Kondisi Geografis Kota Bogor

38 tersusun oleh tanah, pasir dan kerikil hasil dari pelapukan endapan yang baik untuk vegetasi. Dari struktur geologi tersebut, maka Kota Bogor memiliki daya dukung tanah yang berada antara 1,5 KgCm 2 . Sebagai salah satu bagian dari propinsi Jawa Barat, Kota Bogor merupakan penyangga Ibu Kota Negara yang memiliki Asset Wisata Ilmiah yang bersifat Internasional Kebun Raya. Pusat Kota Bogor terletak 100 Km disebelah Selatan dari Pelabuhan Sunda Kelapa yang pada jaman dahulu kala merupakan pelabuhan terpenting bagi Negara Pakuan Pajajaran yang pusatnya sekitar BatuTulis di Selatan Kota Bogor. Kota Bogor dengan ketinggian dari permukaan laut minimal 190 meter dan maksimal 330 meter, memiliki udara rata - rata setiap bulannya adalah 26 o C dan suhu udara terendah 21,8 o C, dengan kelembaban udara kurang lebih 70 persen. Sedangkan curah hujan cukup besar setiap tahunnya yaitu berkisar antara 3500- 4000 mm dengan luas 4.992,30 Ha, antara 4000-4500 mm dengan luas 6.424,65 Ha, dan antara 4500-5000 mm dengan luas 433,05 Ha, terutama pada bulan Desember sampai dengan bulan Januari. Kota Bogor yang disebut sebagai Kota Hujan dialiri beberapa sungai yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan Kota, yaitu Sungai Ciliwung, Cisadane, Cipakancilan, Cidepit, Ciparigi, dan Cibalok, maka boleh dikatakan secara umum Kota Bogor aman dari bahaya banjir. Kedudukan topografis kota Bogor di tengah-tengah wilayah kabupaten Bogor serta lokasinya yang dekat dengan ibu kota Negara, merupakan potensi yang strategis untuk perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Adanya kebun raya yang di dalamnya terdapat Istana Bogor di pusat kota, merupakan tujuan 39 wisata, serta kedudukan kota Bogor diantara jalur tujuan wisata Puncak – Cianjur juga merupakan potensi yang strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Adapun batas wilayah kota Bogor yaitu sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Sukaraja, kecamatan Bojong Gede dan kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kemang dan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.

4.2. Kondisi Ekonomi

Sejalan dengan kondusifnya perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi di kota Bogor sepanjang tahun 2005 pun menunjukkan kecenderungan semakin membaik. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu dua tahun terakhir, khususnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2005. Nilai PDRB kota Bogor berdasarkan harga berlaku mencapai Rp 6,836 trilyun yang berarti mengalami kenaikan dari tahun 2004 sebesar Rp 5,245 trilyun. Sedangkan berdasarkan harga konstan PDRB tahun 2005 sebesar Rp 3,567 trilyun, meningkat Rp 3,361 trilyun dari tahun 2004. Laju pertumbuhan Ekonomi LPE tahun 2005 berdasarkan angka sementara dari BPS tercatat 6,12 persen, berarti meningkat dari tahun 2004. Pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh delapan sektor lapangan usaha yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, 40 serta sektor jasa-jasa. Peningkatan pertumbuhan ekonomi telah berimplikasi pada pendapatan perkapita. Berdasarkan harga berlaku pendapatan perkapita pada tahun 2005 Rp 8.292.947.47 meningkat dari tahun 2004 yang mencapai Rp 6.494.347,81 sedangkan berdasarkan harga konstan pendapatan perkapita tahun 2005 Rp 4.326.942,50 atau meningkat dari tahun 2004 yang mencapai Rp 4.161.551,26.

4.3. PDRB Kota Bogor

Perkembangan perekonomian Kota Bogor tahun 2002 menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,78 persen meningkat menjadi 6,07 persen tahun 2003. Pertumbuhan yang cukup baik ini merupakan modal yang baik untuk pemulihan ekonomi Kota Bogor. Nilai Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Bogor tahun 2002 berdasarkan harga berlaku Rp. 3.282.218.410.000,00 pada tahun 2003 meningkat menjadi Rp. 3.645.650.790.000,00 dengan pendapatan perkapita Rp. 4.227.462,01 pada tahun 2002 menjadi Rp. 4.605.734,59 pada tahun 2003. Sektor Lapangan Usaha yang memberikan kontribusi bagi peningkatan PDRB Kota Bogor adalah Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 12,35 persen, Pertanian sebesar 0,40 persen, Pengangkutan dan Komunikasi 10,62 persen Industri Pengolahan 26,44 persen Listrik, Gas dan Air Bersih 3,06 pesen Perdagangan, Hotel dan Restoran 31.27 persen Jasa-jasa 7,37 persen dan Sektor Bangunan sebesar 8,50 persen.