39
argumentasi, yaitu media teks wawancara. Model think-talk-write juga membantu siswa dalam menemukan isi dari teks wawancara.
Dampak instruksional dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think-talk-write melalui media teks wawancara adalah pemahaman
materi menulis paragraf argumentasi. Selain dampak instruksional, pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think-talk-write melalui media teks
wawancara juga memberikan dampak pengiring, yaitu kemampuan bersikap jujur,
kemampuan menghargai pendapat orang lain, kemampuan memandang masalah dari berbagai perspektif, kemampuan berpikir kreatif, memiliki rasa percaya diri,
memiliki motivasi belajar, memiliki keterampilan hidup bergotong royong, diskusi dengan kelompok, dan bekerja sama dengan teman satu kelompok. Pada
kegiatan ini terjadi interaksi antarsiswa dalam satu kelompoknya untuk bertukar informasi yang telah mereka temukan, masing-masing siswa mengemukakan
pendapat mereka, sehingga memperoleh suatu simpulan mengenai isi teks wawancara tokoh.
2.2 Kerangka Berpikir
Menulis paragraf argumentasi merupakan salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa SMP kelas VII. Dalam kompetensi ini, siswa
diharapkan menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. Dalam penerapannya, siswa sering mengalami kesulitan.
Dalam hal ini, peran guru sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan model think
– talk – write melalui media teks wawancara tokoh.
40
Penggabungan antara model pembelajaran think – talk – write melalui media
teks wawancara tokoh sangat cocok untuk menulis paragraf argumentasi. Dengan menerapkan model think
– talk – write sebagai model pembelajaran yang inovatif, dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Melalui penerapan
model think – talk – write, siswa akan mengalami proses belajar mengajar yang
bermakna, yaitu proses belajar secara aktif untuk menemukan masalah dalam pembelajaran dan pemecahan masalah dengan langkah-langkah ilmiah serta
mampu menerapkan keterampilan memecahkan masalah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Respon yang diharapkan muncul dari para siswa dengan menggunakan model pembelajaran think
– talk – write melalui media teks wawancara tokoh diharapkan agar proses pembelajaran lebih menyenangkan dan dapat mencapai target yang
telah ditentukan.
41
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teoretis dan kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah terdapat peningkatan keterampilan menulis
paragraf argumentasi dan perubahan perilaku siswa setelah dilakukan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think
– talk – write melalui media teks wawancara tokoh pada siswa kelas VII-A SMP N 4 Kudus.
42
BAB II LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian tindakan kelas mengenai keterampilan menulis telah banyak dilakukan. Penelitian tentang keterampilan menulis dipandang penting dan
menarik untuk diteliti. Sebagian besar penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Bukti bahwa penelitian mengenai
keterampilan menulis itu penting dan menarik untuk diteliti adalah dengan banyaknya penelitian tentang keterampilan menulis. Penelitian yang dilakukan
penulis merupakan tindak lanjut dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian yang berhubungan dengan topik penelitian ini
yaitu penelitian tentang keterampilan menulis antara lain Broskoske 2007, Cheng 2008, Novita 2011, Purnomo 2012, dan Rahmawati 2012.
Jurnal internasional dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Broskoske 2007 berjudul
“Prove Your Case: a. New Approach to Taeching Reserch Papers
”, menjelaskan bahwa penelitian ini menganalogikan siswa menulis makalah penelitian seperti pengacara membela suatu kasus di pengadilan.
Peneliti menarik analogi dalam hal pengacara membuat kerangka kasus mereka siswa sebagai penentu topik mereka, mencari bukti-bukti siswa sebagai pencari
sumber-sumber, menyajikan bukti siswa sebagai penulis makalah, dan membuat dan menutup argumen siswa sebagai penarik kesimpulan. Berdasarkan
hasil survei tiga puluh tujuh siswa yang baru-baru ini memakai metode tersebut,
42