80 kompetensi inti core competencies. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di
dalam bisnis yang dilakukan
29
5.1 Strategi Pengembangan Objek Wisata Rumah Bolon Purba
. Strategi pengembangan sektor pariwisata dalam meningkatkan kunjungan
wisata adalah serangkaian rencana kegiatanprogram yang dilakukan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dalam mengelola sektor pariwisata di
Kabupaten Simalungun untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara, sehingga meningkat pula pendapatan asli daerah dan juga
perekonomian masyarakat. Dalam mewujudkan hal tersebut, tentu Pemerintah Kabupaten Simalungun melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga perlu
melahirkan strategi dan menerapkannya dengan benar.
Pembangunan kepariwisataan dihadapkan pada berbagai persoalan baik berskala global maupun nasional, selain itu diperlukan perubahan paradigma
dalam memandang pariwisata dalam konteks pembangunan nasional, pariwisata tidak hanya dipandang sebagai alat peningkatan pendapatan nasional, namun
memiliki spektrum yang lebih luas dan mendasar. Oleh karena itu pembangunan kepariwisataan memerlukan fokus yang lebih tajam serta mampu memposisikan
destinasi pariwisatanya sesuai potensi alam, budaya dan masyarakat yang terdapat di masing – masingdaerah.
Persoalan global dan nasional juga perubahan paradigma pembangunan nasional, tentu harus dapat dijadikan dorongan dalam pengembangan pariwisata di
Kabupaten Simalungun, pengembangan pariwisata Kabupaten Simalungun
29
Hamel dan Prahalad, ibid.
Universitas Sumatera Utara
81 diperjelas oleh Visi dan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga yaitu:
“Mewujudkan Kabupaten Simalungun sebagai tujuan wisata yang aman, nyaman dan menarik serta memiliki daya saing yang tinggi untuk dikunjungi sebagai
Destinasi Wisata terkemuka di Indonesia”. Dan Misi yaitu: Pertama, Pengembangan dan pemantapan citra budaya dan pariwisata Kabupaten
Simalungun sebagai salah satu kunjungan wisata nasional yang aman dan nyaman serta mudah untuk dikunjungi. Kedua, Mengembangkan citra positif budaya dan
pariwisata Simalungun dengan lebih mengangkat citra destinasi yang strategis. Ketiga, Mewujudkan citra budaya dan pariwisata Simalungun sebagai salah satu
sektor andalan penghasil devisa negara, wahana pemberdayaan ekonomi rakyat, sarana untuk mendorong pemerataan pembangunan serta penciptaan kesempatan
berusaha dan bekerja. Keempat, Memperluas pangsa pasar budaya dan wisata yang ada serta mengintensifkan pasar budaya dan pariwisata yang ada sehingga
mampu mendongkrak kunjungan wisata ke Kabupaten Simalungun. Kelima, Mengembangkan program–program pemasaran yang sudah ada dengan manfaat
kemajuan teknologi informasi competitive advantage dan comparative advantage budaya dan pariwisata Simalungun. Keenam, Meningkatkan koordinasi dan
keterpaduan program – program pemasaran budaya dan pariwisata di bidang yang lebih holistik, strategik dan sinergis diantara para pelaku stake holders maupun
sektor yang terkait. Dalam pencapaian Visi dan Misi tersebut Dinas Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Simalungun, melakukan serangkaian rencana aksi yang diantaranya :
Universitas Sumatera Utara
82 1.
Lanjutan pembangunan jalan setapak keliling komplek Rumah Bolon sepenjang ±200 m.
2. Pembangunan gapurapintu masuk pelebaran.
3. Pembangunan kios wisatapusat kuliner disekitar lapangan parkir.
4. Penataan panggung kesenian di komplek Rumah Bolon.
5. Pembuatan jalan setapak menuju tempat permandianmarangir raja
sepanjang ±500 m. 6.
Pembuatan jalan setapak menuju lokasi hulu balang pengawal kerajaan sepanjang ±100 m.
7. Pengadaan sumur bor di komplek Rumah Bolon.
8. Pengecetan relief yang ada di terowongan dan lapangan parkir.
9. Pembuatan parit pasangan kirikanan jalan mulai dari pintu gerbang
sampai pada lapangan parkir sepanjang ±400 m. 10.
Pemanfaatan billiboard yang ada di lapangan parkir untuk tempat promosi objek – objek wisata se Kabupaten Simalungun.
Menurut George A. Steiner, Strategi dapat disoroti sekurang – kurangnya dari dua perspektif yang berbeda yaitu
30
3. Mengenai apa yang hendak dilakukan organisasi, disini strategi
didefenisikan sebagai program yang luas untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misi organisasi. Karena program
mengacu pada peranan yang aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manajer dalam merumuskan strategi organisasi.
:
30
George A. Steiner dan John B. Miner. 1997. Kebijakan dan Strategi Manajemen. Jakarta: Erlangga, hal 18.
Universitas Sumatera Utara
83 4.
Mengenai masalah apa sesungguhnya yang dilakukan oleh sebuah organisasi, maksudnya bahwa strategi merupakan tanggapan organisasi
yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Jika melihat berdasarkan point pertama ini, Strategi Dinas Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga berupa Visi dan Misi sudahlah tepat, dimana yang menjadi dasar Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga merupakan program yang luas dan
juga merupakan sebuah peranan aktif, sadar dan rasional, dalam pengertian ini apa yang telah menjadi Visi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga sudahlah sesuai
dengan keragaman objek wisata yang dimiliki. Terkhusus pada objek wisata Rumah Bolon Purba penulis menganggap sudah tepat.
Jika melihat melalui sudut pandang George pada point kedua, maka pentinglah bagi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga untuk menyesuaikan
program kerjanyaprogram pengembangannya terhadap lingkungannyaobjek wisata Rumah Bolon Purba, namun yang terjadi Dinas Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga lebih terfokus pada pengembangan fisik objek wisata dan tidak menyingung masalah pengembanganpemberdayaan masyarakat sebagai
tanggapan terhadap lingkungan seperti yang tertera pada rencana aksi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga diatas. Karena berdasarkan temuanpengamatan
penulis di lapangan bahwa keterlibatan masyarakat dalam memberikan tanggapan mengenai pengembangan objek wisata sangatlah minim.
Jika mengacu pada Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 bahwa dalam memanfaatkan potensi budaya untuk menjadi objek dan daya tarik wisata,
maka harus mengedepankan prinsip pelestarian budaya, dimana prinsip
Universitas Sumatera Utara
84 pelestarian budaya ialah Bagaimana kebudayaan dari suatu masyarakat tertentu
akan dipelihara, dimanfaatkan dan dikembangkan adalah menjadi kewenangan masyarakat pendukung budaya itu yang menentukan. Merekalah yang paling
mengetahui apa yang terbaik bagi diri mereka, masyarakat dan lingkungan mereka.
Pengembangan pariwisata harus menyesuaikan dengan perkembangan global dan nasional adalah benar, namun pengembangan pariwisata tentulah harus
berdasarkan keadaan lingkungan terkecil yaitu masyarakat sekitar objek wisata, seperti yang tertera dalam Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 diatas,
Sehingga dalam melakukan pengembangan pariwisata Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga sesuai dengan tanggapan lingkungan, Visi dan Misi, dan Undang –
Undang Kepariwisataan.
5.2 Pengembangan Amenitas