Definisi konsep diri Jenis-jenis konsep diri

pendirian, sedangkan anak bungsu adalah anak yang sangat di sayang orang tua. 4. Ukuran keluarga Pada setiap keluarga dapat dijumpai ukuran keluarga yang berbeda- beda. Ada keluarga besar dengan jumlah anak lebih dari enam orang, keluarga ukuran sedang dengan jumlah anak empat sampai lima orang dan keluarga kecil dengan jumlah anak satu sampai tiga orang anak. Adanya perbedaan ukuran keluarga ini dapat memberikan dampak yang positif maupun negatif pada hubungan anak dengan orang tua maupun hubungan anak dengan saudaranya. Biasanya dampak negatif paling banyak dirasakan oleh keluarga yang mempunyai ukuran besar karena dengan keluarga yang besar berarti orang tua harus membagi perhatiannya pada setiap anak degan adil yang terkadang anak sering terabaikan. Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan kemandirian tidak hanya pada diri individu itu sendiri namun juga pada perkembangan kemandirian individu tersebut yang dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

2.2 Konsep Diri

2.2.1 Definisi konsep diri

William H. Fitts 1971 mengemukakan bahwa konsep diri adalah sebagai suatu keseluruhan kesadaran atau persepsi mengenai diri yang diobservasi, dialami, dan dinilai oleh seorang individu. Secara fenomenologis ia menjelaskan bahwa ketika individu mempersepsikan dirinya, bereaksi terhadap dirinya, berarti ia menunjukkan suatu kesadaran diri self awareness dan kemampuan untuk keluar dari dirinya sendiri untuk melihat dirinya seperti yang ia lakukan terhadap dunia di luar dirinya. Pendapat Fitts sejalan dengan pendapat Burns 1993 yang mengemukakan bahwa pada dasarnya konsep diri merupakan sikap terhadap diri sendiri dari seorang individu.Sedangkan Cawagas dalam Pudjijogyanti, 1988 menjelaskan bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya. William D. Brooks dalam Jalaluddin Rahmat, 2005 menyatakan bahwa konsep diri adalah penilaian mengenai totalitas psikis, sosial dan fisik berkaitan dengan dirinya yang berasal dari pengalaman-pengalaman dan interaksinya dengan orang lain. Atwater 1997 juga menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai- nilai yang berhubungan dengan dirinya. Selain itu, Stuart 2001 mendefinisikan konsep diri sebagai semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Dari beberapa penjelasan diatas peneliti mengambil definisi konsep diri berdasarkan teori fitts 1971 yang mengemukakan bahwa konsep diri adalah sebagai suatu keseluruhan kesadaran atau persepsi mengenai diri yang diobservasi, dialami, dan dinilai oleh seorang individu.

2.2.2 Jenis-jenis konsep diri

Calhoun dan Acocella 1990 membagi konsep diri menjadi dua jenis, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Konsep diri positif. Ciri sikap konsep diri yang positif adalah yakin terhadap kemampuan dirinya sendiri dalam mengatasi masalah, merasa sejajar dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, sadar bahwa setiap orang mempunyai keragaman perasaan, hasrat, dan perilaku yang tidak disetujui oleh masyarakat serta mampu mengembangkan diri karena sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang buruk dan berupaya untuk mengubahnya. Konsep diri yang positif adalah penerimaan yang mengarahkan individu ke arah sifat yang rendah hati, dermawan, dan tidak egois. 2. Konsep diri negatif. Ciri konsep diri negatif adalah peka terhadap kritik, responsif terhadap pujian, mempunyai sikap hiperkritis, cenderung merasa tidak disukai orang lain, dan pesimistis terhadap kompetisi. Lebih jauh lagi, Calhoun dan Acocella 1990 membagi konsep diri negatif menjadi dua, yaitu: a Pandangan seseorang terhadap dirinya tidak teratur, tidak memiliki kestabilan dan keutuhan diri. Kondisi seperti ini acapkali terjadi pada remaja. Namun, tidak menutup kemungkinan terjadi pada orang dewasa. Pada orang dewasa Hal ini dapat terjadi karena ketidakmampuan menyesuaikan diri. b Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini disebabkan karena pola asuh dan didikan yang sangat keras, sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat hukum yang dalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat.

2.2.3 Dimensi konsep diri