2.2.1.4 Jenis Disiplin
Menurut Hurlock 1994: 93 cara menanamkan disiplin adalah sebagai
berikut:
1. Disiplin otoriter Jenis disiplin ini ditandai dengan peraturan dan pengaturan yang keras untuk
memaksakan perilaku yang diinginkan. Tekniknya mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan memenuhi standar sedikit, atau sama sekali tidak
adanya persetujuan, pujian atau tanda –tanda penghargaan lainya bila individu
memenuhi standar yang diharapkan. 2. Disiplin Permisif
Disiplin permisif tidak membimbing individu ke pola perilaku yang tidak disetujui sosial dan tidak menggunakan hukuman. Disiplin ini merupakan
proses perkembangan dari disiplin otoriter yang telah dialami banyak orang. Individu diberikan kebebasan untuk mengambil keputusan sendiri dan
berbuat sekehendak mereka sendiri. 3. Disiplin Demokratis
Disiplin demokratis merupakan disiplin berdasarkan prinsip –prinsip
demokratis. Metode dalam disiplin ini menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu individu mengerti mengapa perilaku tertentu
diharapkan. Metode ini lebih menekankan pada aspek edukatif dari disiplin daripada aspek hukumannya. Disiplin demokratis menggunakan hukuman
dan penghargaan, dengan penekanan yang lebih besar pada penghargaan. Hukuman yang diberikan hanya jika individu secara sadar melanggar
peraturan dan biasanya tidak keras. Berdasarkan pendapat Hurlock dapat disimpulkan bahwa ada tiga jenis
disiplin yaitu disiplin otoriter, disiplin permisif, dan disiplin demokratis.
2.2.1.5 Pembentukan Disiplin
Tu’u 2004: 48 mengemukakan tujuh hal yang dapat mempengaruhi pembentukan disiplin individu:
1. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting
bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu, kesadaran diri menjadi motif sangat kuat terwujudnya disiplin.
2. Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik atas
peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya. 3.
Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau
diajarkan. 4.
Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi, dan meluruskan yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan.
5. Teladan perbuatan dan tindakan kerap kali besar pengaruhnya
dibandingakan dengan kata-kata. 6.
Lingkungan berdisiplin. Bila berada dilingkungan berdisiplin, seseorang dapat terbawa oleh lingkungan tersebut.
7. Latihan berdisplin. Disiplin dapat dicapai dan dibentuk melalui latihan dan
kebiasaan.
Berdasarkan pendapat Tu’u dapat disimpulkan ada tujuh hal yang dapat mempengaruhi pembentukan disiplin, yaitu: mengikuti dan menaati peraturan,
kesadaran diri, alat pendidikan, hukuman, teladan, lingkungan berdisiplin dan latihan berdisiplin dapat mempengaruhi dan membentuk perilaku disiplin pada
seseorang.
2.2.2 Pengertian Belajar