83
Di akhir pertemuan pada setiap siklus guru mengadakan tes, siswa juga diminta menulis catatan harian berupa kesan dan pesan siswa terhadap kegiatan
pembelajaran begitupun juga guru. Catatan harian siswa digunakan peneliti untuk memperoleh data nontes terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi
melalui media teks wawancara tokoh dan model think – talk – write.
3.1.2.3 Observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang
berisi catatan penting mengenai perilaku siswa saat proses pembelajaran. Agar hasil pengamatan bisa objektif, dalam pelaksanaannya peneliti meminta bantuan
kepada rekan guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk ikut mengadakan pengamatan. Pengamat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
pembelajaran. Aspek-aspek yang diamati pada siklus II ini adalah 1 perubahan perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis paragraf
argumentasi melalui model; think – talk – write dengan media teks wawancara
menjadi lebih baik atau justru berkurang, 2 kesungguhan siswa memperhatikan penjelasan guru, serta pada saat menulis paragraf argumentasi mengalami
perubahan kearah lebih baik atau tidak, dan 3 Suasana kelas yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti
membagikan jurnal kepada siswa untuk memperoleh tanggapan, serta pesan dan kesan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Peneliti juga melakukan wawancara
kepada siswa yang dilakukan di luar jam pelajaran terutama pada siswa yang mendapatkan nilai tinggi, nilai cukup, dan nilai rendah. Hal ini dilakukan untuk
84
dapat mengetahui sikap positif maupun sikap negatif siswa dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi melalui model think
– talk – write dengan media teks wawancara tokoh.
Pada pengamatan siklus II ini, peneliti lebih banyak memperhatikan perilaku siswa yang memberikan respon kurang baik negatif saat pembelajaran
siklus I, apakah siswa tersebut mengalami perubahan perilaku menjadi baik atau tetap seperti pada siklus I. Siswa yang memperlihatkan sikap baik diberi motivasi
dan penguatan untuk mempertahankan sikap baiknya tersebut, sedangkan siswa yang bersikap kurang baik diberi pengertian dan dorongan agar berperilaku baik
dan mengikuti pelajaran dengan baik.
3.1.2.4 Refleksi Siklus II