8 wisatawan mengapa mereka berwisata di kota Bogor. Sehingga dapat dirumuskan
strategi yang dapat dilakukan untuk peningkatan kepariwisataan di kota Bogor. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder.
Data primer diperoleh dengan wawancara dengan pihak terkait dan penyebaran kuesioner terhadap wisatawan yang sedang berekreasi di kota Bogor. Data
sekunder diperoleh dari BPS, Disparbud kota Bogor, internet dan beberapa literatur yang terkait dengan pariwisata di kota Bogor.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Definisi Kepariwisataan
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini.
Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km atau 50 mil dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan
definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia. Pariwisata adalah aktivitas bersantai atau aktivitas waktu luang. Perjalanan
wisata bukanlah suatu kewajiban, dan umumnya dilakukan pada saat seseorang bebas dari pekerjaan yang wajib dilakukan, yaitu pada saat cuti atau libur. Dalam
perkembangan selanjutnya, berwisata dapat diidentikkan dengan ‘berlibur di daerah lain’. Berlibur di daerah lain, atau memanfaatkan waktu luang dengan
melakukan perjalanan wisata, dewasa ini merupakan salah satu ciri dari
masyarakat moderen.
Banyak negara bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada
wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan
wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal.
2.2. Faktor Pendorong dan Penarik
Keputusan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh kuatnya faktor-faktor pendorong push factor dan faktor-faktor penarik pull
10 factor
. Faktor pendorong dan penarik ini sesungguhnya merupakan faktor internal dan eksternal yang memotivasi wisatawan untuk mengambil keputusan
untuk melakukan perjalanan. Faktor pendorong umumnya bersifat sosial- psikologis, atau merupakan person specific motivation, sedangkan faktor penarik
merupakan destination specific attributes. Dengan adanya faktor pendorong, maka seseorang ingin melakukan perjalanan wisata, tapi belum jelas daerah mana yang
akan dituju. Berbagai faktor penarik yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata akan menyebabkan orang tersebut memilih daerah tujuan wisata tertentu untuk
memenuhi need and wants-nya. Ryan 1993, dari kajian literaturnya menemukan berbagai faktor pendorong bagi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata
seperti di bawah ini. 1.
Escape. Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan, atau kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari.
2. Relaxation. Keinginan untuk penyegaran yang juga berhubungan dengan
motivasi untuk escape di atas. 3.
Play. Ingin menikmati kegembiraan melalui berbagai permainan, yang merupakan pemunculan kembali dari sifat kekanak-kanakan, dan melepaskan
diri sejenak dari berbagai urusan yang serius. 4.
Strengthening family bonds. Ingin mempererat hubungan kekerabatan, khususnya dalam konteks VFR Visiting Friends and Relations.
5. Prestige. Untuk menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang
menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk menaikkan status dan derajat sosial.