TEKNIK PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin Umar 2000, sebagai berikut : 2 1 Ne + N n = Keterangan : n : jumlah sampel e : persen kelonggaran N : ukuran populasi Survei konsumen dilakukan di wilayah Kecamatan Bogor Selatan. Diketahui jumlah penduduk kecamatan Bogor Selatan adalah 154.032 jiwa, maka berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin dan nilai “e” sebesar 10, diperoleh jumlah sampel sebesar 100 orang. Dipilihnya persen kelonggaran sebesar 10 dengan alasan keterbatasan waktu dan biaya dalam melakukan penelitian. Jumlah responden yang diambil di lapangan adalah sebanyak 100 orang. Ukuran responden tersebut didasarkan pada rumus Slovin dan juga didukung oleh pendapat Bailey diacu dalam Hasan 2002 menyatakan bahwa penelitian yang akan menggunakan analisis data data statistik membutuhkan ukuran sampel minimal 30 responden. Responden yang dipilih diutamakan berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah. Pemilihan sampel dengan karakteristik ini dikarenakan masyarakat dengan tingkat ekonomi lemah tidak akan memiliki banyak alternatif dalam mencari pemenuhan akan kebutuhan pokok jika ditimpa sebuah bencana. Pengembangan produk bubur instan berbasis singkong dan ubi jalar ini memang bertujuan untuk mendukung program diversifikasi pangan pokok selain beras, selain itu juga bertujuan sebagai pangan darurat jika terjadi suatu bencana.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini mengumpulkan dan mengolah data dari dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan yaitu daftar pertanyaan di dalam kuesioner sebagian besar terdiri dari pertanyaan tertutup dan beberapa pertanyaan semi terbuka. Daftar pertanyaan kuesioner tersebut diantaranya terdiri dari pertanyaan akan karakteristik responden jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, dan pengeluaran, frekuensi responden dalam mengkonsumsi produk bubur instan, motivasi pribadi dalam mengkonsumsi produk bubur instan, atribut yang disukai dari produk bubur instan, jenis basis produk bubur instan yang dikonsumsi, dan penilaian beberapa atribut dari produk bubur instan yang berbasis singkong dan ubi jalar. Data sekunder mencakup data kependudukan dan data keadaan lokasi yang diperoleh melalui Kantor Kecamatan Bogor Selatan, Kantor Biro Pusat Statistik Kota Bogor, dan beberapa sumber data lain yang diperlukan untuk mendukung hasil penelitian ini. 19

E. PENYUSUNAN DAN PENGUJIAN KUESIONER

Menurut Singarimbun 2006, analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dinterpretasikan. Kerangka analisis data dan jenis desain riset dalam suatu penelitian harus ditentukan sejak awal agar data yang diperoleh dapat menjawab apa yang ingin diketahui dari penelitian tersebut. Data primer yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang berkaitan dengan karakteristik responden akan diolah secara kualitatif deskriptif yang disajikan dalam bentuk tulisan, tabel, dan grafik. Sedangkan data yang berkaitan dengan preferensi konsumen akan diolah dan dianalisis secara kuantitatif.

1. Analisis Mann-Whitney

Uji Mann-Whitney merupakan uji non parametrik yang menggunakan analisa statistik untuk menguji hubungan karakteristik responden terdiri dari 2 variabel dengan tingkat konsumsi produk. u u u u u z n n n n n n σ μ σ μ − = + + = = 12 1 2 2 1 2 1 2 1 R n n n n u − + + = 2 1 1 1 1 2 1 u Keterangan : u : Mann-Whitney U μ : rata-rata u u σ : standar deviasi u z : standardized value

2. Analisis Kruskal Wallis

Uji Kruskall Wallis merupakan uji non parametrik yang menggunakan analisa statistik untuk menguji hubungan karakteristik responden terdiri dari 3 variabel atau lebih dengan tingkat konsumsi produk. Uji Kruskall Wallis dijabarkan dengan perhitungan sebagai berikut : 1 3 1 12 1 2 + − + = ∑ = N n R N N H j j j ∑ = = n i i i e b A 1 Keterangan : n j : jumlah seluruh pengamatan, j sampel N : jumlah seluruh pengamatan dari sampel R j : jumlah ranking dalam j sampel 20

3. Analisis Multiatribut Fishbein

Rumus model Fishbein adalah sebagai berikut : Keterangan : A : sikap terhadap produk b i : kekuatan keyakinan terhadap atribut ke-i ei : skor evaluasi atribut ke-i n : jumlah atribut yang menonjol 21

F. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Komponen keyakinan b i menunjukkan seberapa kuat konsumen percaya bahwa produk tertentu memiliki atribut ke-i. Skor komponen diukur pada skala evaluasi dua kutub yaitu −2 sampai +2. nilai −2 menunjukkan sangat tidak kuat dan nilai +2 menunjukkan sangat kuat. Komponen b i ditentukan dari nilai kepercayaan yang diberikan konsumen terhadap produk yang ingin dianalisa. Pada penelitian ini produk yang akan dianalisa adalah produk bubur instan berbasis singkong dan produk bubur instan berbasis ubi jalar. Komponen e i menunjukkan evaluasi atribut yang diukur pada skala evaluasi dua kutub yaitu −2 sampai dengan +2. nilai −2 menunjukkan nilai terendah yaitu sangat buruk dan nilai +2 menunjukan nilai tertinggi yaitu sangat baik. sangat baik_____x_____x_____x_____x_____sangat buruk +2 +1 −1 −2 Data komponen evaluasi e i diperoleh dari penilaian responden terhadap beberapa atribut pada produk bubur instan berbasis singkong dan produk bubur instan berbasis ubi jalar. Selanjutnya, diperlukan angka rata-rata skor komponen keyakinan b i dan rata-rata skor evaluasi e i dari seluruh responden yang digunakan untuk penghitungan nilai komponen sikap A o . Menurut Engel et al. 2001, komponen sikap A o merupakan estimasi sikap konsumen terhadap masing-masing produk dengan menggunakan indeks ∑b i e i , dimana skor kepercayaan harus dikalikan dengan skor evaluasi. Skor sikap A o yang lebih tinggi yang dimiliki oleh suatu produk berarti produk tersebut disukai oleh konsumen. Skor sikap digunakan untuk menentukan posisi produk tertentu terhadap produk pembandingnya. Menurut Engel et al. 2001, untuk melakukan perbaikan terhadap produk perlu dilihat selisih antara A o maksimum dengan A o . Selisih skor antara dua komponen nilai ini menunjukkan prioritas atribut produk yang harus diperbaiki. Dalam model Fishbein prioritas perbaikan atribut produk ditentukan dari selisih antara skor sikap maksimum A o maksimum dengan skor sikap A o . Atribut yang mempunyai selisih skor yang tertinggi merupakan prioritas pertama yang harus diperbaiki.

G. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN