MINYAK BIJI KARET TINJAUAN PUSTAKA

6

2.2 MINYAK BIJI KARET

Minyak biji karet merupakan salah satu jenis minyak mengering drying oil. Minyak mengering bersifat dapat mengering jika terkena oksidasi dan akan berubah menjadi lapisan tebal, bersifat kental, dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara terbuka Ketaren, 1986. Kandungan minyak dalam daging biji atau inti biji karet adalah 45-50 dengan komposisi 17-22 asam lemak jenuh yang terdiri atas asam palmitat, stearat, arakhidat, serta asam lemak tidak jenuh sebesar 77-82 yang terdiri atas asam oleat, linoleat, dan linolenat Hardjosuwito, 1976. Minyak biji karet adalah salah satu minyak nabati yang dapat menggantikan minyak ikan dalam penyamakan. Minyak biji karet tidak menghasilkan kelebihan bau dan warna terhadap kulit samak. Bilangan iodnya, yang merupakan salah satu persyaratan dalam penyamakan minyak, mirip dengan minyak ikan. Karakteristik lainnya seperti bilangan asam, kadar asam lemak bebasfree fatty acid FFA, bilangan penyabunan, bilangan peroksida, dan densitas mirip dengan minyak ikan Suparno, 2009a. Perbandingan sifat fisiko kimia antara minyak biji karet dan minyak ikan dapat dilihat pada Tabel 2. Studi pendahuluan ekstraksi minyak biji karet dengan menggunakan alat pengempa berulir yang telah dilakukan di Departemen Teknologi Industri Pertanian-IPB diperoleh minyak biji karet dengan rendemen 27,74. kadar air 0,09, kadar minyak dalam bungkil 16, 26, bilangan iod 138,4. bilangan peroksida 10,6, dan bilangan penyabunan 206,9 Silam, 1998. Tabel 2. Sifat fisiko kimia minyak biji karet dan minyak ikan No Sifat fisiko kimia Minyak biji karet Minyak ikan 1 Warna Unit PtCo 4076 6106 2 Densitas gcm 3 0.92 0.92 3 Bilangan iod g I100 g minyak 146 148 4 Bilangan asam mg KOHg minyak 2.08 0.19 5 Kadar asam lemak bebas 1 0.095 6 Bilangan peroksida meqkg 31.33 13.97 7 Bilangan penyabunan mg KOHg minyak 185 168 Suparno et al. 2009a Bilangan iod menunjukkan ketidakjenuhan dari suatu minyak dan lemak. Menurut Hamilton dan Rossel 1987, bilangan iod adalah jumlah iod yang dapat diikat oleh 100 g minyak atau lemak. Ikatan rangkap yang terdapat dalam asam lemak tidak jenuh akan bereaksi dengan iod atau senyawa- senyawa iod. Gliserida dengan ketidakjenuhan yang tinggi akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar. Menurut Suparno et al. 2009a, minyak biji karet memiliki bilangan iod yang tinggi yaitu 146 yang menunjukkan tingginya kandungan asam lemak tak jenuh yang dimiliki. Bilangan iod yang tinggi merupakan salah satu persyaratan minyak dapat digunakan sebagai bahan penyamak minyak.

2.3 KULIT SAMOA KULIT SAMAK MINYAK