Proses Pembuatan Kulit Samoa

42 Penjemuran 3 hari, KA 9,06 207,8 kg Pengeringan dalam oven 1 jam, 70°C, KA 5,86 200,76 kg Pengecilan ukuran 200,76 kg Pengepresan 30,11 kg Biji karet KA = 24.4 250 kg Minyak biji karet Air yang menguap 42,17 kg Air yang menguap 7,04 kg Bungkil 170,65 kg Gambar 17. Neraca massa pembuatan minyak biji karet

2. Proses Pembuatan Kulit Samoa

Proses penyamakan kulit dibagi menjadi tiga tahap, yaitu proses pra penyamakan, yang biasa disebut proses rumah basah beamhouse operation, proses penyamakan tanning, dan proses penyelesaian finishing. Proses Rumah Basah Beamhouse Operation Proses awal penyamakan lazim disebut beam house atau proses rumah basah, karena dalam pelaksanaannya selalu dilakukan dalam keadaan basah. Proses rumah basah terdiri atas beberapa tahapan proses, yaitu proses perendaman soaking, pengapuran liming, pembuangan daging flashing, pembuangan kapur deliming, pelumatan bating, dan pemikelan pickling. Proses tahapan rumah basah disajikan pada Tabel 12. 43 Tabel 12. Tahapan proses Beamhouse a Proses Bahan kimia Jumlah Waktu Catatan Soaking 1 Air 300 kulit 2 jam Setelah 2 jam airny dibuang Anti bakteri zenith Gu 0,1 kulit Degreaser 0,1 kulit Soaking 2 Air 200 kulit overnigt Setiap 1 jam molen diputar selama 5 menit derajat boume diukur 0- 1 Soda ash 0,75 kulit Anti bakteri 0,1 kulit Sabun degreaser 0,1 kulit Pencuciam Air 200 kulit 20 menit Liming 1 Air 100 kulit 10 menit Amin 1 kulit Na 2 S 1 kulit 60 menit Diputar 30 menit kemudian berhenti selama 30 menit Kapur 1 kulit NaHS 1 kulit Liming 2 NaHS 1 kulit 60 menit Diputar 30 menit kemudian berhenti selama 30 menit Kapur 1 kulit Liming 3 NaHS 1 kulit 60 menit Diputar 30 menit kemudian berhenti selama 30 menit Kapur 1 kulit Liming 4 Kapur 1 kulit 30 menit + overnight Setiap berhenti 1 jam diputar selama 5 menit. Dengan total waktu 18 jam. Setelah itu air sisa liming dibuang Pencucian Air 200 kulit 20 menit Fleshing Penimbangan Deliming Air 100 kulit 20 menit ZA 2 kulit 30 menit Pemberian ZA 2 x, pertama 0,5 diputar selama 10 menit, kemudian ditambah ZA 1,5 diputar selama 20 menit. pH 8,8-9 Natrium metabisulfit 0,1-0,3 kulit 20 menit pH 8-8,5 Bating Bating agent 2 kulit 2 jam Setelah selesai air dibuang. Degreaser 0,1 kulit Pencucian Air 200 kulit 20 menit Pickling Air 70 kulit 10 menit Setelah selesai over nigt Garam 7 kulit Formid acid 0,5 kulit 2 x 15 menit H 2 SO 4 1 kulit 6x 15 menit Formid acid dan H 2 SO 4 dincerkan terlebih dahulu. Perbandingan pengenceran untuk formid acid 1:10, dan untuk H 2 SO 4 pengencerannya 1:20. a PK. H. Ali Ahmad. 44 Perendaman Soaking Tujuan dari Proses perendaman soaking adalah untuk membuang darah, feses, tanah, dan sisa-sisa garam. Perendaman juga berfungsi untuk membuka tenunan kulit sehingga bahan kimia yang ditambahkan pada proses selanjutnya dapat bereaksi dengan baik, serta mengembalikan kadar air kulit sehingga kadar air kulit mendekati kulit hewan yang baru lepas dari badannya kulit segar. Sebelum dilakukan perendaman, kulit ditimbang terlebih dahulu kemudian dicuci sampai bersih. Kulit ditimbang bobotnya untuk menentukan bobot bahan kimia yang dibutuhkan berdasarkan tase terhadap kulit. Setelah kulit dicuci dilakukan presoaking. Pada proses ini kulit dimasukkan dalam drum putar kemudian ditambah dengan air 300, degreaser 0,1, dan anti bakteri zenit GU 0,1 setelah semua bahan dimasukkan, drum diputar selama 30 menit. Selanjutnya larutan sisa proses tersebut dibuang dan kulit dicuci sampai bersih. Setelah kulit dicuci hingga bersih, kulit direndam selama 12 jam. proses ini biasanya disebut sebagai proses soaking atau perendaman. Bahan-bahan yang