ASPEK LEGALITAS DAN LINGKUNGAN .1 Aspek Legalitas Badan Usaha Perizinan

69 4.5 ASPEK LEGALITAS DAN LINGKUNGAN 4.5.1 Aspek Legalitas Pendirian dan beroperasinya industri akan lebih diketahui serta diakui keberadaannya oleh pemerintah apabila telah berbentuk badan usaha. Suatu industri yang layak untuk direalisasikan, perlu mendapatkan legalitas sehingga dalam perjalanannya dapat melakukan akses keluar yang baik, dan mendapat dukungan serta terikat pada kebijakan yang berlaku baik di tingkat wilayahdaerah, nasional, maupun internasional. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan otonomi daerah yang nyata, luas, dan bertanggung jawab, bidang industri merupakan salah satu bidang yang diserahkan dan telah menjadi kewenangan daerah. Oleh karena itu, peraturan mengenai perizinan industri diatur sesuai dengan peraturan daerah di daerah tempat industri tersebut didirikan.

a. Badan Usaha

Perusahaan yang ada di Indonesia terdapat dalam beberapa bentuk, yaitu Perseroan Terbatas PT, Persekutuan Komanditer CV, Koperasi, Firma, Kongsi, Yayasan dan bentuk usaha tetap. Dalam hal pemilikan, bentuk perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ukuran perusahaan, jenis perusahaan, pembagian laba, resiko yang akan ditanggung, pembagian pengawasan, dan aturan penguasaan perusahaan. Bentuk perusahaan untuk industri penyamakan kulit samoa ini adalah Perseroan Terbatas PT. Pemilihan ini dilakukan dengan alasan modal investasi yang dibutuhkan relatif cukup besar. Kelebihan dari Perseroan Terbatas adalah luasnya bidang usaha yang dimiliki, kewenangan, dan tanggung jawab yang dimiliki terbatas kepada modal yang disetor.

b. Perizinan

Kegiatan usaha selalu memerlukan dokumen penunjang usaha beserta izin-izin yang diperlukan sebelum menjalankan kegiatannya. Dokumen dan izin-izin diperlukan untuk melindungi kepentingan perusahaan dari berbagai hal. Dalam mendirikan industri kulit samoa di daerah Garut diperlukan izin-izin dan persyaratan legalitas sebagai berikut:

1. Izin lokasi

Dalam pendirian suatu industri diperlukan izin lokasi usaha. Dasar hukum izin lokasi usaha adalah Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional No. 2 Tahun 1999. Persyaratan pembuatan izin lokasi yang harus dilengkapi adalah: 1. Surat permohonan ijin lokasi. 2. Akta pendirian perusahaan dan pengesahan Mentri Kehakiman. 3. Fotokopi KTP pemohon. 4. Surat keterangan NPWP. 5. Uraian rencana kegiatan pembangunan proyek proposal. 6. Pernyataan kesanggupan dan memberikan ganti rugi bagi pemilik tanah yang berhak atas tanah.

7. Gambar kasarsketsa lokasi.

70

2. Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah IPPT

Berdasarkan Perda No. 7 Tahun 1999 tentang Retribusi Izin Peruntukan Penggunaan Tanah dan keputusan Bupati Garut Nomor 280 Tahun 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Tingkat II Garut Nomor 7 Tahun 1999 tentang Restribusi Izin Peruntukan Penggunaan Tanah sebelum proyek didirikan harus membuat IIPPT terlebih dahulu. Persyaratan yang harus dilengkapi adalah sebagai berikut: 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Pemohon 2. Surat permohonan 3. Surat kuasa bagi yang menguasakan 4. Fotokopi KTP Pemohon 5. Fotokopi Surat Tanah 6. Fotokopi lunas PBB SPPT 7. Ijin tetangga 8. Denah Peta lokasi tanah dimohon 9. Surat Pernyataan Pelepasan Hak atas tanah 10. Nominatif konsumen 11. Proposal yang berisikan uraian rencana kegiatan proyek 12. Akta Pendirian Perusahaan 13. NPWP 14. SIUJK 15. TDR 16. Keanggotaan Asosiasi

