Definisi pola asuh Jenis-jenis pola asuh

penelitian. Peneliti menggunakan alat ukur ini karena dimensi-dimensinya dirasa dapat mewakilkan variabel yang hendak diteliti dengan baik. Peneliti juga mengurangi jumlah item yang seharusnya 100 dari 8 dimensi, menjadi 32 item. Dengan tujuan menghindari kejenuhan pada responden penelitian saat mengisi angket. Proses modifikasi skala ini diawali dengan menerjemahkan item-item yang bermula berbahasa inggris menjadi bahasa Indonesia, kemudian peneliti melakukan pengurangan item dengan mempertimbangkan item mana yang dipilih untuk mengukur konsep diri pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

2.3 Pola Asuh

2.3.1 Definisi pola asuh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI kata “pola” berarti sistem, cara kerja, bentuk atau struktur yang tetap, sedangkan “asuh” berarti menjaga, merawat, mendidik, membimbing, dan membantu. Menurut Bee 1981, pola asuh adalah kombinasi dari perilaku orang tua saat mengasuh anak yang terdiri dari tingkat kontrol yang diberikan, keterbukaan dan berkomunikasi, tuntutan terhadap kedewasaan dan kehangatan dalam pengasuhan. Baumrind 1991 menjelaskan bahwa pola asuh adalah sikap orang tua terhadap anak dengan mengembangkan aturan-aturan dan mencurahkan kasih sayang terhadap anak.Darling 1999 juga menjelaskan pengasuhan adalah sebuah aktivitas kompleks yang di dalamnya terdapat beberapa perilaku spesifik yang dilakukan secara individu maupun bersama-sama yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku anak. Dalam penerapan praktek pengasuhan, setiap orang tua memiliki variasi pola pengasuhan yang berbeda-beda dengan orang tua yang lainnya sebagai upaya untuk mengontrol dan bersosialisasi dengan anak mereka. Sedangkan Mize dan Pettit yang mengutip Hart et. al. dalam Cramer, 2002 mendefinisikan gaya pengasuhan sebagai kelompok kehidupan atau konstelasi perilaku yang menggambarkan interaksi orang tua-anak melalui berbagai situasi dan yang dianggap menciptakan iklim interaksional meluas”. Dari beberapa definisi tentang pola asuh diatas, peneliti cenderung setuju dengan definisi yang diemukakan oleh Baumrind 1991 yang mendefinisikan bahwa pola asuh merupakan sikap orang tua terhadap anak dengan mengambangkan aturan-aturan dan mencurahkan kasih sayang terhadap anak.

2.3.2 Jenis-jenis pola asuh

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Diana Baumrind dan Baumrind Black dalam Papalia, et.al., 2007 pada sejumlah keluarga yang memiliki anak prasekolah, didapatkan tiga macam pola asuh, sedangkan dalam Santrock 2007 Diana Baumrind menjelaskan empat pola asuh orang tua, yaitu : 1. Pengasuhan otoriter Authoritarian parenting, Authoritarian yaitu suatu tipe yang membatasi dan menghukum yang menuntut anak untuk mengikuti perintah–perintah orang tua dan menghormati pekerjaan dan usaha orang tua. Orang tua yang authoritarian menerapkan batas dan kendali yang tegas pada anak dan meminimalisir diskusi atau musyawarah. Hart dalam Santrock, 2007 menjelaskan bahwa dengan pengasuhan authoritarian anak seringkali tidak bahagia, ketakutan, minder ketika membandingkan dengan orang lain, tidak mampu memulai aktivitas serta memiliki kemampuan komunikasi yang lemah serta mungkin berperilaku agresif. 2. Pengasuhan authoritative, Authoritative yaitu pola asuh yang mendorong anak untuk mandiri namun masih menerapkan batas dan kendali pada tindakan mereka. Masih melakukan diskusi, serta orang tua bersikap hangat dan penyayang terhadap anak. Orang tua yang authoritative menunjukkan kesenangan dan dukungan sebagai respon terhadap perilaku konstruktif anak. Mereka juga mengharapkan perilaku anak yang dewasa, mandiri, dan sesuai dengan usianya. Anak yang memiliki orang tua authoritative sering kali ceria, bisa mengendalikan diri dan mandiri, dan berorientasi pada prestasi; mereka cenderung mempertahankan hubungan yang ramah dengan teman sebaya, bekerja sama dengan orang dewasa, dan bisa mengatasi stress dengan baik. 3. Pengasuhan yang diabaikan permissive indifferent, yaitu gaya pengasuhan dimana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak. Anak yang memiliki orang tua yang mengabaikan merasa bahwa aspek lain kehidupan orang tua lebih penting dari pada mereka. Anak ini cenderung tidak memiliki kemampuan sosial. Banyak diantaranya memiliki pengendalian diri yang buruk dan tidak mandiri. Mereka sering kali memiliki harga diri yang rendah, tidak dewasa, dan mungkin terasing dari keluarga. Dalam masa remaja mungkin menunjukkan sikap suka membolos dan nakal. 4. Pengasuhan yang menuruti atau memanjakan permissive indulgent, yaitu gaya pengasuhan dimana orang tua sangat terlibat dengan anak, namun tidak terlalu menuntut atau mengontrol mereka. Orang tua macam ini membiarkan anak melakukan apa yang ia inginkan. Hasilnya, anak tidak pernah belajar mengendalikan perilakunya sendiri dan selalu berharap mendapatkan keinginannya. Lain Halnya dengan penjelasan diatas, Olson DeFrance 2006 melihat dari Couple and Family Map juga menambahkan dua pola asuh lainnya disamping empat pola asuh yang telah dijelaskan diatas, yaitu rejecting style dan uninvolved style, dimana pengertiannya adalah sebagai berikut: 1. Rejecting style Orang tua tidak memberi banyak perhatian pada kebutuhan anak dan jarang memberikan pengharapan terhadap perilaku apa yang seharusnya dilakukan anak. 2. Uninvolved style Orang tua seringkali menghiraukan anak, membiarkan anak melakukan kesalahan selama berbagai kesalahan itu tidak berkaitan dengan kegiatan orang tuanya. Dalam konteks bimbingan orang tua terhadap remaja, Hoffman dalam Ali, 2012 mengemukakan tiga jenis pola asuh orang tua, yaitu 1. Pola asuh bina kasih induction 2. Pola asuh unjuk kuasa power assertion 3. Pola asuh lepas kasih love withdrawal Dalam penelitian ini, jenis pola asuh yang dirasa sesuai dengan peneliti adalah adalah jenis-jenis pola asuh yang dijelaskan Diana Baumrind 1991 yaitu pola asuh authoritarian, pola asuh authoritative dan pola asuh permissive.

2.3.3 Dimensi pola asuh