ditambahkan dalam proses ini antara lain air 200, degreaser 0,1, soda ash 0,7-0,75, dan anti bakeri zenit GU 0,1. Selama proses perendaman setiap 1 jam, molen diputar selama 5 menit. Pengapuran Liming Proses selanjutnya setelah perendaman adalah pengapuran liming. Tujuan proses pengapuran adalah untuk membuka tenunan kulit melalui hidrolisis serat-serat kolagen dan elastin menjadi serat-serat yang lebih kecil dan elastin. Pembukaan tenunan kulit akan mempermudah masuknya bahan-bahan penyamak kedalam serat-serat kulit serta mempermudah pembuangan sisa daging dan lemak yang masih ada di kulit. Proses pengapuran juga berfungsi untuk melepaskan epidermis beserta bulunya. Bahan yang digunakan dalam proses pengapuran adalah air 50 dari berat kulit, Na 2 S 2, anti ringkal 1, dan kapur CaOH 2 5-6. Setelah semua bahan dimasukkan ke dalam molen, setiap setengah jam molen dputar selama 10 menit. Proses liming berlangsung selama 18 jam. Fungsi dari penambahan natrium sulfida Na2S yaitu untuk membuang bulu dan menghilangkan epidermis, penambahan kapur CaOH 2 digunakan untuk membuka tenunan serat kulit. dan penambahan anti ringkal berfungsi untuk merilekskan kulit. Buang daging fleshing Tujuan dari proses buang daging adalah untuk menghilangkan sisa daging dan lemak yang terdapat di area sub kutis. Lemak akan menghalangi masuknya garam ke dalam kulit, sehingga menyebabkan proses pengawetan kulit terhambat dan memberikan proses otolisis maupun bakteri- bakteri pembusuk untuk berkembang biak, terutama untuk kulit hewan besar. Proses buang daging dilakukan dengan mesin buang daging fleshing machine. Buang Kapur deliming dan Pelumatan bating Tujuan dari deliming adalah untuk menurunkan pH kulit agar siap untuk melanjutkan proses selanjutnya. Bating berfungsi untuk pengikisan protein dengan penggunaan enzim. Jika tidak dilakukan proses penghilangan kapur maka kapur yang tertinggal akan bereaksi dengan bahan penyamak. Bahan yang digunakan untuk buang kapur adalah air 100, ZA 2, dan degreaser 0,1, sedangkan bahan yang digunakan dalam proses pelumatan bating adalah oropon 2. Penambahan oropon berfungsi untuk membuka dan melemaskan kulit secara enzimatik selain itu oropon juga berfungsi sebagai pembuang sisa-sisa epidermis, sisa kelenjar, sisa-sisa akar rambut, pigmen, dan bulu 45 halus. Oropon biasanya terbuat dari enzim pankreas dan garam-garam ammonium. Setelah semua bahan dimasukkan molen diputar selama 2 jam. Kulit kemudian dicuci sampai bersih, selanjutnya dilakukan proses pemikelan. Pengasaman Pickling Tujuan dilakukan pemikelan adalah untuk mengasamkan kulit agar pH kulit sesuai dengan pH bahan penyamak yang akan digunakan pada proses selanjutnya, agar kulit tidak mengalami kontraksi. Selain itu, pengasaman juga bertujuan untuk bekerjanya obat pengikisan protein, dan mencegah tumbuh atau hidupnya bakteri pembusuk. Bahan yang ditambahkan dalam proses pemikelan kulit adalah air 100, garam 7-8, formid acid 0,5 diencerkan dengan air, perbandingannya 1:10 dan dimasukkan 2x15 menit, H 2 SO 4 1 diencerkan dengan air, perbandingannya 1:10 dimasukkan 4x15 menit. Setelah proses pemikelan selesai pemutaran kulit dalam molen ditambah 2 jam. Penyamakan Tanning Penyamakan adalah suatu rangkaian pengerjaan terhadap kulit mentah dengan zat penyamak sehingga kulit yang semula labil terhadap pengaruh fisis, kimia, dan mikroorganisme menjadi stabil terhadap pengaruh tersebut. Proses penyamakan kulit samoa ini menggunakan metode yang dilaporkan oleh Suparno et al. 2009a. Proses penyamakan ini terdiri dari penyamakan awal dan penyamakan minyak. Tahapan proses penyamakan awal disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Tahapan