IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER
Kuesioner sebagai alat ukur dalam rangka mengumpulkan data harus mampu menghasilkan data yang valid dan reliabel. Untuk itu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner
menggunakan 30 orang responden sebelum melakukan penelitian mengenai preferensi konsumen terhadap produk bubur instan pada sampel yang sebenarnya.
Tabel 11. Hasil uji validitas kuesioner
No. Kelompok Variabel
Validitas r0,317 Keterangan
1. Atribut umum bubur instan X1-X7
Valid -
2. Atribut rasa spesifik dari dua jenis
bubur instan X8-X9 Valid
Kecuali rasa bubur singkong instan
3. Atribut warna spesifik dari dua jenis
bubur instan X10-X11 Valid -
4. Atribut kepraktisan spesifik dari dua
jenis bubur instan X12-X13 Valid -
5. Atribut kepadatan spesifik dari dua
jenis bubur instan X14-X15 Valid -
6. Atribut tekstur spesifik dari dua jenis
bubur instan X16-X17 Valid
Kecuali tekstur bubur ubi jalar instan
7. Atribut aroma spesifik dari dua jenis
bubur instan X18-X19 Valid -
8. Atribut kemampuan spesifik sebagai
pengganti nasi dari dua jenis bubur instan X20-X21
Valid -
Hasil pengujian validitas kuesioner Lampiran 5 diperoleh nilai r untuk setiap atribut produk bubur instan. Hasil dari uji validitas kuesioner secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 11. Nilai kritik
dengan α=0,05 dan n 30 responden adalah 0,305. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa
secara umum semua kelompok variabel tersebut valid. Kuesioner yang valid berarti kuesioner dapat dijadikan alat ukur yang tepat untuk memperoleh data yang ingin diukur. Beberapa variabel yang
tidak valid berdasarkan Uji Korelasi Koefisien Peringkat Spearman dinyatakan valid setelah lulus pada uji validitas secara subyektif sehingga variabel tersebut mudah dimengerti dan tidak
menimbulkan bias. Hal ini berarti kuesioner telah dinyatakan mempunyai tingkat validitas yang tinggi. Data hasil perhitungan untuk validitas dapat dilihat pada Lampiran 5.
Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 orang responden dengan teknik test-retest dengan menggunakan rumus korelasi Pearson product moment. Selang waktu antara pengukuran pertama
dengan pengukuran kedua adalah 15 hari. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai r korelasi sebesar 0,845 sedangkan nilai r tabel pada selang kepercayaan 95 untuk n = 30 sebesar 0,361. Hal ini
menunjukkan bahwa kuesioner yang akan digunakan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Data hasil perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 6.
B. PROFIL RESPONDEN
Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 130 orang responden diketahui bahwa terdapat 96 orang yang sudah pernah mengkonsumsi produk bubur instan, 28 orang tidak pernah mengkonsumsi
bubur instan, dan 6 orang tidak memenuhi syarat kelengkapan kuesioner sehingga tidak dapat diolah
dengan menggunakan analisis statistik. Syarat kelengkapan pengisian kuesioner adalah apabila responden pernah mengkonsumsi produk bubur instan lebih dari satu kali maka responden harus
menjawab semua pertanyaan kecuali nomor 26 lanjutan dari nomor 8. Alasan dari responden yang tidak pernah mengkonsumsi produk bubur instan adalah karena “lebih menyukai nasi” sebesar
42,86, “tidak biasa mengkonsumsinya” sebesar 39,28, dan “sulit mendapatkannya” sebesar 17,86. Contoh kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Jumlah responden yang
digunakan untuk pengolahan data adalah sebesar 96 orang yaitu responden yang sudah pernah mengkonsumsi produk bubur instan.
Profil responden diperlukan untuk mendeskripsikan demografi umum responden sehingga dapat menjelaskan keadaan sosial ekonomi responden untuk selanjutnya dijadikan bahan
pertimbangaan dalam pengembangan selanjutnya dari produk bubur instan berbasis singkong dan ubi jalar. Pemetaan profil responden meliputi aspek jenis kelamin responden, usia responden, tingkat
pendidikan responden, jenis pekerjaan responden, dan tingkat pengeluaran responden. Perbandingan jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 5.
36 41
64 59
10 20
30 40
50 60
Menikah Belum Menikah
70
laki-laki perempuan
Gambar 5. Prosentasi responden berdasarkan jenis kelamin, n=96
Berdasarkan jenis kelamin Gambar 5, dapat terlihat bahwa mayoritas responden untuk golongan yang telah menikah adalah perempuan yaitu sebesar 64 51 orang sedangkan populasi
responden laki-laki adalah sebesar 36 27 orang. Pada golongan yang belum menikah, responden perempuan adalah sebesar 59 10 orang dan responden laki-laki sebesar 41 7 orang. Stare et al.
1973 menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi makanan yaitu: 1 ketersediaan makanan di suatu tempat; 2 kesukaan makanan oleh anggota keluarga khususnya orangtua; 3
pembelian makanan dan penyediaannya yang mencerminkan hubungan kekeluargaan dan budaya; dan 4 rasa makanan, tekstur serta harga. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka mayoritas responden
dipilih bersal dari golongan dewasa menikah karena orangtua merupakan faktor yang cukup menetukan dalam preferensi anggota keluarga terhadap makanan.
Berdasarkan golongan umur Gambar 6, terlihat bahwa mayoritas responden untuk golongan yang telah menikah berada pada usia produktif yaitu dalam rentang usia 30-50 tahun sebesar 52 dan
responden dengan rentang usia 30 tahun sebesar 32, sedangkan responden dengan usia lebih dari 50 tahun hanya sebesar 16. Selanjutnya, mayoritas responden untuk golongan yang belum menikah
adalah responden remaja usia 13-19 tahun yaitu sebesar 77, sedangkan responden dewasa usia 20- 25 tahun atas sebesar 23.
24
Menikah Belum Menikah
30 th 20-25 th
50 t
Gambar 6. Prosentasi responden berdasarkan golongan umur, n=96
Berdasarkan tingkat pendidikan responden Gambar 7, dapat diketahui bahwa paling banyak responden berpendidikan setingkat SLTA yaitu sebesar 39 responden dan ada 8 responden yang
memiliki pendidikan sarjana.
Gambar 7. Prosentasi responden berdasarkan tingkat pendidikan, n=96
Berdasarkan jenis pekerjaan responden Gambar 8, dapat diketahui bahwa mayoritas pekerjaan responden untuk golongan yang telah menikah adalah ibu rumah tangga 52.
Gambar 8. Prosentasi responden berdasarkan jenis pekerjaan, n=96
13-19 th 77
23 h
16 32
30-50 th 52
S1 8
SD 28
SLTP SLTA
39 25
Belum Menikah
Pelajar 70
Mahasiswa 24
Wiraswasta 6
25
Menikah
Pega 22
Wiraswas 23
Ibu rumah tangga 52
wai ta
Pensiunan 3
Jenis pekerjaan yang paling banyak dimiliki responden pada golongan yang belum menikah adalah pelajar 70, sedangkan sisanya dalam urutan jumlah yaitu mahasiswa sebanyak 4 orang
24 dan wiraswasta sebanyak 1 orang 6. Berdasarkan tingkat pengeluaran responden Gambar 9, diketahui bahwa mayoritas responden
yang telah menikah 33 memiliki pengeluaran kurang dari Rp. 500.000,00 setiap bulan. Selanjutnya diketahui bahwa 19 responden memiliki pengeluaran sebesar Rp. 1.000.000,00 – Rp. 1.500.000,00
setiap bulan, 14 responden memiliki pengeluaran diatas Rp. 1.500.000,00 dan 4 responden memiliki pengeluaran kurang dari Rp. 250.000,00. Selain itu, tingkat pengeluaran paling banyak
dimiliki responden pada golongan yang belum menikah adalah responden memiliki pengeluaran sebesar Rp. 150.000,00-400.000,00 yaitu sebanyak 10 orang 59, sedangkan sisanya dalam urutan
jumlah yaitu responden yang memiliki pengeluaran sebesar kurang Rp. 150.000,00 sebanyak 5 orang 29, responden yang memiliki pengeluaran sebesar Rp. 401.000,00-Rp. 600.000,00 sebanyak 1
orang 6 dan responden ayng memiliki pengeluaran besar dari Rp. 600.000,00 sebanyak 1 orang 6.
Menikah
dalam ribu rupiah dalam ribu rupiah
Gambar 9. Prosentasi responden berdasarkan tingkat pengeluaran, n=96.
Berdasarkan motivasi yang terlahir dari alasan responden dalam mengkonsumsi bubur instan Gambar 10, dapat diketahui bahwa mayoritas motivasi responden mengkonsumsi bubur instan
adalah 54 “karena kepraktisannya”, kemudian 17 “karena rasanya enak”. Dengan demikian faktor kepraktisan dan faktor rasa perlu mendapat perhatian dalam mengevaluasi produk bubur instan.
Gambar 10. Prosentasi responden berdasarkan alasan motivasi mengkonsumsi bubur instan,
n=96.
33 250
4 250-500
30
501-1000 1001-1500
19 1500
14
Belum Menikah
401-600 150
59 6
600 6
29
150-400
17
54 15
4 7
3
praktis rasanya enak
variasi makanan mudah didapat
harga terjangkau lainnya
26
Berdasarkan profil responden yang diuraikan diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden lebih dari 50 berjenis kelamin perempuan. Mayoritas responden telah menikah yaitu
sebesar 82. Mayoritas responden yang telah menikah 84 berada pada usia produktif. Mayoritas responden berpendidikan sekolah lanjutan 64, dengan tingkat pengeluaran keluarga yang terbagi
ke dalam 3 kelompok mayoritas yaitu keluarga dengan pengeluaran sebesar Rp. 501.000 – Rp. 1.000.000,00 tiap bulan bulan 33, keluarga dengan pengeluaran sebesar Rp. 250.000,00 – Rp
500.000,00 tiap bulan 30 dan keluarga dengan pengeluaran sebesar Rp. 1.001.000 – Rp. 1.500.000,00 tiap bulan bulan 19. Hal ini berarti bahwa mayoritas responden berada pada
golongan sosial ekonomi bawah karena memiliki derajat pendidikan yang rendah dan juga memiliki pengeluaranbelanja yang rendah tiap bulannya.
Berdasarkan motivasi alasan responden dalam mengkonsumsi bubur instan, dapat diketahui bahwa mayoritas responden mengkonsumsi bubur instan dengan alasan kepraktisan 54 dan diikuti
oleh alasan rasa 17. Lyman 1989, menjelaskan bahwa preferensi dapat dipengaruhi oleh waktu dan kondisi pada saat terakhir mengkonsumsinya. Dalam memilih makanan tertentu yang disukai,
pengalaman makan, seperti rasa enak, menyenangkan, terjangkau, dan mudah didapat.
C. ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK RESPONDEN DALAM MEMBENTUK PREFERENSI KONSUMEN