ANALISIS DATA METODOLOGI PENELITIAN

16

3.3 ANALISIS DATA

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif yang meliputi analisis pasar dan pemasaran, analisis teknis dan teknologis, analisis manajemen operasional, dan analisis finansial. Analisis kualitatif menggunakan parameter-parameter yang tidak terukur secara nominal, namun dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap data-data dan parameter yang dapat terukur secara nominal.

1. Analisis Pasar dan Pemasaran

Menurut Sutojo 1991, hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji aspek pasar dan pemasaran antara lain adalah kedudukan produk di pasar saat ini, komposisi dan perkembangan permintaan produk dimasa sekarang, proyeksi permintaan produk pada masa mendatang, kemungkinan adanya pesaing, peranan pemerintah dan swasta dalam menunjang perkembangan produk dan pemasaran produk. Aspek-aspek yang dikaji pada analisis pasar dan pemasaran meliputi analisis potensi pasar dan strategi pemasaran untuk mencapai pangsa pasar kulit samoa. Semua aspek tersebut diukur dengan teknik yang sesuai dengan penelitian dan sumber data yang diperoleh. Setelah diketahui potensi pasar yang dapat diraih, maka diperlukan strategi pemasaran, diantaranya dengan segmentasi segmenting, penentuan target pasar targetting, dan penentuan posisi di pasar positioning, serta bauran pemasaran marketing mix. Langkah-langkah dalam analisis pasar dan pemasaran disajikan pada Gambar 4. Gambar 4. Diagram alir proses analisis pasar dan pemasaran Mulai Pencarian data Data cukup? Analisis potensi pasar Penentuan strategi pemasaran Penentuan strategi bauran pemasaran selesai 17