proses penyamakan awal Proses Bahan kimia Jumlah kulit pikel bb Waktu Catatan Pencucian NaCl 8 -10 20 menit Derajat Boume diukur, minimal 8, jika kurang maka ditambahkan NaCl Air 200 Pencucian ke-2 NaCl 8 – 10 10 menit Derajat Boume diukur, minimal 8, jika kurang maka ditambahkan garam. pH dicek, min. 3, jika lebih maka ditambahkan asam formiat Air 100 Penyamakan awal Glutaraldehida Relugan GT50 3 3x15 + 30 menit Relugan GT50 dilarutkan dalam air Air 9 Natrium formiat 1 4x10 + 20 menit Air 10 Natrium formiat dilarutkan Natrium karbonat 2 3x15 menit Natrium karbonat dilarutkan Air 10 Air 10 1 jam pH dicek, minimal 8 jika kurang ditambah dengan natrium karbonat Shaving Ketebalan 0.7 – 0.8 mm Suparno et al. 2009a 46 Penyamakan Awal Bahan penyamak yang digunakan dalam pembuatan kulit samoa ini adalah Relugan GT50, yang merupakan larutan 50 dari glutaraldehida. Menurut Damink et al. 1995, dalam suatu skema komplek reaksi, glutaraldehida OCH-CH 2 3 -CHO membentuk basa Schiff dengan protein dan distabilisasi oleh molekul-molekul glutaraldehida lain. Tidak ada bukti bahwa crosslink terbentuk. Tiga molekul glutaraldehida difiksasi per grup amino lisyne; tidak ada bukti untuk sebuah matriks terpolimerisasi. Menurut Pudjaatmaka 2002, basa Schiff merupakan senyawa yang dibentuk karena kondensasi amina dan aldehida: RCHO + H 2 NC 6 N 5  RCH=NC 6 H 5 + H 2 O Sobiston 1995 menjelaskan bahwa kekuatan serat kolagen tergantung atas hubungan silang di dalam dan di antara molekul. Ikatan yang paling sering adalah ikatan antara gugus aldehida hidroksilisin dan gugus amino hidroksilisin lain yang disebut basa Schiff. Gambar 18 menunjukkan polimerisasi glutaraldehida dan Gambar 19 menunjukkan reaksi yang terjadi antara glutaraldehida dengan protein. Gambar 18. Polimerisasi glutaraldehida Suparno, 2009 Gambar 19. Reaksi antara glutaraldehida dan protein Covington, 2009 Pada proses penyamakan awal, pertama-tama kulit pikel ditimbang terlebih dahulu kemudian dicuci dalam drum putar. Kulit pikel dicuci dengan menggunakan air 200, dan NaCl 8 pencucian dilakukan selama 20 menit di dalam molen. Setelah dilakukan pencucian, larutan sisa pencucian dibuang. Kemudian kulit pikel dicuci kembali dengan menggunakan air sebanyak 100 dan NaCl 10 kemudian molen diputar selama 30 menit. Selanjutnya kulit yang berada di dalam molen ditambah dengan Relugan GT50 3 penambahan dilakukan setiap 15 menit dan dilanjutkan dengan pemutaran selama 60 menit. Sebelum digunakan, Relugan GT50 diencerkan terlebih dahulu dengan air 300 dan digunakan 3 kali. Tahap selanjutnya adalah penambahan natrium formiat 1 diencerkan dalam air, dengan perbandingan 1:3 dengan 4 kali tahap penambaahan setiap 10 menit dan dilanjutkan dengan pemutaran selama 20 menit. Tahap selanjutnya dilakukan penambahan 47 natrium karbonat 2 diencerkan dalam air 10 ditambahkan dalam molen dengan 3 tahap penambahan setiap 15 menit. Kemudian ditambah air sebanyak 10 dan diputar selama 1 jam. Sebelum dikeluarkan dari molen pH nya dicek terlebih dahulu. Bila pH mencapai 8-9, kulit dikeluarkan dari molen dan di setting out. Tahapan proses penyamakan minyak disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Tahapan proses penyamakan minyak Proses Bahan kimia Jumlah kulit shaving bb Waktu Catatan Penimbangan Pencucian 1 Air 200 3x10 menit Air sisa pencucian dikeluarkan Prapenyamakan ulang Natrium Karbonat 0.5 10 menit Cek pH, bagus = 8-9 Air 100 Setting Out Penyamakan minyak Minyak biji karet 30 Penyamakan dilakukan dengan mengoleskan bahan penyamak pada kulit Natrium karbonat 0,5 Air 1,5 Natrium karbonat dilarutkan dahulu Pemeraman