Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Latar Belakang

32 1. Informasi Kunci Key Informan adalah informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti. 2. Informan Utama adalah informan yang terlibat langsung dalam interakasi sosial yang diteliti. 3. Informan Tambahan adalah informan yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan informan kunci, informan utama dan informan tambahan sebagai berikut : 1. Yang menjadi informan kunci key informan yaitu Kepala DinasPariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Simalungun. 2. Yang menjadi informan utama adalah pegawai Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Simalungun. 3. Yang menjadi informan tambahan adalah masyarakat di sekitar daerah objek wisata dan wisatawan.

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan informasi serta bahan – bahan lain untuk mendukung dalam menyelesaikan penelitian , maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara dan observasi. Wawancara adalah cara pengumpulan data melalui tanya jawab langsung dengan informan yang dianggap mengetahui permasalahan penelitian secara mendalam, sedangkan observasi adalah cara Universitas Sumatera Utara 33 pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung oleh peneliti ke lokasi obyek penelitian. 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh untuk mendukung data primer yang diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai literature seperti buku, majalah, jurnal, dan laporan penelitian dan sebagainya yang mendukung data.

2.5. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisa data kuantitatif, analisa data kuantitatif, Menurut Moleong, teknik analisis kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusunnya dalam satu kesatuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan dan serta menafsirkannya dengan analisis dan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian 25 25 Moleong, Lexy J. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal 247. . Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata merupakan industri yang berkembang cepat dan menjanjikan bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara selain minyak dan gas, di Indonesia pengembangan pariwisata pertama kali dilakukan melalui Repelita I tahun 1969, pemerintah mengeluarkan suatu keputusan mengenai pengembangan kepariwisataan Nasional, dengan tujuan dapat meningkatkan kunjungan wisata sehingga mampu memberikan nilai lebih bagi penerimaan negara. Usaha pengembangan pariwisata di Indonesia juga terus diperbaiki, terbukti bahwa selalu lahir Undang – Undang UU yang mengatur masalah pembangunan, pemasaran pariwisata, sampai pada usaha menjaga kelestararian objek pariwisata itu sendiri, UU yang mengatur pengelolaan pariwisata diawali Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1990 dan terakhir kali diubah menjadi Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang mengatur pengelolaan pariwisata dengan bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Usaha dalam pengembangan pariwisata dalam meningkatkan kunjungan wisata di Indonesia juga di perkuat oleh Paket Kebijakan Pemerintah Indonesia dengan mengeluarkan peraturan – peraturan yang menambah negara bebas visa, serta menghilangkan persyaratan yang menghambat dan memperlambat kunjungan pelancong yacht dan wisata bahari, usaha – usaha ini juga bertujuan Universitas Sumatera Utara 2 untuk meningkatkan kunjungan wisata dengan target kunjungan 20 juta wisatawan pada tahun 2019 1 Pengembangan pariwisata di Sumatera Utara masih belum maksimal, dimana masih terjadi penurunan kunjungan wisatawan ke Sumatera Utara pada tahun 2015, berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS Sumut, kunjungan wisatawan Wisman pada tahun 2015 sebesar 229.288 wisman, tahun 2014 sebanyak 270.837 wisman, tahun 2013 sebanyak 259.299 wisman . Provinsi Sumatera Utara merupakan daerah tujuan wisata selain Bali, NTT, Jawa dan daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia, potensi wisata yang dimiliki Sumatera Utara sangat beragam, wisata alam, wisata budaya, dan wisata agro tentu dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara dan nusantara untuk berkunjung ke Sumatera Utara. Selain di topang oleh keberagaman objek wisata Sumatera Utara juga memiliki keberagaman budaya, perbedaan budaya dan adat istiadat masyarakat pada setiap objek wisata tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata Sumatera Utara. 2 Kabupaten Simalungun merupakan kabupaten terbesar ke-2 di Provinsi Sumatera Utara, sebagai kabupaten terbesar kedua, potensi wisata di Simalungun tentu tidak kalah menarik dengan potensi wisata daerah lainnya di Sumatera Utara. Sektor pariwisata Kabupaten Simalungun sudah cukup dikenal masyarakat Sumatera Utara bahkan mancanegara, dengan memiliki 63 objek wisata yang tersebar di 25 kecamatan, serta jenis wisata yang beragam seperti wisata alam, . 1 https:kominfo.go.idindex.phpcontentdetail5954Paket+Kebijakan+Ekonomi+di+Sektor+Pari wisata0infografis , di unduh pada hari sabtu, tanggal 26112016, pukul 18.19 WIB. 2 http:sumut.bps.go.idfrontendlinkTabelStatisviewid45 , di unduh pada hari minggu, tanggal 27112016, pukul 13.57 WIB. Universitas Sumatera Utara 3 wisata agro, wisata budaya, dan wisata lainnya, Kabupaten Simalungun menjadi salah satu daerah yang memiliki objek wisata terbanyak dan beragam di Sumatera Utara. Keberagaman objek wisata yang dimiliki Kabupaten Simalungun di kelola berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 14 Tahun 2001 tentang Kepariwisataan, yang mengatur masalah retribusi izin usaha kepariwisataan, diantaranya izin usaha hotel, restaurant, rumah makan, cafe, billyar, karoke, kolam renang, kolam pancing, kebun binatang dan juga panti pijat. Selain itu Perda Nomor 14 Tahun 2001 ini juga mengatur masalah promosi pariwisata dalam meningkatan jumlah kunjungan wisata ke Simalungun. Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun telah melakukan beberapa langkah strategi pengembangan sektor pariwisata, antara lain dengan melakukan studi analisis pasar pariwisata, merumuskan strategi pemasaran dan promosi pariwisata bekerjasama dengan biro – biro perjalanan, melaksanakan even – even dan hiburan di lokasi wisata potensial. Dan melakukan promosi pariwisata pada even besar seperti Pekan Raya Sumatra Utara PRSU. Pengembangan objek wisata di Kabupaten Simalungun akan mendorong terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Seiring dengan itu, pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Simalungun secara langsung maupun tidak langsung akan mendorong pertumbuhan dan pengembangan wilayah, baik secara fisik, sosial, budaya dan ekonomi, jika pengembangan sektor Universitas Sumatera Utara 4 pariwisata di Simalungun berdampak langsung terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisata setiap tahunnya. Namun pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Simalungun belum berjalan sesuai dengan perencanaan pengembangannya, penurunan jumlah kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara terjadi setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Simalungun januari tahun 2016, terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan yang signifikan antara tahun 2015 dan 2014, dengan jumlah penurunan 65.307 wisatawan tahun 2014 sebanyak 359.751 wisatawan, dan tahun 2015 sebanyak 294.444 wisatawan 3 Salah satu fokus pengembangan objek wisata budaya di Simalungun ialah objek wisata Rumah Bolon Purba yang terletak di Kecamatan Purba, Rumah Bolon Purba merupakan istana bagi keluarga kerajaan purba yang dibangun pada tahun 1864 oleh raja purba ke-XII tuan Rahalim. Rumah Bolon Purba juga merupakan satu – satunya peninggalan raja – raja di Simalungun yang memiliki . Penurunan kunjungan wisata di Simalungun erat kaitannya dengan belum memadainya sarana dan prasana wisata di Simalungun seperti minimnya akses wisata, terbengkalainya infrastruktur wisata, dan minimnya atraksi budaya, dan permasalahan lainnya yang berhubungan dengan pariwisata. Sehingga sebagian besar masyarakat Simalungun memilih untuk mengalihkan tujuan wisatanya pada objek wisata daerah lain, dari pada berwisata di objek wisata yang ada di Kabupaten Simalungun. 3 Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Simalungun. Jumlah Kunjungan Wisata tahun 2010 – 2015. Universitas Sumatera Utara 5 nilai sejarah, Rumah Bolon Purba disahkan sebagai objek wisata pada tahun 1961 oleh bapak Rajamin Purba sebagai bupati Simalungun pada saat itu. Selain menjadi satu – satunya peninggalan raja di Simalungun yang berupa istana, Rumah Bolon Purba juga menjadi bukti peningggalan dinasti raja purba yang memerintah sejak tahun 1515 hingga 1946, bentuk bangunan Rumah Bolon Purba juga beragam dan memiliki makna yang beragam pula, dimulai dari balai butu yang berarti bangunan jaga, kemudian di tengah berdiri rumah bolon yang memiliki fungsi sebagai rumah bagi raja, kemudian balai bolon sebagai bangunan tempat musyawarah dan bangunan lainnya, semua bangunan pada komplek Rumah Bolon Purba ini dibangun dengan menggunakan kayu dan tidak menggunakan paku dalam pengerjaannya. Potensi wisata Rumah bolon Purba yang menarik dan memiliki nilai sejarah di Simalungun tentu diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisata yang mengalami penurunan di Simalungun tanpa harus mengesampingkan konsep pariwisata berkelanjutan.Konsep pariwisata yang mengharuskan pengembangan pariwisata berkelanjutan tentu harus menjaga kelestarian alam dan kearifan lokal masyarakat disekitar objek wisata. Pemanfaatan potensi wisata tentu juga harus melibatkan masyarakat lokal, sehingga pengembangan pariwisata dapat memberikan kontribusi yang besar pada pembangunan wilayah dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mencari atau melihat isu – isu strategi yang perlu dilakukan dalam upaya pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Simalungun. Sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian Universitas Sumatera Utara 6 dengan judul “Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus Pada Objek Wisata Budaya Rumah Bolon Purba Di Kecamatan Purba” 1.2. Perumusan Masalah Pengembangan pariwisata tidak hanya sebatas peran pemerintah dalam melaksanakan pembangunan yang berkaitan dengan pariwisata, namun peran masyarakat juga menentukan keberhasilan pengembangan pariwisata suatu daerah, sehingga dalam penelitian ini peneliti ingin melihat dan menganalis strategi pengembangan pariwisata yang dilakukan pemerintah daerah Kabupaten Simalungun dan keterlibatan masyarakat. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis menentukan perumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana Strategi Pengembangan Objek Wisata Budaya Rumah Bolon Purba Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata Di Kabupaten Simalungun ?”.

1.3. Tujuan Penelitian