15 4.
Fantasy motivation motivasi karena fantasi, yaitu adanya fantasi bahwa di daerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang
menjemukan, dan ego-enchanment yang memberikan kepuasan fisiologis. Motivasi perjalanan seseorang dipengaruhi oleh faktor internal wisatawan
itu sendiri intrinsic motivation dan faktor eksternal extrinsic motivation. Secara intrinsik motivasi terbentuk karena adanya kebutuhan dan atau keinginan dari
manusia itu sendiri, sesuai dengan teori hierarki kebutuhan yang dimulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan prestise,
dan kebutuhan akan aktualisasi diri, telah dijadikan dasar untuk meneliti motivasi wisatawan oleh Pearce 1988 dan Pearce dan Caltabiano 1983, yang antara lain
menemukan bahwa motivasi perjalanan seorang wisatawan bisa berubah-ubah dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dinamis. Dann 1977 juga
menggunakan dasar teori maslow di dalam membahas motivasi wisatawan, dari studi kasus Barbados. Ia melaporkan temuannya bahwa social needs dan esteem
needs memegang peran penting, termasuk ke dalamnya rasa diterima oleh
masyarakat dan ingin dihargai. Motivasi wisatawan ditentukan juga oleh menarik atau tidaknya tempat
tujuan wisatanya. Semakin besar potensi suatu daerah tujuan wisata semakin besar motivasi wisatawan untuk mengunjungi daerah tujuan wisata tersebut. Besarnya
potensi yang ada dalam suatu daerah tujuan wisata dapat dijadikan ukuran daya saing daerah tersebut dibandingkan dengan daerah lain. Potensi ini diukur tidak
hanya dari sumber daya alamnya tetapi juga sumberdaya manusianya dan juga
16 sumber daya lain yang terkait dan mendukung terhadap peningkatan daya saing
suatu daerah.
2.5. Konsep Daya Saing Porter’s Diamond
Daya saing usaha dapat didefinisikan sebagai kemampuan usaha suatu perusahaan dalam industri untuk menghadapi berbagai lingkungan yang dihadapi
Porter,1995. Dalam ilmu ekonomi, daya saing merupakan konsep yang bersifat relatif Relative Concept. Dalam pemahaman tersebut, konsep daya saing identik
dengan konsep efisiensi. Dengan menggunakan kriteria atau melihat indikator tertentu sebagai acuan, maka dapat diukur tingkat kuat lemahnya daya saing.
Porter menganalisis daya saing sebuah industri dengan pendekatan diamond model
. Adapun elemen dari diamond model tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Kondisi faktor dalam analisis Porter adalah variabel-variabel yang sudah
ada dan dimiliki oleh suatu industri seperti sumber daya manusia human resource
, modal capital resource, infrastruktur fisik physical infrastructure, infrastruktur informasi information infrastruktur, infrastruktur administrasi
administrative infrastruktur, serta sumber daya alam. Semakin tinggi kualitas faktor input ini, maka semakin besar peluang industri untuk meningkatkan daya
saing dan produktivitas. Kondisi permintaan menurut diamond model dikaitkan dengan sophisticated
and demanding local customer . Kondisi permintaan merupakan sifat dari asal
untuk barang dan jasa. Semakin maju suatu masyarakat dan semakin demanding pelanggan dalam negeri, maka industri akan selalu berupaya untuk meningkatkan
kualitas produk atau melakukan inovasi guna memenuhi keinginan pelanggan
17 lokal yang tinggi. Namun dengan adanya globalisasi, kondisi permintaan tidak
hanya berasal dari lokal tetapi juga bersumber dari luar negeri.
Strategi Perusahaan, Struktur dan Persaingan
Kondisi Faktor Kondisi
Permintaan
Industri Pemasok dan Terkait
Gambar 1. Porter’s Diamond Model
Adanya industri pemasok dan terkait akan meningkatkan efisiensi dan sinergi dalam suatu industri. Sinergi dan efisiensi dapat tercipta terutama
transaction cost ,sharing teknologi, informasi maupun skill tertentu yang dapat
dimanfaatkan oleh industri atau perusahaan lainnya. Manfaat lain industri pemasok dan terkait adalah akan terciptanya daya saing dan produktivitas yang
meningkat. Strategi perusahaan dan pesaing dalam diamond model juga penting karena
kondisi ini akan memotivasi perusahaan atau industri untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan selalu mencari inovasi baru. Dengan adanya
persaingan yang sehat, perusahaan akan selalu mencari stategi baru yang cocok dan berupaya untuk selalu meningkatkan efisiensi.