Sistem Kekerabatan dan Kemasyarakatan

39 • Tegalan : 6,39 • Pertanian Campuran : 4,41 • Semak – semak : 10,51 • Hutan : 25,21 • Pemukiman : 1,49 • Alang – alang : 0,06 • Sungai : 0,20

3.5 Keadaan Iklim Kabupaten Simalungun

Suhu udara rata-rata di Simalungun tahun 2014 adalah 25,3°C, dengan suhu terendah 20,5°C. dan suhu tertinggi 32,2°C. Penyinaran Matahari rata-rata 5,2 jam per hari dan rata-rata penguapan 3,01 milimeter per hari serta kelembaban udara 84 persen. Suhu udara rata-rata meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar yaitu mencapai 25,2°C 27

3.6 Sosial Budaya Masyarakat Kabupaten Simalungun

.

3.6.1 Sistem Kekerabatan dan Kemasyarakatan

Pada masyarakat Simalungun marga memegang peranan penting dalam adat Simalungun, disamping itu masyarakat Simalungun tidak terlalu mengedepankan silsilah karena penentu peneturuan partuturan ialah hasusuran tempat asal nenek moyang dan tibalni parhundul kedudukanperan dalam horja – horja adat acara – acara adat. Hal ini dapat dilihat saat masyarakat Simalungun bertemu, hal yang ditanyakan bukan aha do marga ni ham apa marga anda, akan tetapi hunja do hasusuran ni ham darimana asal usul anda, 27 Badan Pusat Statistik. Simalungun Dalam Angka 2015.Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. Hal 36. Universitas Sumatera Utara 40 hal ini juga dipertegas oleh pepatah di Simalungun yaitu sin raya, sin purba, sin dolog, sin panei, na ija pe lang na mubah, asal ma marholong ni atei dari Raya, Purba, Dolog, Panei, yang manapun tidak berarti, asal penuh kasih. Adapun Perkerabatan dalam masyarakat Simalungun disebut sebagai partuturan. Tutur bisa diterjemahkan sebagai panggilan yang digunakan masyarakat Simalungun sebagai sebutan untukkepada orang tertentu. Partuturan menetukan dekat atau jauhnya hubungan pardihadihaon kekeluargaan, dan terbagi dalam beberapa kategori sebagai berikut : 1. Tutur Manorus langsung yaitu, perkerabatan yang langsung terkait dengan diri sendiri 2. Tutur Halmouan Kelompok yaitu, melalui tutur halmouan ini dapat dilihat bagaimana berjalannya adat di Simalungun 3. Tutur Natipak Kehormatan yaitu, dipergunakan sebagai pengganti nama terhadap orang yang diajak berbicara sebagai tanda hormat Terdapat empat marga asli suku Simalungun yang populer dengan akronim SISADAPUR yaitu, Sinaga, Saragih, Damanik, dan Purba. Keempat marga ini merupakan hasil dari Harungguan Bolon permusyawaratan besar antara 4 raja besar untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh. Perbauran suku asli Simalungun dengan suku – suku di sekitarnya di Pulau Samosir, Silalahi, Karo, dan Pakpak menimbulkan marga-marga baru. Marga – marga tersebut yaitu : Universitas Sumatera Utara 41 1. Saragih yaitu : Sidauruk, Sidabalok, Siadari, Simarmata, Simanihuruk, Sidabutar, Munthe dan Sijabat. 2. Purba yaitu : Manorsa, Simamora, Sigulang Batu, Parhorbo 3. Damanik yaitu : Malau, Limbong, Sagala, Gurning dan Manikraja 4. Sinaga yaitu : Sipayung, Sihaloho, Sinurat dan Sitopu Pada zaman kerajaan di Simalungun, marga atau masyarakat yang tidak termasuk dalam keturunan raja – raja yang ada di simalungun disebut sebagai jolma tuhe tuhe atau silawar pendatang. Tentu ini sebagai dampak dari hukum marga yang keras di Simalungun sehingga masyarakat pendatang harus menyatukan dirinya dengan marga raja – raja agar mendapat hak hidup di Simalungun. Ikatan sosial masyarakat Simalungun disebut Tolu Sahondulan Lima Saodoran, ikatan sosial ini mengikat masyarakat Simalungun dalam sistem kekerabatan menurut adat istiadat yang ada di Simalungun, adapun yang menjadi Tolu Sahondulan Lima Saodoran ialah: a. Unsur Sanina yang memiliki horja pesta, ditambah dengan saudara laki – laki dari segaris bapak dan ompung semarga. b. Unsur Boru, pelaksana tugas dalam horja yang ditentukan, terdiri dari suami saudara perempuan dari sanina yang punya horja. c. Tondong, mereka yang dihormati dan duduk di luluan tempat terhormat yang terdiri dari saudara laki – laki dari ibu dan istri yang punya horja. d. Boru Mintori, perempuan dari pihak perempuan yang turut dalam melaksanakan tugas dalam horja dirumah tondong nya. Universitas Sumatera Utara 42 e. Tondong Bona atau Bonaniari, saudara laki – laki dari ompung perempuan. Struktur lembaga adat ini memberikan gambaran suatu upacara adat menurut besar kecilnya suatu upacara adat itu menurut besar kecilnya perhelatan adat yang dilaksanakan. Dalam kehidupan sehari – hari hubungan kekerabatan ini diistilahkan dengan Sisei, Sukkun, Sari dan Surduk Ibagas Habonaron Do Bona dalam masyarakat, dengan penjabaran sebagai berikut : • Dingat Martulang • Sisei Bani Sanina • Holong Sari Bani Boru • Sukkun Marsinhuta

3.6.2 Sistem Kepercayaan