Atribut warna dari produk bubur ubi jalar instan memperoleh skor rendah 0,362 karena responden kurang menyukai warna produk bubur ubi jalar instan yang berwarna keabu-abuan. Bubur
singkong instan memiliki warna yang cenderung putih bersih. Skor evaluasi atribut warna yang diperoleh oleh produk bubur singkong instan cukup tinggi yaitu sebesar 0,792. Responden menilai
produk bubur yang memiliki warna putih cenderung lebih menarik dibandingkan produk bubur yang berwarna gelap. Pada bubur ubi jalar instan, responden menyukai atribut tekstur dengan skor evaluasi
sebesar 0,833 dan atribut aroma dengan skor evaluasi yang cukup tinggi yaitu sebesar 0,750. Responden mennyukai produk bubur ubi jalar instan yang wangi dengan tekstur yang berserat.
Skor evaluasi atribut “kepraktisan” pada probuk bubur ubi jalar instan dan bubur singkong instan diketahui memiliki skor yang cukup baik. Dimana produk bubur singkong instan memperoleh
skor sebesar 1,073 dan produk bubur ubi jalar instan memperoleh skor sebesar 1,083. Nilai skor evaluasi atribut kepraktisan pada produk bubur instan yang berada pada kisaran +1 atau rata-rata
responden memberi penilaian setuju akan kepraktisan kedua jenis produk bubur instan. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan pembuatan produk bubur instan dalam aspek kepraktisan telah tercapai.
E. TINGKAT PENERIMAAN RESPONDEN TERHADAP PRODUK BUBUR SINGKONG INSTAN DAN BUBUR UBI JALAR INSTAN
Skor keyakinan b
i
dan skor evaluasi e
i
terhadap atribut mutu produk bubur instan yang telah diperoleh digunakan untuk mengetahui skor sikap A
responden terhadap produk bubur instan tersebut. Skor sikap A
produk bubur singkong instan dan bubur ubi jalar instan diperoleh dengan mengalikan skor keyakinan responden dengan skor evaluasi dari masing-masing produk. Skor sikap
A produk bubur singkong instan diperoleh dengan mengalikan skor keyakinan b
i
responden terhadap bubur instan dengan skor evaluasi e
i
responden terhadap bubur singkong instan. Sedangkan skor sikap A
produk bubur ubi jalar instan diperoleh dengan mengalikan skor keyakinan b
i
responden terhadap bubur instan dengan skor evaluasi e
i
responden terhadap bubur ubi jalar instan. Hasil perhitungan skor sikap A
responden terhadap produk bubur instan diuraikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Skor sikap A
responden terhadap produk bubur instan Atribut
Produk bubur instan Bubur singkong
instan Bubur ubi jalar
instan
Rasa 0,170 0,330
Warna 0,726 0,334
Kepraktisan 1,118 1,128
Sifat mengenyangkan 0,235
0,175 Tekstur 0,597
0,747 Aroma 0,341
0,664 Kemampuan sebagai pengganti nasi
pada saat darurat 0.762 0,830
Total 3,949 4,208
31
Berdasarkan Tabel 17, diketahui bahwa produk bubur ubi jalar instan adalah yang paling disukai responden, dengan total skor preferensi sebesar 4,208. sedangkan produk bubur singkong
instan memiliki skor preferensi yang lebih rendah yaitu sebesar 3,949. produk bubur singkong instan memiliki skor yang rendah untuk atribut aroma 0,341 dan produk bubur ubi jalar instan memiliki
skor yang rendah untuk atribut rasa 0,330 dan atribut warna 0,334. Selanjutnya kedua produk memiliki skor yang sangat rendah untuk atribut sifat mengenyangkan, 0,235 untuk bubur singkong
instan dan 0,175 untuk bubur ubi jalar instan. Angka yang diperoleh sangat rendah pada atribut ini karena responden telah memiliki skor keyakinan b
i
yang rendah dan ditambah dengan angka skor evaluasi e
i
yang juga rendah. Hal ini menyebabkan sangat rendahnya nilai skor sikap A yang
32
merupakan nilai hasil perkalian antara skor keyakinan b
i
dan skor evaluasi e
i
. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perhitungan skor sikap A
dapat dilihat pada Lampiran 14. Atribut yang memiliki skor sikap A
yang paling memuaskan untuk kedua produk adalah atribut kepraktisan, masing-masing bernilai 1,118 dan 1,128 untuk produk bubur singkong instan dan
produk bubur ubi jalar instan. Dapt dilihat bahwa responden setuju dengan kepraktisan produk bubur instan ini berdasarkan angka skor sikap A
melebihi nilai 1 yang mewakili pernyataan setuju. Langkah selanjutnya dalam analisis preferensi konsumen dengan model Fishbein adalah
menentukan skala penilaian. Tujuan penentuan skala penilaian ini adalah supaya diketahui kategori sikap responden terhadap produk bubur instan. Sikap responden dikelompokkan menjadi lima kategori
dari sangat disukai sampai sangat tidak disukai. Sebelum menentukan skala penilaian terlebih dahulu dilakukan perhitungan untuk mengetahui
skor maksimum sikap yang diberikan pada produk bubur instan secara umum. Skor maksimum sikap A
maks diperoleh dengan mengalikan skor evaluasi dengan skor kepercayaan ideal, yaitu +2.
Tabel 18. Skor maksimum sikap A
maks produk bubur instan Atribut b
i
maks e
i
A maks
Rasa +2 0,906
1,813 Warna +2
0,917 1,833
Kepraktisan +2 1,042
2,083 Sifat mengenyangkan
+2 0,365
0,729 Tekstur +2
0,896 1,792
Aroma +2 0,885
1,771 Kemampuan sebagai pengganti nasi
pada saat darurat +2 0,938
1,875
Total +11,896
Dari Tabel 18, maka dapat diketahui bahwa skor maksimum sikap A maks adalah sebesar
+11,896. sehingga diperoleh selang antara skor maksimum dan skor minimum adalah dari +11,896 sampai
−11,896. langkah selanjutnya adalah pembagian selang tersebut menjadi 5 selang skor penilaian sesuai dengan kategori penilaian produk yaitu dari sangat disukai sampai sangat tidak
disukai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Rentang skala skor preferensi
Skala Penilaian Kategori Penilaian Produk
−11,896 – −5,948 Sangat tidak
disukai −5,947 – 0,001
Tidak disukai 0 Biasa
0,001 – +5,947 Disukai
+5,948 – +11,896 Sangat disukai
Dari data skala penilaian pada Tabel 19, diketahui bahwa produk bubur singkong instan dan produk bubur ubi jalar instan masuk ke dalam kategori penilaian disukai, karena skor sikap A
dari kedua jenis produk bubur instan tersebut masuk ke dalam selang skor antara 0,001 sampai dengan
5,947. Yaitu diketahui bahwa produk bubur ubi jalar instan adalah yang paling disukai responden, dengan total skor preferensi sebesar 4,208. sedangkan produk bubur singkong instan memiliki skor
preferensi yang lebih rendah yaitu sebesar 3,949.
V. KESIMPULAN DAN SARAN