Uji validitas skala judging self Uji validitas skala physical self

3.4.4 Uji validitas skala judging self

Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur skala judging self. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit, dengan Chi- square = 24.83, df = 2, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.220. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama yang lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square = 0.000, df = 0, P- value = 1.000, RMSEA = 0.000. Gambar 3.4 Setelah di dapat nilai P-value 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa model dengan satu faktor adalah fit atau dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur faktor judging self saja. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.7 dibawah ini: Tabel 3.7 Muatan Faktor Judging Self No Lambda Standard Error t-value Korelasi kesalahan Kesimpulan 9 0.79 0.08 9.31 1 √ 10 0.60 0.08 7.79 √ 11 0.56 0.08 7.40 1 √ 12 0.60 0.10 6.04 2 √ Berdasarkan tabel 3.7, dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan pengujian CFA, tidak ada item yang di drop dikarenakan nilai t bagi koefisien muatan faktor item tersebut tidak memiliki nilai negatif dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item tidak ada yang berjumlah lebih dari 3. Artinya, keempat item merupakan item yang valid untuk mengukur judging self berdasarkan tiga kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya.

3.4.5 Uji validitas skala physical self

Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur skala physical self. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit, dengan Chi-square =3.12, df=2, P-value=0.21013, RMSEA=0.049. Gambar 3.5 Setelah di dapat nilai P-value 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa model dengan satu faktor adalah fit atau dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur faktor physical self saja. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.8 dibawah ini: Tabel 3.8 Muatan Faktor Physical Self No Lambda Standard Error t-value Korelasi kesalahan Kesimpulan 1 0.69 0.08 8.52 √ 2 -0.28 0.08 -3.59 X 3 0.63 0.08 8.05 √ 4 0.55 0.08 7.23 √ Berdasarkan tabel 3.8, dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan pengujian CFA, item kedua di drop dikarenakan nilai lambda bagi koefisien muatan faktor item tersebut memiliki nilai negatif. Artinya, yang merupakan item valid untuk mengukur physical self berdasarkan tiga kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya adalah item 1, 3 dan 4. 3.4.6 Uji validitas skala moral-ethical self Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur skala moral-ethical self. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit, dengan Chi- square =2.27, df=2, P-value=0.32120, RMSEA=0.024. Gambar 3.6 Maka dapat dinyatakan bahwa model dengan satu faktor adalah fit atau dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur faktor moral- ethical self saja. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.9 dibawah ini: Tabel 3.9 Muatan Faktor Moral-Ethical Self No Lambda Standard Error t-value Korelasi kesalahan Kesimpulan 17 0.67 0.08 8.40 √ 18 0.63 0.08 7.98 √ 19 0.34 0.08 4.33 √ 20 0.55 0.08 7.14 √ Berdasarkan tabel 3.9, dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan pengujian CFA, tidak ada item yang di drop dikarenakan nilai t bagi koefisien muatan faktor item tersebut tidak memiliki nilai negatif dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item tidak ada yang berjumlah lebih dari 3. Artinya, keempat item merupakan item yang valid untuk mengukur moral-ethical self berdasarkan tiga kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya. 3.4.7 Uji validitas skala personal self Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur skala personal self. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi- square = 19.51, df=2, P-value=0.00006, RMSEA=0.193. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama yang lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square= 0.00, df= 0, P- value=1.0000, RMSEA=0.000. Gambar 3.7 Setelah di dapat nilai P-value 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa model dengan satu faktor adalah fit atau dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur faktor personal self saja. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.10 dibawah ini: Tabel 3.10 Muatan Faktor Personal Self No Lambda Standard Error t-value Korelasi kesalahan Kesimpulan 21 0.84 0.09 8.96 1 √ 22 0.58 0.08 7.29 √ 23 0.50 0.08 6.53 1 √ 24 0.75 0.10 7.17 2 √ Berdasarkan tabel 3.10, dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan pengujian CFA, tidak ada item yang di drop dikarenakan nilai t bagi koefisien muatan faktor item tersebut tidak memiliki nilai negatif dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item tidak ada yang berjumlah lebih dari 3. Artinya, keempat item merupakan item yang valid untuk mengukur personal self berdasarkan tiga kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya.

3.4.8 Uji validitas skala family self