Uji validitas skala family self Uji validitas skala social self

signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.10 dibawah ini: Tabel 3.10 Muatan Faktor Personal Self No Lambda Standard Error t-value Korelasi kesalahan Kesimpulan 21 0.84 0.09 8.96 1 √ 22 0.58 0.08 7.29 √ 23 0.50 0.08 6.53 1 √ 24 0.75 0.10 7.17 2 √ Berdasarkan tabel 3.10, dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan pengujian CFA, tidak ada item yang di drop dikarenakan nilai t bagi koefisien muatan faktor item tersebut tidak memiliki nilai negatif dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item tidak ada yang berjumlah lebih dari 3. Artinya, keempat item merupakan item yang valid untuk mengukur personal self berdasarkan tiga kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya.

3.4.8 Uji validitas skala family self

Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur skala family self. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi- square = 8.37, df = 2, P-value = 0.01520, RMSEA = 0.116. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama yang lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square= 1.64, df= 1, P- value=0.20095, RMSEA=0.052. Gambar 3.8 Setelah di dapat nilai P-value 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa model dengan satu faktor adalah fit atau dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur faktor family self saja. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.11 dibawah ini: Tabel 3.11 Muatan Faktor Family Self No Lambda Standard Error t-value Korelasi kesalahan Kesimpulan 25 0.56 0.08 7.33 1 √ 26 0.82 0.08 9.68 √ 27 0.47 0.08 6.08 1 √ 28 0.54 0.07 7.23 √ Berdasarkan tabel 3.11, dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan pengujian CFA, tidak ada item yang di drop dikarenakan nilai t bagi koefisien muatan faktor item tersebut tidak memiliki nilai negatif dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item tidak ada yang berjumlah lebih dari 3. Artinya, keempat item merupakan item yang valid untuk mengukur family selfberdasarkan tiga kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya.

3.4.9 Uji validitas skala social self

Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur skala social self. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi- square =6.21 , df=2, P-value=0.04490, RMSEA=0.095. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama yang lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square= 1.25, df=1, P- value=0.26380, RMSEA=0.033. Gambar 3.9 Setelah di dapat nilai P-value 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa model dengan satu faktor adalah fit atau dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur faktor social self saja. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.12 dibawah ini: Tabel 3.12 Muatan Faktor Social Self No Lambda Standard Error t-value Korelasi kesalahan Kesimpulan 1 0.65 0.10 6.41 1 √ 2 0.36 0.07 5.01 √ 3 0.95 0.11 8.89 1 √ 4 0.65 0.09 7.54 √ Berdasarkan tabel 3.12, dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan pengujian CFA, tidak ada item yang di drop dikarenakan nilai t bagi koefisien muatan faktor item tersebut tidak memiliki nilai negatif dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item tidak ada yang berjumlah lebih dari 3. Artinya, keempat item merupakan item yang valid untuk mengukur social self berdasarkan tiga kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya. 3.4.10 Uji validitas skala permissive Peneliti menguji apakah ke 9 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur skala permissive. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi- square =237.46 , df=27, P-value=0.0000, RMSEA=0.182. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama yang lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square=28.73, df=21, P- value=0.12067, RMSEA=0.040 Gambar 3.10 Setelah di dapat nilai P-value 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa model dengan satu faktor adalah fit atau dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur faktor permissive saja. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.13 dibawah ini: Tabel 3.13 Muatan Faktor Permissive No Lambda Standard Error t-value Korelasi kesalahan Kesimpulan 1 0.34 0.07 4.95 3 √ 2 0.17 0.07 2.43 1 √ 3 -0.22 0.07 -3.23 1 X 4 0.09 0.07 1.31 1 √ 5 -0.22 0.07 -3.16 3 X 6 -0.26 0.07 -3.79 2 X 7 -0.93 0.07 -14.18 X 8 -0.59 0.07 -8.84 1 X 9 0.56 0.07 8.51 √ Berdasarkan tabel 3.13, dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan pengujian CFA, item 3, 5, 6, 7, dan 8 di drop dikarenakan nilai lambda bagi koefisien muatan faktor item tersebut memiliki nilai negatif. Artinya, yang merupakan item valid untuk mengukur skala permissive berdasarkan tiga kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya adalah item 1, 2, 4, dan 9. 3.4.11 Uji validitas skala authoritarian Peneliti menguji apakah ketujuh item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur skala authoritarian. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi- square =195.67, df=14, P-value=0.000, RMSEA=0.235. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama yang lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square=5.88, df=6, P- value=0.43686, RMSEA=0.000. Gambar 3.11 Setelah di dapat nilai P-value 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa model dengan satu faktor adalah fit atau dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur faktor authoritarian saja. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.14 dibawah ini: Tabel 3.14 Muatan Faktor Authoritarian No Lambda Standard Error t-value Korelasi kesalahan Kesimpulan 10 -0.14 0.18 -0.07 4 X 11 0.38 0.08 5.03 1 √ 12 0.45 0.08 5.75 2 √ 13 0.15 0.07 2.15 2 √ 14 0.33 0.08 4.38 1 √ 15 0.87 0.11 7.63 2 √ 16 -0.07 0.11 -0.63 4 X Berdasarkan tabel 3.14, dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan pengujian CFA, item 1 dan 7 di drop karena memiliki nilai lambda negatif dan korelasi kesalahan pengukuran pada item tersebut berjumlah lebih dari 3. Artinya, yang merupakan item valid untuk mengukur skala authoritarian berdasarkan tiga kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya adalah item ke 2, 3, 4, 5, dan 6. 3.4.12 Uji validitas skala authoritative Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur skala authoritative. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi- square =193.97, df=20, P-value=0.00000, RMSEA=0.192. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama yang lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square=20.92, df=13, P- value=0.07449, RMSEA=0.051. Gambar 3.12 Setelah di dapat nilai P-value 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa model dengan satu faktor adalah fit atau dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur faktor autoratif saja. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.15 dibawah ini: Tabel 3.15 Muatan Faktor Authoritative No Lambda Standard Error t-value Korelasi kesalahan Kesimpulan 17 0.83 0.06 14.92 √ 18 0.71 0.06 11.97 1 √ 19 0.45 0.07 6.80 1 √ 20 0.63 0.06 10.10 2 √ 21 0.45 0.07 6.81 3 √ 22 0.65 0.06 10.63 2 √ 23 0.83 0.06 14.61 3 √ 24 0.80 0.06 13.90 2 √ Berdasarkan tabel 3.15, dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan pengujian CFA, tidak ada item yang di drop dikarenakan nilai t bagi koefisien muatan faktor item tersebut tidak memiliki nilai negatif dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item tidak ada yang berjumlah lebih dari 3. Artinya, keempat item merupakan item yang valid untuk mengukur authoritative berdasarkan tiga kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya. 3.5 Teknik Analisis Data Sebelum melakukan analisis data, digunakan Confirmatory Factor Analisys CFA untuk melihat validitas konstrak setiap item serta menguji struktur faktor yang diturunkan secara teoritis. Analisis faktor adalah metode analisis statistic yang digunakan untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set indikator saja tanpa kehilangan informasi yang berarti. Melalui analisis faktor akan didapatkan data variabel konstrak skor faktor sebagai data input analisis lebih lanjut atau sebagai data penelitian. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis statistik, maka hipotesis penelitian yang diubah menjadi hipotesis nihil. Hipotesis nihil inilah yang akan diuji dalam analisis statistik nantinya. Pada penelitian ini digunakan multiple regression analysis di mana terdapat lebih dari satu independent variable untuk mengetahui pengaruhnya terhadap dependent variable. Pada penelitian ini terdapat sebelas independent variable dan satu dependent variable. Dengan menggunakan rumus persamaan garis regresi, yaitu: Y = a + b¹X¹ + b²X² + b³X³ + ……. + b¹¹X¹¹ + e Keterangan: Y = Kemandirian DV a = Intercept Konstan b = Koefisien regresi yang distandarisasikan untuk masing-masing X X¹ = identity self X²= behavioral self X³= judging self X 4 = physical self X 5 = moral-ethical self X 6 = personal self X 7 = family self X 8 = social self X 9 = permissive X 10 =authoritarian X 11 = authoritative e = Residual Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien korelasi berganda antara kemandirian DV dengan konsep diri dan pola asuh IV. Besarnya kemandirian yang disebabkan faktor-faktor yang telah disebutkan ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau R². R² menunjukkan variasi atau perubahan dependent variable Y disebabkan independent variable X atau digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh independent variable X terhadap dependent variable Y atau merupakan perkiraan proposi varians dari kemandirian yang dijalaskan oleh konsep diri dan pola asuh. Untuk mendapatkan nilai R 2 digunakan rumus sebagai berikut: R 2 = SSreg SSy Keterangan : R 2 = Proposi varians SSreg = Sum of Square Regression jumlah kuadrat regresi SSy = Sum of Square Y Jumlah kuadrat Y Selanjutnya, untuk membuktikan apakah regresi Y dan X signifikan atau tidak, maka digunakanlah uji F untuk membuktikan Hal tersebut menggunakan rumus: Dimana pembilang disini adalah R 2 dengan df-nya dilambangkan k, yaitu sejumlah IV yang dianalisis, sedangkan penyebutnya 1 – R 2 dibagi dengan dfnya N – k – 1 dimana N adalah jumlah sampel. Dari hasil uji F yang dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah IV yang diujikan memiliki pengaruh terhadap DV. Kemudian peneliti melakukan uji T dari tiap-tiap IV yang dianalisis. Maksud uji T adalah melihat apakah signifikan dampak dari tiap IV terhadap DV. Uji T dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Dimana b adalah koefisien regresi dan S b adalah standar error dari b. Hasil uji T ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh peneliti nantinya. Dalam penelitian ini, penghitungan statistik dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi program SPSS versi 22.

3.6 Prosedur Penelitian