31
promosi penjualan. Hal ini dilakukan untuk menempatkan positioning produk di benak konsumen. Media iklan yang dipilih adalah media cetak dan internet. Hal tersebut dilakukan karena biaya yang
dibutuhkan relatif kecil dan menjangkau pasar secara luas.
4.2 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisis ini
pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Hal- hal yang dikaji dalam aspek teknis dan teknologis adalah kapasitas produksi, lokasi proyek, pemilihan
teknologi dan proses, dan perencanaan tataletak pabrik.
4.2.1 Penentuan Lokasi
Pemilihan lokasi sebelum didirikan suatu industri sangatlah penting. Sebelum memutuskan untuk memilih lokasi yang tepat perlu dipertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh. Menurut
Umar 2007 faktor-faktor utama yang diperhatikan dalam menentukan lokasi pabrik adalah letak konsumen potensial atau pasar sasaran yang akan dijadikan tempat produk dijual; letak bahan baku
utama; sumber tenaga kerja; sumber daya seperti air; kondisi udara; tenaga listrik, dan sebagainya; fasilitas transportasi untuk memindahkan bahan baku ke pabrik dan hasil produksi ke pasar, fasilitas
untuk pabrik, lingkungan masyarakat sekitar, dan peraturan pemerintah. Lokasi yang tepat akan meminimalisasi biaya yang yang akan dikeluarkan.
Dalam melakukan pemilihan lokasi pendirian industri kulit samoa terdapat enam kriteria yang terpilih, yaitu: ketersediaan bahan baku, kemudahan akses dengan pasar, ketersediaan dan upah
tenaga kerja, sarana transportasi, tenaga listrik dan air, serta kebijakan pemerintah. Kriteria tersebut diperoleh dari studi pustaka dan brainstorming dengan pakar.
Ketersediaan bahan baku merupakan komponen yang sangat penting dari keseluruhan proses operasi perusahaan, maka kriteria ini merupakan kriteria signifikan dalam penentuan lokasi. Pabrik
samoa didirikan dekat dengan sumber baahan baku agar kontinuitas perolehan bahan baku dapat terjamin, sehingga produksi dapat berjalan dengan lancar. Jika pabrik didirikan jauh dari bahan baku
ada banyak kemungkinan terjadi hambatan-hambatan yang disebabkan kesukaran dalam pengangkutan. Selain itu, bila jaraknya jauh peluang rusaknya bahan baku yang diangkut besar dan
biaya untuk pengangkutan akan mahal, sehingga akan mengakibatkan peningkatan biaya produksi. Pendirian pabrik perlu memperhatikan daerah pemasaran hasil produksinya. Lokasi pabrik
yang dekat dengan pasar akan dapat melayani konsumen dengan cepat. Selain itu, biaya pengangkutan produk ke pasar akan menjadi lebih rendah.
Industri kulit samoa membutuhkan air dalam jumlah yang besar, sehingga lokasi pabrik harus dekat dengan sumber air agar proses produksi berjalan lancar. Selain itu, untuk menjalankan mesin-
mesin penyamakan dan penerangan pabrik dibutuhkan tenaga listrik yang volumenya cukup besar. Bila daerah didirikan pabrik tidak memiliki supply tenaga listrik yang banyak, maka tarifnya akan
mahal. Transportasi berkaitan erat dengan pertimbangan bahan baku dan pertimbangan pasar. Jika
lokasi mendekati sumber bahan baku maka fasilitas transportasi terutama diperhitungkan dalam kaitannya dengan ongkos transportasi menuju pasar dengan tidak berarti tidak diperhitungkan biaya
transportasi dari sumber bahan baku ke lokasi pabrik, demikian pula sebaliknya. Tidak hanya fasilitas pengangkutannya, namun kondisi jalan setempat, jembatan perlu diperhatikan oleh perencana bisnis.
32
Tersedianya tenaga kerja, baik yang terdidik maupun terlatih akan berpengaruh terhadap biaya produksi yang ditanggung perusahaan. Jika sumber tenaga kerja dekat dan mudah didapat di
sekitar pabrik proses SDM akan sangat terbantu. Kebijakan pemerintah juga perlu diperhatikan, terkait dengan adanya peraturan yang melarang pendirian bisnis baru pada lokasi tertentu.
