3.4.2 Uji validitas skala identity self
Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur skala identity self. Dari hasil analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi- square= 6.22, df=2, P-value=0.04463, RMSEA=0.095. Oleh sebab itu,
penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama yang
lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square=0.28, df=1, P- value=0.59407, RMSEA=0.000. Setelah di dapat nilai P-value 0.05,
maka dapat dinyatakan bahwa model dengan satu faktor adalah fit atau dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur faktor identity self
saja. Seperti gambar 3.2 berikut
Gambar 3.2
Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah
item tersebut perlu di drop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan
melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.5dibawah ini:
Tabel 3.5 Muatan Faktor Identity Self
No Lambda
Standard Error
t-value Korelasi
kesalahan Kesimpulan
1 0.95
0.06 16.26
1 √
2 0.80
0.06 13.41
√ 3
0.68 0.07
10.00 1
√ 4
0.61 0.06
9.77 √
Berdasarkan tabel 3.5, dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan pengujian CFA, tidak ada item yang di drop dikarenakan nilai t bagi
koefisien muatan faktor item tersebut tidak memiliki nilai negatif dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item tidak ada yang lebih dari
3. Artinya, keempat item merupakan item yang valid untuk mengukur identity self berdasarkan tiga kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya.
3.4.3 Uji validitas skala behavioral self
Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur skala behavioral self. Dari hasil analisis
CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 16.81, df=2, P-value=0.00022, RMSEA=0.178. Oleh sebab
itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama yang
lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square=0.00, df=0, P- value=1.000, RMSEA=0.0000.
Gambar 3.3
Setelah di dapat nilai P-value 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa model dengan satu faktor adalah fit atau dapat diterima, artinya
seluruh item hanya mengukur faktor behavioral self saja. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur
secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.6 dibawah ini:
Tabel 3.6 Muatan Faktor Behavioral Self
No Lambda
Standard Error
t-value Korelasi
kesalahan Kesimpulan
5 0.36
0.08 4.96
1 √
6 0.68
0.10 6.77
1 √
7 -0.03
0.09 -0.39
2 X
8 0.75
0.11 7.06
√
Berdasarkan tabel 3.6 dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan pengujian CFA, terdapat satu item yang di drop dikarenakan nilai t bagi
koefisien muatan faktor item tersebut memiliki nilai negatif. Artinya, yang merupakan item valid untuk mengukur behavioral self berdasarkan tiga
kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya adalah item 1, 2 dan 4.
3.4.4 Uji validitas skala judging self