61
4.2 .6 Perancangan Tataletak
Perancangan tataletak dilakukan agar proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Selain itu, perancangan tata letak yang baik dapat meminimumkan elemen-elemen biaya, seperti biaya
pemindahan bahan, biaya konstruksi dan instalasi bangunan, mesin, dan fasilitas lain. Perancangan tata letak ini berhubungan dengan penyusunan letak mesin, peralatan-peralatan produksi, dan ruangan-
ruangan dalam pabrik. Ada tiga tipe penentuan tataletak pabrik, yaitu berdasarkan produk product layout,
berdasarkan proses proses layout, dan berdasarkan stationary stationary layout. Penentuan tataletak bergantung pada spesifikasi proses produksi. Produk yang dibuat industri kulit samoa hanya
satu jenis. Untuk itu tipe tata letak yang digunakan adalah product layout. Product layout adalah cara pengaturan dan penempatan semua fasilitas produksi yang diperlukan ke dalam suatu departemen
tertentu atau khusus. Tata letak jenis ini membentuk suatu garis mengikuti jenjang proses pengerjaan produksi suatu produk dari awal hingga akhir. Mesin-mesin diletakkan menurut urutan proses dari
suatu produk. Tujuan dari product layout adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan di dalam aktivitas produksi, sehingga pada akhirnya terjadi penghematan
biaya. Penyusunan tata letak akan berpengaruh terhadap efisiensi produksi. Pada umumnya dalam menetapkan desain tataletak digunakan satu dari beberapa metode
antara lain yaitu Activity Relationship Chart dan Travel Chart. Activity Relationship Chart merupakan suatu metode yang menghubungkan aktivitas-aktivitas secara berpasangan sehingga semua aktivitas
akan diketahui tingkat hubungannya. Travel Chart merupakan suatu metode yang digunakan untuk kondisi dimana terdapat banyak produk atau item yang mengalir melalui suatu area. Industri kulit
samoa menggunakan Activity Relationship Chart untuk perancangan tataletaknya. Keterkaitan aktivitas digambarkan dengan menggunakan bagan yang disebut dengan bagan keterkaitan aktivitas.
Alasan dalam penilaian derajat keterkaitan aktivitas disajikan pada Tabel 18. Bagan keterkaitan antar aktivitas pada industri kulit samoa disajikan pada Gambar 34. Derajat hubungan aktivitas dapat diberi