2. Analisis Teknis dan Teknologis

Analisis teknis dan teknologis meliputi ketersediaan bahan baku, penentuan kapasitas produksi dan lokasi, pemilihan teknologi proses, mesin dan peralatan, neraca massa dan kebutuhan energi, perencanaan tata letak, kebutuhan luas ruang produksi, serta layout dari pabrik tersebut. Diagram alir proses analisis aspek teknis dan teknologi dapat dilihat pada Gambar 5. Tidak Ya Gambar 5. Diagram alir proses analisis teknis dan teknologis Mulai Lokasi pabrik Penentuan kapasitas produksi Pemilihan teknologi proses produksi, mesin, dan peralatan selesai Penyusunan neraca massa dan kebutuhan energi Penyusunan tata letak pabrik dan kebutuhan luas ruang produksi Penentuan kriteria dan alternatif pemilihan lokasi pendirian pabrik Penyusunan matriks hierarki AHP Penilaian alternatif dan kriteria pemilihan lokasi pendirian pabrik Pengolahan data hasil kuisioner Consistency Ratio kurang dari 0,1 Penyebaran kuisioner AHP Menggunakan Software Expert choice 2000 Analisis data sekunder daerah yang berpotensi untuk lokasi pabrik, diskusi dengan pakar Pencarian data bahan baku Metode AR-Chart Scale up hasi lab, mengacu pada kapasitas produksi dan pemilihan teknologi proses dan mesin Referensi, pustaka Mengacu pada ketersediaan bahan baku, kapasitas alat, dan permintaan pasar Referensi, wawancara 18 Ketersediaan bahan baku dianalisis dengan mengkaji data populasi kambing, serta data pemotongan hewan tersebut. Jika kebutuhan bahan baku tidak terpenuhi, maka dilakukan pencarian alternatif bahan baku yang lain. Untuk memperkirakan jumlah bahan baku dimasa yang akan datang digunakan teknik peramalan atau prakiraan forecasting. Teknik prakiraan dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif dapat dibagi menjadi metode time series dan metode kausal sebab akibat Metode kualitatif dapat dibagi menjadi metode eksploratif dan metode normatif. Metode prakiraan kuantitatif dapat diaplikasikan apabila terdapat pada kondisi: tersedianya informasi tentang masa lalu, Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik, dan keadaan masa lalu diasumsikan akan berlanjut terus dimasa mendatang. Penentuan lokasi pendirian pabrik harus dianalisis secara cermat karena akan berpengaruh terhadap kelangsungan pabrik yang akan didirikan. Penentuan lokasi industri kulit samoa dilakukan dengan menggunakan metode AHP. Menurut Marimin 2004 prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki, kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subyektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain, dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. Langkah- langkah yang perlu dilakukan dalam pemilihan lokasi dengan menggunakan AHP adalah menyusun hierarki AHP, hierarki ini berisi tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lokasi pendirian industri kulit samoa dan alternatif lokasi yang ditentukan. Setelah dilakukan penyusunan hierarki AHP, proses selanjutnya adalah pembuatan kulisioner dan penyebaran kuisioner. Dalam pengolahan data hasil kuisioner, bila konsistensi data lebih dari 0,1 maka data tidak konsisten dan perlu dikaji ulang dan jika konsistensi data kurang dari 0,1 berarti data tersebut konsisten sehingga diperoleh lokasi terpilih. Penentuan kapasitas produksi dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan bahan baku dan permintaan pasar. Komponen tersebut dianalisis, sehingga didapatkan kapasitas produksi kulit samoa. Pemilihan teknologi proses produksi didasarkan pada proses produksi yang menghasilkan produk paling optimal. Teknologi yang diterapkan mengacu dari penelitian sebelumnya, teknologi produksi skala lab kemudian di scale up menjadi skala industri. Pemilihan mesin dan peralatan ditentukan berdasarkan teknologi dan proses produksi yang dipilih. Neraca massa disusun untuk melihat laju alir, jumlah input, dan jumlah output masing-masing komponen bahan pada setiap proses dan kebutuhan energi digunakan untuk untuk mengetahui seberapa besar energi yang dibutuhkan dalam proses pembuatan kulit samoa. Penentuan tata letak pabrik dilakukan dengan menganalisis keterkaitan antar aktivitas, kemudian menentukan kebutuhan luas ruang dan alokasi area. Untuk menggambarkan hubungan keterkaitan antar aktivitas, maka diberikan derajat keterkaitankeeratan hubungan yang dinyatakan sebagai A, E, I, O, dan U, yang mana: A absolutely necessary menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berdekatan dan bersebelahan. E especially important menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus bersebelahan. I important menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan cukup berdekatan. O ordinary important menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan tidak harus saling berdekatan. U unimportant menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan bebas dan tidak saling mengikat. X undesirable menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berjauhan dan tidak boleh saling berdekatan. 19 Sandi derajat hubungan aktivitas diletakkan pada bagian dalam kotak bagan keterkaitan antar aktivitas. Alasan-alasan yang mendukung kedekatan hubungan meliputi keterkaitan produksi, keterkaitan pekerja, dan aliran informasi. Alasan keterkaitan produksi meliputi urutan aliran kerja, penggunaan peralatan, catatan dan ruang yang sama, kebisingan, kotor, debu, getaran, serta kemudahan pemindahan barang. Alasan keterkaitan pekerja meliputi penggunaan karyawan yang sama, pentingnya berhubungan, jalur perjalanan, kemudahan pengawasan, pelaksanaan pekerjaan serupa, pemindahan pekerja, dan gangguan pekerja. Alasan informasi meliputi penggunaan catatan yang sama, hubungan kertas kerja, dan penggunaan alat komunikasi yang sama Apple, 1990. Pada peta keterkaitan antar aktivitas, alasan-alasan pendukung ini disesuaikan penempatannya dalam kotak agar tidak tumpang tindih dengan kode derajat hubungan antar aktivitas. Tahapan proses dalam merencanakan peta keterkaitan antar aktivitas adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi semua kegiatan penting dan kegiatan tambahan 2. Membagi kegiatan tersebut ke dalam kelompok kegiatan produksi dan pelayanan. 3. Mengelompokkan data aliran bahan atau barang, informasi, pekerja, dan lainnya. 4. Menentukan faktor atau sub faktor mana yang menunjukkan keterkaitan produksi, pekerja, dan aliran informasi 5. Mempersiapkan peta aliran aktivitas. 6. Memasukkan kegiatan yang sedang dianalisis ke sebelelah kiri peta keterkaitan aktivitas. Urutannya tidak mengikat, namun dapat juga diurutkan melalui logika ketergantungan kegiatan. 7. Memasukkan derajat hubungan antar aktivitas di dalam kotak yang tersedia. Pada keterkaitan antar aktivitas yang telah dibuat kemudian diolah lebih lanjut menjadi diagram keterkaitan antar aktivitas. Berikut ini tahapan proses pembuatan diagram keterkaitan antar aktivitas. 1. Mendaftar semua kegiatan pada templet kegiatan diagram keterkaitan aktivitas 2. Memasukkan nomor kegiatan dari peta keterkaitan aktivitas pada sisi pojok dan tengah setiap templet kegiatan diagram keterkaitan aktivitas untuk menunjukkan derajat kedekatan antar aktivitas. 3. Melanjutkan prosedur untuk setiap templet yang tersedia sampai keseluruhan kegiatan tercatat. 4. Menyusun model dalam sebuah diagram keterkaitan aktivitas, memasangkan yang A terlebih dahulu, kemudian E, dan seterusnya. 5. Menggambarkan pola aliran sederhana Setelah diagram keterkaitan terbentuk, dilakukan pengalokasian aktifitas dengan menggunakan metode Total Closeness Rating TCR, yang dirumuskan sebagai berikut: ∑ Keterangan : Vrij = Derajat hubungan aktifitas yang diberikan pada aktifitas id an j m = Jumlah aktifitas Perancangan tata letak pabrik didasarkan pada diagram alir proses produksi dan diagram keterkaitan aktivitas yang ditentukan sebelumnya. Selanjutnya tata letak pabrik disussun dengan denah yang efektif dan efisien dari minimalnya jarak perpindahan bahan, keteraturan tempat kerja, dan runutnya aliran proses. Kebutuhan luas ruang produksi tergantung jumlah mesin dan peralatan, tenaga kerja atau operator yang menangani fasilitas produksi, serta jumlah dan jenis sarana yang mendukung kegiatan produksi. 20