Semalam Disimpan dan didiamkan Penetrasi minyak 8 jam Diputar di dalam molen Oksidasi dalam Molen Oksidator 0,6 6 jam Diputar di dalam molen Air 15 Oksidasi pada toggle 2 x 24 jam Dibentangkan pada toggle Pencucian 2 Air 300 60 menit Menggunakan air hangat 40°C Air cucian dibuang Natrium karbonat 4 Degreaser 2 Pencucian 3 Air 1000 15 menit Air cucian dibuang Setting out Pencucian 4 Air 1000 60 menit Air cucian dibuang Natrium karbonat 2 Degreaser 1 Pencucian 5 Air 1000 15 menit Air cucian dibuang Setting out Pengeringan 2 x 24 jam Diketun Buffing Ketebalan 0.3 – 1.2 mm Suparno et al. 2009 48 Penyamakan Minyak Suparno 2009 menyebutkan bahwa penyamakan minyak adalah metode untuk pembuatan kulit samoa. Kulit samak tersebut adalah terkenal dengan sifatnya yang dapat menahanmenyerap air, yang berguna untuk pembersihan dan pengeringan permukaan, misalnya jendela. Umumnya penyamakan minyak dilakukan dengan oksidasi in situ minyak tak jenuh, misalnya minyak hati cod. Penyamakan minyak merupakan salah satu contoh proses leathering, karena walaupun kulit samak minyak tahan terhadap serangan mikroorganisme, suhu pengerutan shrinkage temperatureTs-nya tidak meningkat secara signifikan di atas suhu pengerutan kulit tersebut sebelum disamak. Proses tersebut melibatkan pengisian kulit basah dengan minyak tak jenuh, kemudian polimerisasi minyak in situ dengan oksidasi. Menurut Judoamidjojo 1981, penyamakan minyak berlangsung dalam dua fase, mula-mula minyak diambil oleh kulit secara mekanis, kemudian dilanjutkan dengan proses oksidasi. Dalam proses pengikatan yang penting adalah terdapatnya paling sedikit dua ikatan rangkap dalam molekul. Pada proses oksidasi, ikatan rangkap mengambil dua atom oksigen dan membentuk peroksida. Sebagian dari peroksida dapat bereaksi dengan gugus amino dari kolagen. Reaksi dalam proses penyamakan minyak adalah belum jelas. Bahan aktifnya adalah minyak tak jenuh, yang dapat dimodelkan dengan asam linoleat, CH 3 CH 2 4 CH=CHCH 2 CH= CHCH 2 7 CO 2 OH, yang diketahui dapat berpolimerisasi. Reaksi tersebut berbasiskan pada pembentukan senyawa-senyawa aldehida, terutama karena proses tersebut diikuti oleh pelepasan akrolein, CH 2 =CHCHO, yang telah digunakan sebagai salah satu elemen pengendali mutu. Namun akrolein sendiri tidak dapat digunakan dalam pembuatan kulit samoa Covington 2009. Suparno 2009 menyebutkan bahwa hasil dari penyamakan tersebut sebagai sebuah matriks polimer dalam matriks kolagen. Tidak ada kepastian reaksi antara polimer tersebut dan kolagen, tidak seperti hasil dari penyamakan aldehida. Dengan demikian, sistem tersebut dapat digambarkan sebagai suatu matriks dari ikatan-ikatan hidrokarbon terpolimerisasi, menahan struktur serat kolagen terpisahberjauhan, sebagai sebuah bentuk lubrikasi ekstrim untuk mencegah struktur serat tersebut bersatu dan lengket. Sebelum kulit di samak minyak kadar air dalam kulit dikurangi terlebih dahulu dengan menggunakan mesin sammying. Selanjutnya kulit di shaving untuk menghilangkan lapisan grain. Kulit di shaving dengan menggunakan mesin shaving sampai ketebalan kulit 0,7-0,8 mm. Kulit yang telah di shaving kemudian ditimbang untuk menentukan kebutuhan bahan-bahan penyamak minyak berdasarkan tase terhadap kulit shaving. Kulit yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam drum putar dan ditambahkan air sebanyak 200 dari bobot kulit setelah shaving dengan tiga tahap penambahan setiap 10 menit, setelah selesai air cucian tersebut dibuang. Kemudian kulit ditambah dengan natrium karbonat 0,5 dilarutkan dalam air 100 bobot kulit shaving dan diputar dalam drum putar selama 10 menit, selanjutnya kulit di setting