tanda sandi sebagai berikut: A = absollutely necessary mutlak
E = especially important sangat penting
I =important penting
O = ordinary biasa
U = unimportant tidak penting
X = undesirable harus berjauhan
Tabel 18. Penilaian derajat keterkaitan
Kode Alasan
1 Urutan proses dan kerja
2 Penggunaan pekerja yang sama
3 Pengawasan dan keamanan
4 Efisiensi waktu
5 Keindahan, kebersihan, dan kenyamanan
6 Adanya komunikasi dan pencatatan
7 Kontak antar pekerja
8 Bising, asap, debu, atau bau.
62
1. Kantor 2. Gudang bahan baku
3. Gudang bahan kimia 4. Gudang barang jadi
5. Ruang produksi minyak 6. Ruang produksi kulit
7. Sumber air 8. Pengelolaan limbah
9. Laboratorium 10. Pengemasan
11. Toilet dan mushola 12. Pos satpam
13. Parkir dan jalan
O I
4 O
O I
3,6,7 O
O U
X 8
O O
O O
I 2,4
U E
1,4 A
1,2,4 O
U O
U U
O I
4 O
I 4
E 1,4
O X
8 U
U O
O O
I 1,4
U X
8 O
E 1,4
U O
I 4,7
E 1,4
O U
I 4
U U
U U
I 4
U E
4 A
U U
O U
8 O
U U
U U
U U
8 X
5, 8 X
8 X
8 I
3,6 U
U U
U U
U U
U U
Gambar 34. Bagan keterkaitan antar aktivitas pada industri kulit samoa chamois leather Bagan keterkaitan antaraktivitas digunakan untuk merencanakan dan menganalisis keterkaitan
antar aktivitas. Informasi yang diperoleh dari bagan tersebut kemudian diwujudkan dalam diagram keterkaitan antaraktivitas.Pada bagan keterkaitan antar aktivitas dapat dihitung pembobotan nilainya
pada setiap hubungan keterkaitan. Penilaian di atas berdasarkan ketentuan: A =81; E = 27; I = 9; O = 3;X =0. Pembobotan di atas digunakan sebagai acuan dalam perhitungan keterkaitan antar ruang. Nilai
total terbesar menjadi pusat ruang aktivitas. Perhitungan nilai TCR disajikan dalam Tabel 19. Tabel 19. Perhitungan nilai TCR
Lokasi Nilai
Jumlah
Kantor 3
3 9
3 3
1 3
3 3
3 3
37 Gudang bahan baku
3 9
1 27
81 3
1 3
1 1
3 9
142 Gudang bahan kimia
3 9
3 9
27 3
9 1
1 3
3 71
Gudang produk jadi 9
1 3
3 9
1 3
27 1
3 9
69 Ruang produksi minyak
3 27
9 3
27 3
9 1
1 1
1 85
Ruang produksi kulit 3
81 27
9 27
27 3
27 81
1 1
3 290
Sumber air 1
3 3
1 3
27 3
1 1
1 1
45 Pengelolaan limbah
1 3
1 5
Laboratorium 3
3 9
3 9
27 3
1 1
1 1
1 62
Pengemasan 3
1 1
27 1
81 1
1 1
1 1
119 Toilet dan mushola
3 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 13
Pos satpam 3
3 3
3 1
1 1
1 1
1 1
19 Parkir dan jalan
3 9
3 9
1 3
1 1
1 1
9 41
63
Informasi yang dihasilkan dari bagan keterkaitan aktivitas, kemudian digunakan untuk membuat diagram keterkaitan antar aktivitas. Diagram tersebut menggunakan tamplate yang
menggambarkan kegiatan yang ada. Setiap tamplate mencantumkan informasi mengenai derajat keterkaitan kegiatan tersebut dengan kegiatan lainnya. Diagram keterkaitan antar aktivitas disajikan
pada Gambar 36.
A- E-
I- O
2,3,5,6,9,10, 11,12,13
X8 1
Kantor A 6
E 5
I 3,13 O1,7,9,12
2 X-
G.bahan baku A-
E 6
I 2,5,9
O1,4,7,12, 13
3 X8
G. bahan kimia
A- E 10
I 1,6,13 O 3,5,9,12 4
X8 A-
E 2,6
O 1,4,7 5
I 1,3,9 X-
Ruang produksi minyak
A 2,10 E 3,5,7,9
6 X-
I 4 O 1,13
Ruang produksi kulit
A-
O 2,3,5,9 7
X- Sumber air
E -
I 6
A- E -
I- O-
X 1,3,4, 11,12,13
8 R. Pengelolaan
limbah 9
A- E 6
I 3,5 O 1,2,4,7
X- Laboratorium
11 A-
E-
I- O 1
X8 Toilet dan mushola
I- O 1
A 6 E 4
R. pengemasan 10
X- 12
A- E-
I 13 O 1,2,3,4
X8 Pos satpam
13 A-
E-
I 2,4,13 O 1,3,6
X8 Parkir dan jalan
G. produk jadi
Gambar 35. Diagram keterkaitan antar aktivitas Setelah membuat diagram keterkaitan antar aktivitas, langkah selanjutnya adalah menentukan
kebutuhan luas ruang. Luas ruang dihitung dari perkiraan luas ruang yang dibutuhkan oleh mesin dan peralatan industri, luas ruang yang dibutuhkan oleh operator, kelonggaran, kebutuhan luas gudang,
kantor, dan ruang-ruang lain. Kebutuhan luas ruang disajikan pada Tabel 20 dan Tabel 21.
