Angket Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

30 Alternatif Jawaban Skor Positif Negatif Selalu Sering Kadang Tidak Pernah 4 3 2 1 1 2 3 4 4. Tabulating, yaitu mentabulasi data jawaban yang telah diberikan skor kedalam bentuk tabel untuk kemudian diketahui hasil perhitungannya. 5. Analisis Data, setelah melewati tahap-tahap di atas, maka selanjutnya dilakukan perhitungan-perhitungan dengan menggunakan berupa prosentase atau frekuensi relative dengan menggunakan rumus. Rumus prosentase P= x 100 Keterangan: P = Presentase F = Frekuensi Jawaban Responden N = Jumlah Responden Untuk memberikan interprestasi dan prosentase hasil angket yang diperoleh digunakan pedoman interpretasi sebagai berikut : 1 Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100 2 Cukup Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56- 75 3 Kurang baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 41- 55 4 Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 0-40 Untuk menentukkan prosentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah : 31 1 Menentukkan nilai harapan NH , nilai ini dapat diketahui dengan mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi. 2 Menghitung nilai skor, NS, nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. Adapun cara perhitungannya dengan menggunakan rumus mean yaitu : Mx = Keterangan : Mx : mean nilai rata-rata : jumlah skor pada tiap indicator : banyaknya responden 3 Menentukkan kategori, yaitu dengan menggunakan rumus : x 100 keterangan NS : nilai skor NH : nilai harapan 32 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum Smp Islamiyah Sawangan

1. Sejarah singkat

Yayasan Darul Irfan berdiri pada tahun 1966 hingga kini telah memasuki usia yang ke 45. Usia ini menjadi bukti terhadap eksistensi Yayasan Darul Irfan Sawangan dan sekaligus menjadi garansi atas profesionalisme terhadap bidang pendidikan. Berdirinya Yayasan Darul Irfan Sawangan dilandasi oleh pemikiran bahwa kemajuan sebuah komunitas masyarakat sangat ditentukan oleh tingkat pendidikannya. Berangkat dari pemikiran tersebut para tokoh masyarakat dan tokoh agama yang bernaung dibawah panji Jam’iyah Nahdlatul Ulama Sawangan bertekad untuk ikut berperan dalam memajukan masyarakat sekitar melalui pendidikan. Kondisi masyarakat Sawangan khususnya, ketika itu sangat membutuhkan akses pendidikan yang terjangkau baik secara finansial maupun jarak tempuh. Didorong dengan tekad dan semangat yang berlandaskan ke-ikhlasan maka pada tahun 1967 mulai beroperasi PGA Pendidikan Guru Agama NU sebagai sekolah yang pertama yang didirikan Yayasan Darul Irfan Sawangan. Kehadirannya dari waktu ke waktu telah memberi makna bagi masyarakat sekitar. Kehadiran Yayasan Darul Irfan dengan tingkat pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan telah mendapat tempat dihati masyarakat karena Yayasan Darul Irfan Sawangan menjadi benteng faham Ahlusunnah Waljama’ah dan sekaligus mengakomodir serta menjaga kearifan budaya local, selain menjalankan kurikulum dari pemerintah. Hal ini dibuktikan dengan semakin berkembangnya jumlah peserta didik dari tahun ke tahun. Selama kurun waktu 45 tahun Yayasan Darul Irfan Sawangan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi kemajuan pendidikan yang digelutinya. Peran serta pemerintah dan masyarakat sekitar