Setelah ditentukan kriteria-kriteria untuk menentukan lokasi selanjutnya ditentukan alternatif lokasi yang mewakili enam kriteria tersebut. Alternatif lokasi yang dipilih ada lima daerah yaitu:
Wonogiri, Surabaya, Sidoarjo, Garut, dan Bogor. Dalam melakukan pemilihan lokasi pendirian industri kulit samoa digunakan metode
Analitycal Hierarchy Process AHP. Keunggulan yang diperoleh dengan menggunakan AHP adalah mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan karena digambarkan
secara grafis. Selain itu, AHP juga menguji konsistensi penilaian. Setelah ditentukan kriteria dan alternatif, selanjutnya dilakukan penyusunan hierarki keputusan. Hierarki keputusan pemilihan lokasi
pabrik disajikan pada Gambar 9.
Lokasi Pabrik
Ketersediaan bahan baku
Kemudahan akses dengan pasar
Ketersediaan dan upah tenaga kerja
Sarana transportasi Tenaga listrik dan
air Kebijakan
pemerintah
Wonogiri Surabaya
Sidoarjo Garut
Bogor
Gambar 9. Hierarki keputusan pemilihan lokasi pabrik Setelah hierarki keputusan pemilihan lokasi terbentuk, dilakukan pembobotan masing-
masing kriteria dan alternatif lokasi yang dilakukan dengan wawancara dan pengisisan kuisioner oleh tiga pakar penyamakan kulit. Lembar kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 1. Pakar yang dipilih
adalah bidang akademisi, perwakilan dari Asosiasi Penyamakan Kulit Indonesia APKI, dan peneliti kulit dari Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik BBKKP. Setelah dilakukan wawancara dan
pengisisan kuisioner oleh pakar, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan expert choise 2000. Hasil akhir dari pembobotan tersebut ditampilkan pada Gambar 10.
Gambar 10. Nilai pembobotan hasil akhir
33
Berdasarkan nilai pembobotan hasil akhir dapat diketahui kriteria penentu lokasi yang paling berpengaruh adalah ketersediaan bahan baku dengan nilai sebesar 0,351. Kemudian kemudahan akses
dengan pasar dengan nilai 0,196, kebijakan pemerintah dengan nilai 0,166, tenaga listrik dan air dengan nilai 0,124, sarana transportasi dengan nilai 0,89, dan ketersediaan dan upah tenaga kerja
dengan nilai 0,74. Ketersediaan bahan baku merupakan komponen yang sangat penting dari keseluruhan proses operasi perusahaan. Pabrik kulit samoa didirikan dekat dengan sumber bahan
baku agar kontinuitas perolehan bahan baku dapat terjamin, sehingga produksi dapat berjalan dengan lancar. Jika pabrik didirikan jauh dari bahan baku ada banyak kemungkinan terjadi hambatan-
hambatan sehingga peluang bahan baku rusak besar. Dari hasil pembobotan diperoleh lokasi yang layak untuk pendirian industri kulit samoa, lokasi yang terpilih adalah Garut dengan nilai 0,333. Garut
sangat cocok sebagai tempat didirikannya industri kulit samoa, karena bahan baku dan bahan pembantu penyamakan kulit mudah didapatkan di daerah ini.
Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º5649 - 7 º4500 Lintang Selatan dan 107º258 - 108º730 Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas
wilayah administratif sebesar 306.519 Ha 3.065,19 km². Untuk memperjelas lokasi Garut, disajikan sebuah denah Kabupaten Garut dan lokasi yang berada di sekitar Garut yang dapat dilihat pada
Gambar 11. Batas-batas Kabupaten Garut adalah sebagai berikut : Utara
: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang Timur : Kabupaten Tasikmalaya
Selatan : Samudera Indonesia Barat
: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur
Gambar 11. Denah lokasi Kabupaten Garut Industri penyamakan kulit dan industri kerajinan barang-barang dari kulit merupakan salah
satu keunggulan industri di Kabupaten Garut. Industri kulit ini mengelompok dan membentuk klaster industri penyamakan dan sentra kulit di kawasan Sukaregang. Pendirian industri kulit di daerah yang
membentuk klaster memiliki keunggulan, seperti: Sumber daya manusia yang sudah terlatih, bahan baku dan bahan pendukung relatif mudah didapat, dan pasar produk mudah dijangkau oleh konsumen.
4.2.2 Ketersediaan dan Prakiraan Bahan Baku