Definisi Kepariwisataan Faktor Pendorong dan Penarik

10 factor . Faktor pendorong dan penarik ini sesungguhnya merupakan faktor internal dan eksternal yang memotivasi wisatawan untuk mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan. Faktor pendorong umumnya bersifat sosial- psikologis, atau merupakan person specific motivation, sedangkan faktor penarik merupakan destination specific attributes. Dengan adanya faktor pendorong, maka seseorang ingin melakukan perjalanan wisata, tapi belum jelas daerah mana yang akan dituju. Berbagai faktor penarik yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata akan menyebabkan orang tersebut memilih daerah tujuan wisata tertentu untuk memenuhi need and wants-nya. Ryan 1993, dari kajian literaturnya menemukan berbagai faktor pendorong bagi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata seperti di bawah ini. 1. Escape. Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan, atau kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari. 2. Relaxation. Keinginan untuk penyegaran yang juga berhubungan dengan motivasi untuk escape di atas. 3. Play. Ingin menikmati kegembiraan melalui berbagai permainan, yang merupakan pemunculan kembali dari sifat kekanak-kanakan, dan melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan yang serius. 4. Strengthening family bonds. Ingin mempererat hubungan kekerabatan, khususnya dalam konteks VFR Visiting Friends and Relations. 5. Prestige. Untuk menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk menaikkan status dan derajat sosial. 11 6. Social interaction. Untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat, atau dengan masyarakat lokal yang dikunjungi. 7. Romance. Keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan suasana romantis, untuk memenuhi kebutuhan seksual, khususnya dalam pariwisata seks. 8. Educational opportunity. Keinginan untuk melihat sesuatu yang baru, mempelajari orang lain atau daerah lain, atau kebudayaan etnis lain.Hal ini pendorong yang dominan dalam pariwisata. 9. Self-fulfilment. Keinginan untuk menemukan diri sendiri self – discovery, karena diri sendiri biasanya bisa ditemukan pada saat kita menemukan daerah atau orang yang baru. 10. Wish – fulfillment. Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi, yang lama dicita-citakan, sampai mengorbankan diri dengan cara berhemat, agar bisa melakukan perjalanan. Jackson 1989 juga telah mengidentifikasikan berbagai faktor penarik dan membedakannya atas sebelas faktor, yaitu: 1 location climate, 2 national promotion, 3 retail advertising, 4 wholesale marketing, 5 special even t, 6 eincentive schemes, 7 visiting friends, 8 visiting relatives, 9 tourist attractions, 10 culture, 11 natural environment man made environment.

2.3. Proses Pengambilan Keputusan Berwisata

Keputusan untuk melakukan perjalanan wisata adalah keputusan ‘pembelian’, yaitu mengeluarkan uang untuk mendapatkan kepuasan. Namun pembelian dalam konteks pariwisata mempunyai beberapa keleluasaan, paling 12 tidak dalam hal-hal di bawah ini Mathieson dan Wall, 1982 : Shaw dan William, 1992: 1. Produk yang dibeli adalah produk intangible, berupa pengalaman experience. Meskipun ada bagian dari produk yang tangible seperti cendramata, tetapi preparasinya sangat kecil terhadap total nilai pembelian. 2. Nilai pembelian umumnya besar, umumnya jauh lebih besar dibandingkan dengan pembelian barang-barang umum lainnya. 3. Pembelian tidak bersifat spontan. Perjalanan wisata umumnya direncanakan jauh hari sebelumnya, termasuk perencanaan aspek finansial, pemilihan jenis akomodasi, transportasi dan seterusnya. 4. Untuk menikmati produk yang dibeli, wisatawan harus mengunjungi daerah tujuan wisata secara langsung, berbeda degan produk lain yang dapat dikirim kepada pembeli. 5. Bagi sebagian wisatawan, mereka tidaklah distance minimized, bahkan menganggap perjalanan panjang sebagai bagian penting dari produk wisata yang dibeli. Menurut Mathieson dan Wall 1982, proses pengambilan keputusan seorang wisatawan melalui lima fase yang sangat penting, yaitu : 1. Kebutuhan atau keinginan untuk melakukan perjalanan. Tujuan dari perjalanan dirasakan oleh calon wisatawan, yang selanjutnya ditimbang- timbang apakah perjalanan tersebut memang harus dilakukan atau tidak. 2. Pencarian dan penilaian informasi. Hal ini misalnya dilakukan dengan menghubungi agen perjalanan, mempelajari bahan-bahan promosi brosur,