PASAR DAN PRODUK TINJAUAN PUSTAKA

Nilai ini tergolong sangat kecil. Jumlah protein dan lemak ini masuk dalam syarat SNI yang diacu yaitu SNI Sup Instan SNI 01-4321-1996, yaitu protein minimum 2bb dan lemak maksimum 10bb. Kandungan air dan lemak yang sangat rendah memungkinkan produk ini memiliki umur simpan lama. Air yang cukup banyak akan menjadi media pertumbuhan mikroba sedangkan kandungan lemak yang tinggi akan menyebabkan ketengikan. Karbohidrat merupakan komponen yang paling dominan dari produk bubur instan ubi jalar. Jumlah air yang jauh berkurang dibandingkan ubi mentah menyebabkan kandungan karbohidrat meningkat tajam yaitu menjadi 94.2 bb dan 95.7 bk. Kandungan total kalori bubur singkong instan formula optimum adalah 384 kkal100 g produk kering atau 197 kkal per takaran saji. Sebagai perbandingan, total kalori beras adalah 357 kkal100 g Atmawikarta 2001. 11

G. PASAR DAN PRODUK

Kotler 2005 telah mengutarakan tiga definisi tentang konsep pasar, yaitu berdasar pengertian yang paling lama, pengertian pasar menurut ekonom dan pasar menurut pemasar marketer. Berdasarkan pengertian yang paling lama, pasar adalah tempat berwujud physical place di mana pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang dan jasa. Para penjual membawa barang mereka ke tempat yang lapang sedang para pembeli berbelanja barang di tempat tersebut. Pengertian pasar menurut ekonom yaitu semua pembeli dan penjual yang terlibat dalam jual beli nyata atau potensial atas beberapa barang atau jasa. Struktur pasar menggambarkan jumlah dan besar kecilnya distribusi pembeli serta penjual, tingkat perbedaan produk dan rintangan untuk memasukinya. Tingkah laku pasar melukiskan bagaimana perusahaan menetapkan kebijaksanaan mengenai perkembangan produk, pemberian harga penjualan dan periklanan. Penampilan pasar menggambarkan tingkat efisiensi dan perbaikan operasi perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai dalam penjualan dan keuntungan. Pengertian pasar menurut para pemasar adalah seperangkat orang dan organisasi yang terdiri dari para pembeli nyata maupun potensial atas produk dan jasa. Yang dimaksud dengan pembeli atau konsumen adalah orang yang dalam pikirannya terkandung niat untuk membeli produk. Menurut Sumarwan 2003, istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu; konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Misalnya membeli pakaian, sepatu, dan sabun. Konsumen individu juga membeli barang dan jasa yang akan digunakan oleh anggota keluarga yang lain, misalnya susu formula untuk bayi, atau digunakan oleh keluarga yang lain, misalnya susu formula untuk bayi, atau digunakan oleh seluruh seluruh anggota keluarga, misalnya TV, furniture, rumah, dan mobil. Konsumen individu mungkin juga membeli barang dan jasa untuk hadiah teman, saudara atau orang lain. Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian digunakan langsung atau tidak langsung oleh individu dan sering disebut sebagai “pemakai akhir” atau “konsumen akhir”. Menurut Sumarwan 2003, konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit. Semua jenis organisasi ini harus membeli produk, peralatan, dan jasa- jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya. Menurut Kotler dan Andreasen 1995, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada suatu pasar untuk memuaskan kebutuhan. Kategori tersebut meliputi objek-objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide-ide. Lebih lanjut Kotler 2005 menambahkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. Klasifikasi produk berdasarkan wujudnya terdiri atas barang dan jasa. Barang termasuk ke dalam produk yang berwujud nyata,sedangkan jasa tergolong produk yang tidak berwujud. Klasifikasi produk berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi terbagi atas barang konsumen dan barang industri. Berdasarkan tingkat konsumsi dan berwujud tidaknya tangilibility, Kotler 2005 membedakan barang menjadi tiga yaitu barang yang tidak tahan lama, barang tahan lama dan jasa. Barang yang tidak tahan lama atau barang tidak habis terpakai non durable goods adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsi sekali atau beberapa kali pemakaian. Karena barang ini dikonsumsi dengan cepat , maka barang tersebut tersedia di berbagai tempat, menguasai margin yang kecil serta memupuk kesetiaan pada satu merek. Barang yang tahan lama durable goods adalah barang berwujud yang biasanya tahan dalam pemakaian berulang kali. Barang tahan lama memerlukan penjualan dan pelayanan lebih pribadi, menguasai margin yang lebih tinggi dan memerlukan jaminan-jaminan yang lebih menarik dari penjual. Jasa services adalah kegiatan manfaat atau kepuasan tidak berwujud, mudah lenyap, mudah berubah dan bersifat pribadi. Pelayanan jasa menuntut yang lebih cermat, menuntut sifat dapat dipercaya dari pihak penyedia jasa dan ketersediaannya tidak terputus-putus. Berdasarkan definisi tersebut, maka produk bubur instan termasuk dalam kategori pertama, yaitu barang yang tidak tahan lama atau barang yang habis terpakai, konsumen membeli barang tersebut tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. Dalam mempertimbangkan untuk membeli suatu barang tertentu, maka konsumen akan memandangnya sebagai ikatan mutu dan sifat yang beraneka ragam itu secara berbeda-beda sebagai cerminan tentang apa yang ia kehendaki. Konsumen akan memilih merek yang mempunyai perbandingan nilai terhadap biaya yang paling besar. Selain itu juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian yaitu faktor yang berkaitan dengan pembeli, produk , penjual dan situasi pembelian Kotler 2005. Menurut Kotler 2005, produk yang termasuk ke dalam barang konsumen meliputi : 1. Barang yang memiliki tingkat pembelian tinggi convenience goods, diantaranya adalah : a. Barang-barang yang pembeliannya dilakukan secara rutin staples good. b. Barang-barang yang pembeliannya dilakukan tanpa perencanaan terlebih dahulu impulse goods. c. Barang-barang yang pembeliannya dilakukan saat kebutuhan mendesak emergency goods . 2. Barang yang dibeli berdasarkan hasil pembandingan antara berbagai alternatif yang ada shopping goods, diantaranya adalah : a. Barang yang dibeli berdasarkan persamaan kualitas tetapi dengan harga yang berbeda homogenous goods. b. Barang yang dibeli berdasarkan persepsi yang berbeda dalam hal kualitas dan atribut heterogenous goods. 3. Barang yang memiliki nilai keunikan bagi sekelompok pembeli speciality goods. 4. Barang yang tidak diketahui atau terpikir untuk dibeli sebelumnya unsought goods. Berdasarkan klasifikasi yang diuraikan di atas dapat diketahui bahwa produk bubur instan adalah produk yang memiliki tingkat pembelian tinggi convenience goods dengan subkategori sebagai barang yang pembeliannya dilakukan saat kebutuhan mendesak emergency goods. Sumber yang paling tepat dan masuk akal dalam menggali gagasan atau ide produk baru adalah berdasarkan keinginan dan kebutuhan konsumen. Identifikasi atas keinginan dan kebutuhan konsumen dapat dijalankan dengan melakukan penelitian langsung, tes proyeksi, diskusi dengan kelompok tertentu atau berdasarkan atas saran dan klaim pembeli Kotler 2005. 12

H. PREFERENSI KONSUMEN