8. Analisis Manajemen dan Organisasi

Kajian terhadap manajemen operasional meliputi pemilihan bentuk perusahaan, struktur organisasi yang sesuai, kebutuhan tenaga kerja, deskripsi dan spesifikasi kerja. Alir analisis manajemen operasional disajikan pada Gambar 6. Gambar 6. Diagram alir proses manajemen operasional Menurut Husnan dan Muhammad 2000, hal yang perlu dipelajari dalam aspek manajemen adalah manajemen selama masa pembangunan proyek yang meliputi pelaksanaan proyek tersebut, jadwal penyelesaian proyek, aktor yang melakukan studi setiap aspek dan manajemen dalam operasi. Manajemen dalam operasi meliputi bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi jabatan, jumlah tenaga kerja yang akan dipergunakan dan anggota direksi serta tenaga-tenaga terinci.

4. Analisis Lingkungan dan Legalitas

Pada aspek lingkungan akan dilakukan pengkajian terhadap limbah yang dihasilkan oleh industri kulit samoa, dampak negatif pendirian industri kulit samoa terhadap lingkungan seperti kemungkinan pencemaran limbah atau sampah dan polusi udara, tanah, dan air, dan penangan limbah yang dihasilkan oleh industri kulit samoa. Analisis terhadap aspek legalitas meliputi tata cara perizinan pendirian pabrik yang diantaranya adalah prosedur perizinan dan pendirian badanbentuk usaha perusahaan, izin pendirian bangunan, izin melakukan dagang, dan peraturan pajak.

