saing Porter’s Diamond. Hasil analisis deskriptif dan probit tersebut dapat dirumuskan untuk menyusun strategi dalam peningkatan daya saing kepariwisataan kota Bogor. Alur kerangka pemikiran konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.