64
Tabel 20. Kebutuhan ruang produksi industri penyamakan kulit samoa
No Nama ruang
Jumlah mesin
Panjang m
Lebar m
Luas m
2
150 kelonggaran
luas m
2
Total luas
m2
1 Gudang bahan baku
- 90
2 Gudang bahan kimia
- 30
3 Gudang produk jadi
- 70
4 Ruang proses produksi minyak
biji karet Tray dryer pengering
1 2
1 2
3 3
Hammer mill 1
1 0,8
0,8 1
1 Pengepres biji jarak
1 1,1
0,55 0,605
1 1
Tangki minyak 8
1.45 1.45
16,82 25
25 5
Ruang proses
produksi penyamakan kulit
Drum putar 7
3 2,5
45 68
68 Fleshing
1 3,7
0,995 3,6815
6 6
Penyamakan minyak dan bak pemeraman
- -
- -
- 60
Penimbangan 2
1,2 1,2
2,88 4
4 Samming dan settling out
1 3,5
1,45 5,075
8 8
Shaving 1
2,2 1,5
3,3 5
5 Pengeringan toggle
2 17,7
2,41 85,314
128 128
Pengeringan hanging -
- -
- -
20 Staking
1 3,5
1,45 5,075
8 8
Buffing 1
2,855 1,4
4,9677 7
7 Dedusting machine
1 2,2
2,7 5,94
9 9
Vibrating knife leather cutting machine
1 1,4
1 1,4
2 2
Ruang pembuatan chamois ball -
- -
- -
30 Ruang pengemasan
- -
- -
- 36
Total 623
65
Tabel 21. Kebutuhan ruang pabrik industri penyamakan kulit samoa
NO Keterangan
Sub total m
2
1 Ruang produksi
623 2
Ruang non produksi 2.1
Kantor 45
2.2 Laboratoriun
30 2.3
Pengolahan limbah 300
2.4 Mushola dan toilet
24 2.5
Water treatment 80
3 Lain-lain
3.1 Pos satpam
9 3.2
parkir dan jalan 150
4 RTH
841
Total 2.102
Untuk kebutuhan ruang produksi kulit samoa disediakan kelonggaran 150 untuk kegiatan penanganan bahan, pergerakan pekerja dan perawatan, lorong, kolom, dan sebagainya sesuai
kebutuhan. Berdasarkan perhitungan Tabel 17 luas ruang yang dibutuhkan untuk pendirian pabrik sebesar 2.102 m
2
. Sketsa industri kulit samoa disajikan pada Gambar 37.
30.0 in. x 30.0 in.
42.0 in. x 30.0 in.
Ruang produksi
minyak
Gudang bahan baku
Gudang Produk
Gudang bahan kimia
Pengolahan Limbah
Labor at
o r
ium
S u
m b
e r
a ir
A re
a p
a rk
ir Ruang Beam house dan
Penyamakan
Ruang Finishing
Ruang Pengemasan
Kantor R.
Chamois ball
Mushola
A
C A
Gambar 36. Sketsa industri kulit samoa
Pada Gambar 32. dapat dilihat ruangan yang terdapat di industri kulit samoa, ruangan ini meliputi kantor, mushola dan toilet, gudang bahan baku, gudang produk, ruang produksi minyak,
gudang bahan kimia, laboratorium, ruang produksi kulit samoa, tempat pengelolaan limbah, water treatment, dan area parkir. Luas pabrik kulit samoa yang dirancang adalah sebesar 1.765 m
2
. Luas bangunan pabrik adalah 931 m
2
selebihnya digunakan untuk parkir, RTH dan jalan. Sketsa ini disusun berdasarkan perencanaan tata letak yang dilakukan sebelumnya.
66
4.3 ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI 4.3.1 Kebutuhan Tenaga Kerja