out. Proses selanjutnya adalah pembuatan larutan minyak, pertama-tama natrium karbonat 0,5 dari bobot kulit shaving dilarutkan dalam air 300 dari natrium karbonat kemudian ditambah dengan minyak 30 dari bobot kulit shaving. Kulit dioles dengan larutan minyak tersebut dan diperam 1 malam kemudian diputar dalam drum putar selama 8 jam. Selanjutnya kulit ditambah dengan oksidator dan air kemudian diputar dalam drum putar selama 6 jam. Setelah dioksidasi di dalam molen dengan bantuan oksidator, kulit diangkat dari molen dan digantung pada toggle untuk oksidasi lanjut di suhu ruang selama 2 hari. Penyamakan minyak merupakan proses kompleks yang melibatkan pembentukan dan fiksasi polimer minyak dan aldehida. Peroksida merupakan produk antara yang menjadi kunci dalam pembentukan polimer minyak dan aldehida. Oleh karena itu, bilangan peroksida minyak selama penyamakan dapat digunakan untuk menentukan kondisi oksidasi yang optimum untuk penyamakan. 49 Anonim 2009. Setelah melalui proses oksidasi, kulit dimasukkan dalam drum putar dan ditambah dengan air hangat suhu 40°C 300 dari berat kulit shaving, natrium karbonat 4 dari berat kulit shaving, degreaser 2 dari bobot kulit shaving, kulit tersebut diputar selama 60 menit, air sisa pencucian dibuang. Kemudian ditambah dengan air hangat 1000 dari bobot kulit shaving dan diputar selama 15 menit, selanjutnya air dibuang dan kulit di setting out. Setelah setting out dilakukan pencucian II, kulit dimasukkan dalam drum putar kemudian ditambah dengan air hangat 100 dari bobot kulit shaving, natrium karbonat 2 dari bobot kulit shaving, dan degreaser 1 dari bobot kulit shaving, kemudian diputar selama 60 menit. Air sisa cucian dibuang, kemudian air hangat 1000 dari bobot kulit shaving dimasukkan dalam drum putar dan diputar selama 15 menit. Kulit dikeluarkan dari drum putar kemudian di setting out. Selanjutnya, kulit dikeringkan dengan cara memementangkannya di toogle selama 2 hari. Setelah kulit kering, kulit di staking agar lentur dan lemas kemudian di buffing hingga halus dan memiliki ketebalan sesuai standar produk. Tabel 15. Proses Pewarnaan Kulit Samoa Proses Bahan Kimia Jumlah kulit samoa bb Waktu Catatan Penimbangan Leveling Dye Leveling Dye 3 10 menit Kulit diputar dalam molen Dicek pH 6 – 8 Air 500 Pewarnaan Pewarna - - - Air dicampur dengan pewarna sedikit demi sedikit Kulit diputar dalam molen Air - Fiksasi Formic Acid 2 3 x 15 menit Kulit diputar dalam molen Dicek pH 3,5 – 4 Air 20 Pencucian Air 200 5 menit Diputar dalam molen Setting Out Hanging 1 malam Pengeringan 2 hari Hingga kering Wachmann 1999 Pewarnaan Pewarnaan kulit samoa bertujuan untuk menambah nilai estetika dari kulit tersebut sehingga konsumen lebih tertarik untuk membeli. Sebelum dilakukan proses pewarnaan, kulit ditimbang terlebih dahulu kemudian dilakukan proses leveling dye. Proses ini dilakukan untuk mengondisikan kulit agar pewarnaan kulit bisa merata. Dalam proses ini kulit samoa ditambah dengan leveling dye sebanyak 3 dan air 500 dari berat kulit samoa, lalu kulit tersebut diputar dalam drum putar selama 10 menit dan dicek pH-nya sampai 6-8. Proses selanjutnya adalah pewarnaan, pewarna diencerkan dengan air. Kulit dalam drum putar kemudian ditambah dengan pewarna. Setelah dilakukan pewarnaan proses selanjutnya adalah fiksasi. Tujuan fiksasi adalah untuk mengikat warna pada kulit. Pada proses ini kulit ditambah dengan formic acid 23 dari berat pewarna dan air sebanyak 1:10 50 kemudian kulit diputar dalam drum putas selama 3 x 15 menit. Selanjutnya, kulit dicuci dengan air 200 dari berat kulit samoa lalu di setting out dan dikeringkan.

3. Mesin dan Peralatan