BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang penelitian yang berkaitan dengan kemandirian, tujuan dan manfaat penelitian pembatasan masalah serta
sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemandirian merupakan isu psikososial yang muncul dan muncul kembali dalam seluruh siklus kehidupan individu Steinberg, 2002. Isu
ini muncul di setiap situasi yang membuat individu untuk mengandalkan dan bergantung kepada dirinya sendiri, Pada masa dewasa muda,
kemandirian banyak menjadi perhatian para ahli. Mereka memiliki peran dan aktivitas yang lebih banyak dibandingkan pada masa-masa
sebelumnya Hurlock, 1991. Peran dan aktivitas yang menuntutnya untuk menjadi seseorang yang mampu bertindak dan memutuskan
sesuatu berdasarkan pertimbangan nilai yang dimilikinya, atau dengan kata lain untuk menjadi pribadi yang mandiri.
Pada masa ini, individu berusaha membangun dirinya di dunia orang dewasa. Ia mencoba menciptakan struktur kehidupan yang stabil
dengan tetap terbuka terhadap sebanyak mungkin kemungkinan. Aspirasi hidupnya mulai terbentuk dan ia mulai membuat sebuah impian.
Kemandirian yang sudah dimilikinya di masa remaja akan memudahkan individu dewasa muda untuk menghadapi tuntutan kemandirian di masa
ini. Dengan kata lain, individu yang cukup mandiri di masa remaja dapat
1
diramalkan akan menjadi individu yang cukup mandiri juga di masa dewasa muda. Mereka akan menunjukkan ciri-ciri mandiri dan
menerima tanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukannya Lemme, 1995.
Berdasarkan hasil studi Arnett dalam Santrock, 2006 ditemukan bahwa individu dewasa muda meyadari bahwa menjadi orang dewasa
berarti menerima tanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukannya, menentukan kepercayaan dan nilainya sendiri mengenai yang ingin
dianut, dan membangun hubungan sejajar dengan orang tua. Mereka sebisa mungkin akan mengatasi masalahnya tanpa bantuan orang lain
termasuk orang tua. Dewasa muda berada pada rentang usia 20 sampai 40 tahun
Papalia, Sterns, Feldman Camp, 2007. Masa ini diawali dengan masa transisi dari masa remaja menuju masa dewasa, atau yang disebut
sebagai emerging adulthood Santrock, 2007. Pada masa transisi ini, individu “meninggalkan rumah” secara psikologis. Ia diminta
menyelesaikan tugas perkembangan di masa remaja, membangun identitas awal orang dewasa, mulai membuat pilihan dan komitmen yang
diharapkan oleh orang dewasa di masyarakatnya Lemme, 1995. Menurut Patriana 2007, masa dewasa muda berperan sebagai
generasi muda penerus cita-cita bangsa. Mereka dituntut untuk mengembangkan diri secara optimal serta mampu melakukan
penguasaan ilmu pengetahuan agar kelak di masa mendatang mereka
dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan menjadi sumber daya manusia yang berguna bagi bangsa dan Negara. Terbentuknya individu
yang berkualitas salah satunya dapat dicapai melalui banyaknya proses belajar yang dijalani, serta kualitas pembelajaran yang pernah ia peroleh
dan di dukung dengan pola asuh orang tua. Kini pendidikan khususnya pendidikan perguruan tinggi
merupakan alasan utama para generasi muda untuk meningkatkan kualitas diri. Perwujudan pendidikan yang lebih baik diinginkan oleh
setiap individu yang baru menyelesaikan pendidikan di bangku SMA. Menjadi pelajar atau mahasiswa mandiri sangat diperlukan dalam
menghadapi lingkungan baru dengan banyak tantangan yang harus dihadapi untuk meraih kesuksesan melalui kualitas pendidikan yang
lebih baik pada bidang yang diinginkan. Kajian mengenai kemandirian mahasiswa ini akan sangat
menarik terutama pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatulla Jakarta yang akan menjadi seorang psikolog yang handal
dan berkualitas, baik dari segi akademis maupun akhlaq dan kepribadian yang baik. Mahasiswa psikologi sangat dituntut untuk bertindak secara
bijaksana, ramah, bisa menghargai, dan memeriksa keadaan orang lain, serta berkepribadian baik karena akan berhubungan dengan individu
ataupun kelompok, baik dalam menghadapi berbagai permasalahan maupun dalam hal lainnya.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa mahasiswa psikologi yang menunjukkan bahwa individu masih belum
dapat memahami diri sendiri, belum yakin dengan kemampuan yang dimiliki dan belum mampu bertanggung jawab dengan apa yang
dilakukannya, peneliti sendiri juga bagian dari mahasiswa psikologi yang sering menemukan masalah yang berkaitan dengan kemandirian
pada mahasiswa psikologi. Penelitian ini tidak hanya fokus kepada mahasiswa yang jauh
dari orang tua saja, akan tetapi juga pada mahasiswa yang tinggal masih dengan keluarga atau orang tua masing-masing. Mahasiswa dalam
proses perkembangan kemandirian ini akan mendekati masa dewasa yang matang, jadi mereka harus bersikap hati-hati dalam berperilaku,
memahami kemapuan dan kelemahan dirinya, meneliti dan mengkaji makna, tujuan dan keputusan tentang jenis manusia apa yang mereka
inginkan, memperhatikan etika masyarakat, keinginan orang tua dan sikap teman-temannya serta mengembangkan sifat-sifat pribadi yang
diinginkannya. Yusuf, 2009 Ternyata, selama 23 tahun terakhir ini train kemandirian telah
dikaitkan dengan banyak faktor. Lerner dan Spanier 1980 menyebutkan bahwa kemandirian dipengaruhi oleh dua faktor utama
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal atau kondisi diri, seperti: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, konsep diri, self
esteem, serta gaya berinteraksi dengan orang lain, sedangkan faktor
eksternal atau lingkungan, seperti: keluarga, kegiatan atau pekerjaan, hubungan dengan orang tua, teman sebaya, guru dan latar belakang
budaya. Dari berbagi faktor diatas, peneliti tertarik pada dua faktor yang
mempengaruhi kemandirian, yaitu berdasarkan faktor internal dan eksternal. Faktor konsep diri sebagai faktor internal dan faktor pola asuh
orang tua sebagai faktor eksternal. Konsep diri yang positif menunjukkan penerimaan yang mengarahkan individu ke arah sifat yang
rendah hati, dermawan, tidak egois yang dapat menjadikan remaja beperilaku dan mempunyai sikap mandiri, sebaliknya jika konsep
dirinya negatif, maka individu tidak akan mampu menyesuaikan dirinya serta tidak memiliki kestabilan dan keutuhan diri. Calhoun Acocella,
1990. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti merasa penting untuk
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian pada mahasiswa tersebut, yakni dari faktor internal konsep diri dan faktor eksternal
pola asuh orang tua. Untuk itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Pengaruh Konsep Diri dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”. Penelitian ini
dilakukan kepada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah