35
Pengertian wawancara menurut Kusumah adalah bentuk komunikasi memerlukan kepiawaian dua belah pihak. Sedangkan menurut Moss, wawancara
adalah percakapan yang bertujuan. Beda lagi menurut Badudu-Zain, wawancara adalah Tanya jawab yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu bentuk komunikasi lisan antara dua belah pihak pewawancara dan
terwawancara yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dari seorang narasumber mengenai suatu hal.
2.2.4.3 Media Teks Wawancara Tokoh
Media teks wawancara tokoh merupakan media yang berupa kertas berisi dialog-dialog antar tokoh. Setiap dialog diisi dengan tulisan yang komunikatif
dan jelas. Media ini bertujuan untuk melatih kemampuan menulis paragraf
argumentasi siswa secara spontan berdasarkan hasil pengamatan terhadap lingkungan sekolah. Siswa juga dituntut untuk berpikir kreatif dalam menyusun
dan mengemas bahasa paragraf argumentasi yang baik dan benar dari teks wawancara. Selain itu, siswa juga harus lebih teliti dalam menuliskan bahasa baku
dan sopan supaya tidak menyinggung pihak-pihak tertentu.
2.2.4.4 Penggunaan Teks Wawancara Tokoh
Langkah-langkah penggunaan media teks wawancara dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think-talk-write melalui media teks
wawancara, yaitu: 1 siswa dibagikan teks wawancara; 2 secara individu siswa diminta untuk mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung dari
36
teks wawancara yang telah dibagikan; 3 siswa membentuk 4-5 siswa; 4 secara berkelompok, siswa diminta berdiskusi tentang pengubahan kalimat langsung
menjadi kalimat tidak langsung yang telah ditemukan; 5 secara berkelompok, siswa diminta mengembangkan pengubahan kalimat tidak langsung yang
ditemukan menjadi beberapa kalimat;6 secara individu, siswa diminta untuk menulis paragraf argumentasi dari teks wawancara yang telah dibagikan tersebut.
2.2.5 Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Pembelajaran Think-Talk-Write Melalui Media Teks Wawancara
Model think – talk - write digunakan oleh peneliti dalam proses
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan membuat rencana pembelajaran yang baik sehingga siswa merasa tertarik dan termotivasi dalam
memperhatikan dan mempelajari pokok bahasan tersebut. Rencana pembelajaran yang dimaksud adalah tahap pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
Pertemuan pertama, pada tahap pendahuluan guru terlebih dahulu mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, guru
memberikan penjelasan tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Guru bertanya jawab dengan siswa dan melakukan apersepsi mengenai pembelajaran menulis paragraf argumentasi
yang akan dilakukan. Kegiatan inti, merupakan tahap melaksanakan kegiatan belajar mengajar
menulis paragraf argumentasi. Kegiatan ini merupakan kegiatan inti pembelajaran materi. Langkah yang dilakukan dalam pembelajaran ini ada tiga tahap, yaitu: 1
37
think, siswa mengamati contoh paragraf argumentasi berdasarkan teks wawancara, siswa menganalisis isi teks wawancara tokoh dan contoh paragraf argumentasi
kemudian guru dan siswa bertanya jawab mengenai hakikat paragraf argumentasi dan ciri paragraf argumentasi, kemudian setiap siswa menganalisis teks
wawancara; 2 talk, pada tahap ini siswa diberi arahan oleh guru tentang pelaksanaan diskusi, siswa membentuk kelompok terdiri atas 4-5 anak. Siswa
berdiskusi dengan teman satu kelompoknya tentang isi teks wawancara tokoh yang telah mereka temukan pada tahap berpikir; 3 write, pada tahap ini siswa
menulis kerangka paragraf argumentasi, siswa menulis paragraf argumentasi secara individu berdasarkan tahap pertama dan kedua.
Pada tahap penutup atau akhir pembelajaran ini yakni dengan melakukan refleksi antara guru dan siswa kemudian menyimpulkan kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Guru menanyakan kesulitan-kesulitan yang masih dialami oleh siswa tentang materi menulis paragraf argumentasi. Di akhir pertemuan pada
setiap siklus guru mengadakan tes, siswa juga diminta menulis catatan harian berupa kesan dan pesan siswa terhadap kegiatan pembelajaran begitupun juga
guru. Catatan harian siswa digunakan peneliti untuk memperoleh data nontes terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi melalui media teks
wawancara tokoh dan model think – talk – write.
Prinsip reaksi dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think-talk-write dengan media teks wawancara, yaitu: 1 guru menjelaskan
tujuan dan manfaat pembelajaran; 2 guru memberikan contoh paragraf argumentasi dan teks wawancara tokoh; 3 guru mengelompokkan siswa ke
38
dalam 6 kelompok masing-masing kelompok terdiri atas 4-5 siswa; 4 guru membagikan teks wawancara untuk dianalisis siswa; 5 guru menjelaskan
langkah-langkah dalam
kerja kelompok;
6 guru
meminta siswa
mempresentasikan hasil karyanya dan teman lain menanggapinya; 7 guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa.
Sistem sosial yang berlangsung dalam pembelajaran ini adalah interaksi guru, siswa, dan masyarakat umum. Peran guru dalam pembelajaran ini sebagai
fasilitator. Siswa berperan sebagai subjek pembelajaran yang harus aktif mencari sumber belajar yang mempermudah siswa dalam pembelajaran. Masyarakat
umum berperan sebagai objek pembelajaran yang membantu siswa dalam menggali informasi yang mereka butuhkan. Interaksi antara guru dan siswa
terjadi ketika guru menunjukkan media teks wawancara tokoh. Pada saat siswa berdiskusi terjadi interaksi antara guru dengan siswa, yaitu guru berkeliling ke
masing-masing kelompok untuk meninjau dan memberi masukan bagi siswa yang belum paham. Interaksi antarsiswa juga terjadi dalam kegiatan diskusi yang
dilakukan masing-masing kelompok untuk mengemukakan hasil diskusi mereka tentang isi teks wawancara tokoh. Setelah berdiskusi mereka melakukan tugas
individu, yaitu menulis paragraf argumentasi berdasarkan data dari tahap think dan talk.
Sarana pendukung dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think-talk-write melalui media teks wawancara tokoh adalah media
yang dapat mempermudah siswa memahami keterampilan menulis paragraf
39
argumentasi, yaitu media teks wawancara. Model think-talk-write juga membantu siswa dalam menemukan isi dari teks wawancara.
Dampak instruksional dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think-talk-write melalui media teks wawancara adalah pemahaman
materi menulis paragraf argumentasi. Selain dampak instruksional, pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think-talk-write melalui media teks
wawancara juga memberikan dampak pengiring, yaitu kemampuan bersikap jujur,
kemampuan menghargai pendapat orang lain, kemampuan memandang masalah dari berbagai perspektif, kemampuan berpikir kreatif, memiliki rasa percaya diri,
memiliki motivasi belajar, memiliki keterampilan hidup bergotong royong, diskusi dengan kelompok, dan bekerja sama dengan teman satu kelompok. Pada
kegiatan ini terjadi interaksi antarsiswa dalam satu kelompoknya untuk bertukar informasi yang telah mereka temukan, masing-masing siswa mengemukakan
pendapat mereka, sehingga memperoleh suatu simpulan mengenai isi teks wawancara tokoh.
2.2 Kerangka Berpikir
Menulis paragraf argumentasi merupakan salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa SMP kelas VII. Dalam kompetensi ini, siswa
diharapkan menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. Dalam penerapannya, siswa sering mengalami kesulitan.
Dalam hal ini, peran guru sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan model think
– talk – write melalui media teks wawancara tokoh.