Dimensi pola asuh Pola Asuh

2. Uninvolved style Orang tua seringkali menghiraukan anak, membiarkan anak melakukan kesalahan selama berbagai kesalahan itu tidak berkaitan dengan kegiatan orang tuanya. Dalam konteks bimbingan orang tua terhadap remaja, Hoffman dalam Ali, 2012 mengemukakan tiga jenis pola asuh orang tua, yaitu 1. Pola asuh bina kasih induction 2. Pola asuh unjuk kuasa power assertion 3. Pola asuh lepas kasih love withdrawal Dalam penelitian ini, jenis pola asuh yang dirasa sesuai dengan peneliti adalah adalah jenis-jenis pola asuh yang dijelaskan Diana Baumrind 1991 yaitu pola asuh authoritarian, pola asuh authoritative dan pola asuh permissive.

2.3.3 Dimensi pola asuh

Baumrind 1991 mengidentifikasikan adanya empat aspek dalam pola asuh orang tua, yaitu : 1. Kehangatan, yaitu orang tua menunjukkan ekspresi-ekspresi kehangatan dan kasih sayang terhadap anak dan menunjukkan rasa banggga akan prestasi yang diperoleh anaknya. 2. Kejelasan dan konsistensi peraturan, yaitu orang tua berusaha untuk mengontrol kebebasan, inisiatif, dan tingkah laku anaknya. 3. Tingkat pengharapan, yaitu orang tua menekankan pada anak untuk mengoptimalkan kemampuan agar lebih dewasa dalam segala Hal. 4. Komunikasi antara orang tua dan anak, yaitu orang tua meminta pendapat anak disertai dengan alasan yang jelas ketika anak menuntut pemenuhan kebutuhannya. Sementara itu, Mussen 1994 juga menyatakan bahwa terdapat empat aspek penting dalam mengasuh anak, yaitu : 1. Aspek kontrol Merupakan usaha yang dilakukan orang tua untuk mempengaruhi aktivitas anak untuk mencapai tujuan, memodifikasi ekspresi ketergantungan, agresivitas, tingkah laku dan bermain anak. Namun orang tua yang senantiasa menjaga keselamatan anak-anak over protection dan mengambil tindakan-tindakan yang berlebihan agar anak-anaknya terhindar dari bermacam-macam bahaya akan menghasilkan perkembangan anak dengan ciri-ciri sangat tergantung kepada orang tuanya dalam bertingkah laku. 2. Aspek tuntutan kedewasaan Orang tua menekankan kepada anak untuk mencapai suatu tingkat kemampuan secara intelektual, sosial dan emosional. Orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk mengalami pehit getirnya kehidupan, menghadapi dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi anak dengan harapan agar anak dapat belajar dari pengalaman dan menjadi dewasa. Namun orang tua tetap tidak mengubah dan mengarahkan proses-proses perkembangan pada seluruh aspek kepribadian anak sebagai upaya dalam mempersiapkan anak menghadapi masa remaja. 3. Aspek komunikasi anak dan orang tua Aspek ini meliputi penggunaan nalar dalam memecahkan masalah, menanyakan begaimana pendapat dan perasaan anak. 4. Aspek kasih sayang Aspek ini meliputi penghargaan dan pujian terhadap prestasi anak. Komunikasi keluarga dapat dilakukan dengan gerakan, sentuhan, belaian, senyuman, mimik wajah dan ungkapan kata. Melalui pola komunikasi keluarga yang demikian dapat meningkatkan keakraban, keintiman, saling memiliki, rasa melindungi anak oleh orang tuanya menjadi semakin besar. Dalam penelitian ini peneliti setuju dengan dimensi pola asuh yang dijelaskan Baumrind 1991 karena dirasa lebih sesuai dengan objek penelitian dan alat ukur yang akan peneliti gunakan.

2.3.4 Pengukuran pola asuh