5. Analisis Finansial

Aspek yang akan dikaji dalam analisis finansial adalah perkiraan jumlah modal investasi dan modal kerja, biaya operasional, struktur pembiayaan, rencana penerimaan, dan penentuan kelayakan industri secara finansial dengan menggunakan kriteria-kriteria penentu kelayakan industri yang Mulai selesai Menentukan bentuk usaha yang dipilih Menentukan struktur organisasi, deskripsi dan spesifikasi kerja, dan kebutuhan tenaga kerja Menentukan tujuan perusahaan, dengan mempertimbangkan:  Data prakiraan investasi yang diperlukan dari penggunaan mesin dan bahan baku  Data kapasitas produksi  Teknologi proses yang digunakan 21 meliputi Break Even Point, Net present Value, Internal rate of Return, Net Benefit Cost Ratio, Pay Back Period,dan analisis sensitivitas. Gambar 7. Diagram alir analisi finansial

1. Net Present Value NPV

Net present value merupakan perbedaan nilai investasi sekarang dari keuntungan dan biaya dimasa yang akan datang. Formulasi yang digunakan untuk menghitung NPV adalah Gray et al., 1993: ∑ dengan: Bt = Keuntungan pada tahun ke-t Ct = Biaya pada tahun ke-t i = Tingkat suku bunga t = Periode investasi t = 0,1,2,3,....,n n = Umur ekonomis proyek Penilaian kelayakan investasi secara finansial menggunakan tiga kriteria metode NPV, yaitu: 1. Jika nilai NPV ≥ 0, menunjukkan bahwa proyek atau industri tersebut menguntungkan atau layak dilaksanakan 2. Jika nilai NPV = 0, menunjukkan bahwa proyek atau industri tersebut tidak untung tetapi juga tidak rugi, jadi tergantung pada penilaian subyektif pengambilan keputusan. 3. Jika nilai NPV ≤ 0, menunjukkan bahwa proyek atau industri tersebut merugikan karena penerimaan lebih kecil daripada biaya, jadi lebih baik tidak dilaksanakan. Mulai selesai Pencarian data Tabulasi biaya bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja, dan menghitung biaya investasi Perhitungan proyeksi laba rugi, PBP, IRR, NPV, BC ratio, BEP, dan analisis sensitivitas Menentukan Sumber dana dan struktur pembiayaan Perhitungan dengan Microsoft office excel 22

2. Internal Rate of Return IRR

Internal rate of return IRR adalah tingkat suku bunga pada saat NPV sama dengan nol dan dinyatakan dalam Gray et al., 1993. IRR merupakan tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk mendiskonto seluruh kas masuk pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan jumlah kas yang sama dengan investasi proyek. Tujuan perhitungan IRR adalah mengetahui tase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya. Proyek layak dijalankan bila nilai IRR besar atau sama dengan dari nilai suku bunga yang berlaku. Menurut Kadariah et al. 1999, rumus IRR adalah sebagai berikut. dengan: NPV + = NPV bernilai positif NPV - = NPV bernilai negative i+ = suku bunga yang membuat NPV positif i- = suku bunga yang membuat NPV negatif

3. Net Benefit Cost Ratio Net BC

BC ratio sering disebut sebagai profit ability index dan excess present value index, yang merupakan perbandingan antara keuntungan yang diperoleh terhadap biaya yang dikeluarkan D Garmo et al., 1984. Metode yang digunakan dalam analisa BC Ratio adalah Net Benefit-Cost Ratio yang merupakan perbandingan antara NPV terhadap present cost. Jika net BC bernilai lebih dari satu, berarti NPV 0 dan proyek layak dijalankan, sedangkan jika net BC kurang dari satu, maka proyek sebaiknya tidak dijalankan Kadariah et al., 1999. Kriteria keputusan yang diambil adalah layak jika BC 1. rumus BC Ratio adalah sebagai berikut Gray et al., 1993: ∑ ∑ dengan: Bt = Penerimaan Benefit pada tahun ke-t Ct = Biaya Cost pada tahun ke-t n = Umur proyek t = tahun proyek i = Discount rate

4. Break Even Point BEP

Menurut Sutojo 2000, suatu proyek telah dikatakan mencapai titik impas Break Even Point apabila jumlah hasil penjualan produknya pada suatu periode waktu tertentu sama dengan jumlah biaya yang ditanggung sehingga proyek tersebut tidak mengalami kerugian tetapi juga tidak memperoleh laba. Menurut Soeharto 2000, hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel dapat disajikan pada rumus dan grafik Gambar 8 berikut: [ - ] 23 dengan: Qi = Jumlah unit volum yang dihasilkan dan terjual pada titik impas FC = Biaya tetap P = Harga penjualan per unit VC = Biaya tidak tetap per unit Biaya Rupiah dpendapatan c biaya total b biaya tidak tetap Titik I impas a biaya tetap Volum produksi jumlah output Gambar 8. Grafik analisis BEP Break Even Point merupakan titik dimana total biaya produksi sama dengan pendapatan. Titik impas menunjukkan bahwa tingkat produksi telah menghasilkan pendapatan yang sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Pada Gambar 8, titik tersebut ditunjukkan oleh huruf I. Sumbu vertikal menunjukkan jumlah biaya produksi atau pendapatan yang dinyatakan dalam rupiah, sedangkan sumbu horizontal menunjukkan volume produksi jumlah output yang dinyatakan dalam satuan unit. Garis a, b, c, berturut-turut adalah biaya tetap, biaya tidak tetap, dan biaya total. Biaya total adalah jumlah dari a dan b, sedangkan d adalah jumlah pendapatan dari penjualan produksi. Di atas titik I, diantara garis c dan d merupakan daerah laba. Selain dapat mengungkapkan hubungan antara volum produksi, harga satuan, dan laba, analisis titik impas bagi manajemen akan memberikan informasi mengenai hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel. Berdasarkan grafik dan rumus dan Gambar 8. Perusahaan dengan biaya tetap yang tinggi harus memproduksi dan menjual lebih banyak produk untuk sampai pada titik impas dibanding perusahaan dengan biaya tetap lebih rendah agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian.

5. Pay back Period PBP

Pay Back Period PBP diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai PBP adalah sebagai berikut. 24 Dimana: n = periode investasi pada saat nilai kumulatif Bt-Ct negatif yang terakhir tahun m = nilai kumulatif Bt-Ct negatif yang terakhir Rp Bn = manfaat bruto pada tahun ke-n Rp Cn = biaya bruto pada tahun ke-n Rp.

6. Analisis sensitivitas

Analisis ini dimaksudkan untuk mengkaji sejauh mana perubahan parameter aspek finansial berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih. Apabila nilai unsur tertentu berubah dengan variasi yang relatif besar tetapi tidak berakibat terhadap investasi, maka dikatakan bahwa keputusan untuk berinvestasi pada suatu proyek tidak sensitif terhada unsur yang dimaksud. Sebaliknya bila terjadi perubahan yang kecil saja mengakibatkan perubahan keputusan investasi, maka dinamakan keputusan untuk berinvestasi tersebut sensitif terhadap unsur yang dimaksud. Analisis sensitivitas terhadap unsur-unsur yang terdapat di dalam aliran kas meliputi perubahan harga bahan baku, biaya produksi, berkurangnya pangsa pasar, turunnya harga jual produk per unit, ataupun tingkat bunga pinjaman Soeharto, 2000. Selain itu dianalisis juga resiko nilai tukar mata uang asing. 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN