Bangunan – Bangunan Lain di sekitar Rumah Bolon

47 tidur diatas selembar tikar yang digelar disamping perapian, yang satu perapian dengan perapian lainnya tidak memiliki sekat, dan raja sendiri hanya memiliki satu tempat tidur sempit dengan selembar tikar didalamnya, kamar raja pun harus dibagi dua lagi, yang bagian bawahnya terdapat lorong kecil sebagai tempat tidur ajudan atau pesuruh raja, dan pada bagian atasnya tempat tidur raja. Bila sang raja bersedia menerima salah seorang isteri dikamarnya, ia cukup menyuruh si ajudan menyiapkan sirih dan memberikannya kepada sang isteri yang dikehendaki, setelah diberikan maka sang isteri langsung menuju kamar raja, sedang si ajudan mengawasi dibawah sambil menunggu perintah selanjutnya untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan, seperti halnya tradisi dinasti cina, seorang ajudan raja harus dikebiri terlebih dahulu, namun tradisi seperti ini tidak jelas berlangsung sampai kapan, karena pada masa raja purba ke-XIII telah masuk ajaran agama, dan kemungkinan sejak itulah pengkebirian sudah tidak diterapkan lagi terhadap ajudan raja, selain itu raja purba ke-XIII hanya memiliki satu isteri saja. Puncak kejayaan raja purba disebut – sebut pada masa pemerintahan raja purba ke-XII, pada masa pemerintahannya Rumah Bolon diperbesar agar dapat menampung isteri raja yang berjumlah 12 orang, Rumah bolon yang berdiri hingga saat ini merupakan finalisasi dari pembangunan yang diperakarsainya.

3.9.3 Bangunan – Bangunan Lain di sekitar Rumah Bolon

Selain rumah bolon sebagai bangun utama istana kerajaan, juga terdapat bangunan lain yang juga tepat beda di sekitar rumah bolon, tepat di depan rumah bolon terdapat panggung kecil yang disebut Pattangan Raja sebagai tempat bersantai raja yang tidak boleh satu orang pun selain raja menempatinya, di Universitas Sumatera Utara 48 sebelahnya berdiri bagunan yang disebut Jambur sebagai tempat pertemuan, dibagian belakang rumah bolon terdapat juga bangunan yang sama dengan Pattangan Raja namun diperuntukkan untuk tempat bertenunnya tuan putri permaisuri raja, dan di samping tempat permaisuri terdapat bangunan yang diperuntukkan sebagai tempat rakyat yang ingin memperoleh keadilan, mengarah keluar terdapat makam keluarga kerajaan, namun menurut Zaipin Purba yang mengaku sebagai keturunan raja purba dari salah satu isteri raja purba ke-XII tidak semua makan raja purba diketahui keberadaannya, raja yang dimakamkan di komplek istana raja rumah bolon hanya raja purba ke-IX sampai ke-XII, sedangkan raja Mogang menjadi korban revolusi rakyat Simalungun yang hingga kini tidak diketahui jasadnya. Sehingga untuk mengenang raja – raja yang tidak ditemukan jasadnya tersebut, pemerintah daerah Kabupaten Simalungun membangun tugu di komplek rumah bolon, satu untuk mengenang kedelapan raja, dan satu lagi untuk mengenang raja mogang. Bangunan lain yang cukup unik adalah tempat penumbukan padi, pada bangunan ini tersedia dua alat penumbuk Losung lengkap dengan alunanya, pada saat berlangsungnya masa pemerintahan kerajaan, jika musim panen diundanglah gadis – gadis cantik dari seluruh daerah untuk menumbuk padi dibangunan tersebut, raja akan memperhatikan mereka satu persatu dan jika raja tertarik maka si gadis tersebut di izinkan memasuki rumah bolon untuk diperisterikan. Di sekitar bangunan penumbukan padi terdapat dua bangunan persis dimulut lorong goa masuk dan keluar, keduanya adalah rumah bagi panglima dan keluarganya serta rumah pengawal rumah bolon. Universitas Sumatera Utara 49

3.9.4 Raja Yang Pernah Memerintah di Rumah Bolon