3. Site plan

Rencana tapak Site plan adalah gambaran atau peta rencana peletakan bangunan dengan segala unsur penunjangnya dalam skala batas-batas luas lahan tertentu. Rencana tapak dibuat dalam gambarpeta dalam skala tertentu diatas kertas kalkir dengan format yang telah ditetapkan dinas. Tata cara pengesahan rencana tapak adalah sebagai berikut: 1. Pra rencana tapak diajukan oleh pemohon kepada Walikota melalui Kepala Dinas Tata Kota dan Pemukiman dengan surat permohonan disertai kelengkapan persyaratan yang ditetapkan. 2. Permohonan yang memenuhi persyaratan administratif, maka permohonannya dikabulkan dan bila tidak memenuhi persyaratan dapat ditolak dengan alasan yang jelas. 3. Untuk permohonan yang dikabulkan, selanjutnya Dinas akan melaksanakan penelitian dan pemeriksaan serta memproses administrasi untuk pengesahan rencana tapak. 4. Untuk permohonan yang hanya dipersyaratkan dengan advise planning fatwarencana pengarahan lokasi tanpa izin lokasi atau merupakan pecahan dari rencana induk master plan. Maka pengesahan rencana tapak dapat disahkan oleh Kepala Dinas Tata Kota dan Pemukiman, sepanjang memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. 5. Rencana Tapak yang telah mendapat izin Mendirikan Bangunan IMB dan Izin Undang-undang GangguanHO. 71

4. AMDAL

Dalam Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besa dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha danatau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha danatau kegiatan. Bentuk hasil kajian AMDAL berupa dokumen AMDAL yang terdiri dari lima dokumen, yaitu: Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup KA-ANDAL, Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup ANDAL, Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup RKL, Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup RPL, dan Dokumen Ringkasan Eksekutif. Prosedur AMDAL disajikan pada Gambar 38. Gambar 38. Prosedur AMDAL Sumber: Diinterpretasikan dari Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL Renca kegiatan dari pemrakarsaa Proses penapisan: Daftar kegiatan wajib AMDAL AMDAL dipersyaratkan AMDAL tidak diperlukan Pemberitahuan rencana studi AMDAL ke Sektretariat Komisi Penilai AMDAL Pengumuman rencana kegiatan dan konsultasi masyarakat Penyusunan Kerangka Acuan KA-ANDAL Penilaian KA-ANDAL Penyusunan dokumen ANDAL, RKL, dan RPL Tidak layak Lingkungan Layak lingkungan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan oleh MenLH GubernurBupatiWalikota Proses Perizinan Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan UKL dan Upaya Pemantauan Lingkungan UPL 72 Dalam prosedur AMDAL, Langkah pertama bagi pemrakarsa adalah mendatangi konsultan Orang yang mempunyai sertifikat kompetensi membuat amdal AB. Pemrakarsa menceritakan kepada konsultan tentang usahaaktivitas yang akan ia bangun. Setelah itu, konsultan melihat Buku Pedoman Amdal mengenai dampak penting yang diterbitkan oleh Menteri Lingkungan Hidup. Setelah itu, konsultan mengetahui apakah usahakegiatan yang akan dilakukan oleh pemrakarsa tersebut memiliki dampak penting atau tidak. Jika tidak memiliki dampak penting maka pemrakarsa hanya cukup membuat UKLUPL Upaya Pengelolaan LingkunganUpaya Pemnatauan Lingkungan. Namun jika usahakegiatan itu memiliki dampak penting, maka pemrakarsa wajib membuat dan menyusun dokumen Amdal. Setelah itu konsultan membuat Amdal atas permintaan pemrakarsa. Ia membuat Kerangka Acuan KA terlebih dahulu. KA diberikan kepada Kepala Daerah melalui komisi penilai bisa berupa Badan Lingkungan Hidup. Komisi Penilai Amdal adalah komisi yang dibentuk oleh kepala daerah untuk menilai dokumen- dokumen Amdal yang dibuat oleh pemrakarsa dengan dibantu oleh konsultan Amdal. Sesudah itu membuat ANDAL Analisis Dampak Lingkungan, RKL Rencana Pengelolaan Lingkungan, RPL Rencana Pemantauan Lingkungan. Setelah semua itu disusun kemudian dinilai lagi oleh Komisi Penilai Amdal, apakah manfaat itu lebih besar daripada kerugian, dan apakah ada teknologi penangkal bahaya usaha tersebut. Setelah itu ada feasibility study, apakah layak untuk dilakukan. Jika layak maka akan diberikan kepada kepala daerah untuk diberikan surat keputusan, sebagai instansi yang bertanggungjawab. Berdasarkan surat keputusan kelayakan tersebut, maka dikeluarkan Ijin Lingkungan. Setelah keluarnya ijin lingkungan, maka akan keluar juga ijin usaha.

5. Ijin Mendirikan Bangunan IMB

Izin Mendirikan Bangunan adalah Izin yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut dalam rangka mendirikan Bangunan secara fisik berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987. Jangka waktu berlakunya Izin Mendirikan Bangunan selama bangunan itu berdiri dan tidak ada perubahan bentuk. Persyaratan yang harus dilengkapi adalah sebagai berikut: 1. fotocopy KTP 2. Surat permohonan 3. Ijin tetangga yang diketahui oleh ketua RT dan Lurah setempat, 4. Sertifikat hak atas tanah atau bukti perolehan tanah, 5. Foto copy lunas PBB dan SPPT tahun terakhir, 6. Gambar konstruksi bangunan Rencana Gambar bangunan, 7. Ijin Peruntukkan Penggunaan Tanah IPPT dan izin lokasi, 8. Foto copy akta pendirian bagi perusahaan yang berstatus badan hukum, 9. Foto copy analisis mengenai dampak lingkungan AMDAL

6. Surat Izin Tempat Usaha SITU

Pelayanan Izin Tempat Usaha adalah izin yang diberikan berkenaan dengan tempat-tempat usaha bagi perusahaan yang telah memiliki AMDAL atau bagi BADAN yaitu sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha. Surat izin tempat usaha berdasar pada Peraturan Daerah Kabupaten Garut No.15 Tahun 2001 tentang Retribusi Ijin Pelayanan Gangguan dan Ijin Tempat Usaha. Penetapan ijin berlaku 3 tiga tahun atau sampai terjadi 73 perubahan jenis usaha, kepemilikan perusahaan dan perluasan kegiatan usaha. Persyaratan yang harus dilengkapi adalah: 1. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk Pemilik Usaha 2. Ijin Tetangga yang diketahui oleh Ketua RT dan Lurah setempat 3. Fotocopy Ijin Mendirikan Bangunan IMB 4. Fotocopy Sertifikat Tanah 5. Fotocopy akta notaris bagi badan usaha yang berbadan hukum

7. Syarat pendirian PT

Persyaratan untuk mendirikan Perseroan Terbatas berdasar pada UU No.402007. Tata cara mendirikan Perseroan Terbatas dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pendirian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pendiri minimal 2 orang atau lebih. 2. Pendirian PT dituangkan dalam Akta Notaris. 3. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. 4. Mencantumkan perkataan “PT” dalam akta notaris. 5. Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka peleburan. 6. Didaftarkan berdasarkan Undang-undang Wajib Daftar Perusahaan. 7. Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri kehakiman dan diumumkan dalam BNRI. 8. Memiliki modal dasar sekurang-kurangnya Rp 20.000.000,- dua puluh juta rupiah. 9. Modal ditempatkan sekurang-kurangnya 25 dari modal dasar. 10. Menyetor modal setor 50 lima puluh dari modal ditempatkan pada saat perusahaan didirikan. 11. Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia, kecuali PT. Penanaman Modal Asing. Pendirian Perseroan Terbatas harus dibuatkan Akta Notaris, kemudian didaftarkan di pengadilan negeri untuk memperoleh pengesahan dan akan diberitakan dalam lembaran negara. Dalam akta pendirian juga dicantumkan nama-nama pendiri, komisaris, direksi, bidang usaha, dan tujuan perusahaan didirikan. Persyaratan material berupa kelengkapan dokumen yang harus disampaikan kepada Notaris pada saat penanda-tanganan akta pendirian adalah: 1. KTP dari para Pendiri minimal 2 orang dan bukan suami isteri. Kalau pendirinya cuma suami isteri dan tidak pisah harta maka, harus ada 1 orang lain lagi yang bertindak sebagai pendiri pemegang saham. 2. Modal dasar dan modal disetor. 3. Jumlah saham yang diambil oleh masing-masing pendiri. 4. Susunan Direksi dan komisaris serta jumlah Dewan Direksi dan Dewan Komisaris. Untuk izin-izin perusahaan berupa surat keterangan domisili Perusahaan, Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP perusahaan, Surat Izin Usaha Industri SIUI, Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP, Tanda Daftar Perusahaan TDP, dan izin gangguan. Dokumen-dokumen pelengkap yang diperlukan adalah: Kartu Keluarga Direktur Utama, NPWP Direksi kalau tidak ada, minimal Direktur Utama, foto copy sertifikat tanah dan copy PBB terakhir berikut bukti lunasnya, pas foto Direktur Utama ukuran 3X4 sebanyak 2 lembar, foto kantor tampak depan dan tampak dalam, serta Stempel perusahaan. 74

c. Pajak