BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Minuman Berenergi
Minuman energi didefinisikan sebagai minuman yang mengandung stimulan, vitamin, mineral, termasuk kafein, variasi bentuk ginseng,
ginkgo biloba. Beberapa minuman ini mengandung gula atau glukosa yang tinggi. Pasar
minuman ini adalah orang- orang muda, pelajar, orang- orang yang sedang bepergian serta orang yang sedang berolah raga. Minuman ini mempunyai
flavour dan warna serupa soft drink. Produk ini berbeda dengan jenis minuman
lainnya, dimana produk ini ditambahkan zat- zat tertentu yang dapat meningkatkan energi tubuh. Minuman energi mengandung bahan yang dapat
memicu metabolisme tubuh sehingga tubuh dapat menyediakan energi yang dibutuhkan secara lebih cepat
4
. Menurut Dr. Gracia JMT Winaktu
5
suplemen food suplement
didomoinasi oleh vitamin dan mineral yang diproduksi dalam bentuk kapsul, tablet, serbuk, atau bentuk lain yang secara fungsional untuk menambah
intake gizi, khususnya vitamin dan mineral. Menurut Sudarisman 2003, pada dasarnya
fungsi suplemen adalah sebagai zat tambahan untuk memperbaiki dan meningkatkan daya tahan tubuh. Zat aktif yang dikandung suplemen hanya
mempengaruhi struktur atau fungsi tubuh, tidak dapat mengobati atau mencegah suatu penyakit.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Dirjen POM memberi batasan suplemen adalah produk yang digunakan untuk melengkapi
makanan yang mengandung satu atau lebih bahan-bahan sebagai berikut :
4
www.bintang7.com
5
www.bintang7.com
vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, bahan yang digunakan untuk meningkatkan angka kecukupan gizi, dalam
bentuk konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak atau kombinasi dari bahan- bahan sebelumnya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang membahas mengenai analisis strategi mempertahankan posisi produsen sebagai pemimpin pasar kasus minuman kesehatan Extra Joss
belum pernah dilakukan sebelumnya sebagai topik penelitian di IPB. Tetapi, sebelumnya telah ada beberapa penelitian mengenai minuman kesehatan
diantaranya yang pernah dilakukan oleh Anggraeni 2005 dengan judul Analisa Perbandingan Merek Dan Penetapan Strategi Bersaing Produk Minuman Energi
Energy Drink di Kotamadya Bogor. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dari Fakultas Teknologi Pertanian ini beberapa merek minuman kesehatan
industri kecil yang ada di Bogor Minuman energi temulawak. Penelitian Krisnadi 2003 dengan judul Perilaku, Preferensi dan
Image Konsumen Terhadap Minuman Suplemen di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumsi minuman suplemen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis faktor dan uji Cochran. Dari hasil analisis faktor didapatkan lima
komponen utama yang mempengaruhi preferensi dan perilaku konsumen terhadap minuman suplemen, yaitu faktor perbedaan individu dan bauran
pemasaran, faktor gaya hidup konsumen, faktor tingkat kesukaan, faktor penampakan produk dan faktor ekonomi.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Dewandana 2006 dengan judul Penerapan Audit Pemasaran dari Markplus 2000 pada Industri Sayur Organik di
Jabotabek, dengan studi kasus pada PT. Amani Mastra, Caman, Jatibening,
Bekasi. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis Marketing Plus 2000 oleh Hermawan Kertajaya. Dengan hasil analisis yang diperoleh
menggambarkan dan menunjukkan sejauh mana kondisi perusahaan dibandingkan dengan pesaing. Hasil audit yang dilakukan menunjukkan terjadi
kesenjangan atau GAP sebesar negative 0,49. Indeks ini menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang diterapkan perusahaan masih tertinggal dibandingkan
dengan pesaing. Sehingga perlu dilakukan perubahan-perubahan strategi pemasaran untuk membawa perusahaan sesuai dengan tingkat persaingan lima
tahun kedepan. Efrizal 2006 melakukan penelitian mengenai audit pemasaran dengan
judul Audit Pemasaran Produk Sayuran, Studi Kasus Pada PT Saung Mirwan Desa Sukamanah, Kecamatan Mega Mendung, Kabupaten Bogor. Penelitian ini
menerapkan metode analisis Marketing Plus 2000 oleh Hermawan Kertajaya. Pada penelitian ini, hasil audit kesenjangan GAP yang diperoleh PT Saung
Mirwan adalah sebesar positif 0,7. Dimana kesenjangan positif terjadi apabila nilai CAI lebih besar daripada CSI CAI CSI. Dengan nilai GAP yang diperoleh
tersebut, dapat diartikan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT Saung Mirwan telah lebih baik jika dibandingkan dengan pesaing didaerah
Bogor. Penelitian mengenai audit pemasaran juga pernah dilakukan oleh Satriani
2005 dengan judul Audit Pemasaran Jasa Pembuatan Tanaman, Studi Kasus pada Media Flora dan Putra Mekar Dipusat Penjualan Tanaman Hias dan
Kerajinan Dirgantara Asri, Jakarta Timur. Penelitian yang dilakukan mengkaji dan membandingkan strategi pemasaran yang dilakukan oleh dua buah
perusahaan yang sama-sama bergerak dalam bidang tanaman hias di Jakarta Timur. Dari audit yang dilakukan diperoleh kondisi persaingan dari masing-
masing perusahaan, sehingga penulis menyarankan kedua perusahaan dapat
saling berbagi dalam memperbaiki kekurangan masing-masing perusahaan dalam menghadapi persaingan pasar tanaman hias.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian ini menganalisis tingkat persaingan antara industri minuman berenergi
yang sedang berkembang saat ini, dimana penelitian dengan judul Strategi Mempertahankan Posisi Pasar pada PT Bintang Toejoe dengan produk Extra
Joss sebelumnya belum pernah dilakukan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Metode Audit Pemasaran Marketing
Plus 2000 oleh Hermawan Kertajaya. Penelitian terdahulu tentang minuman kesehatan hanya mengacu pada preferensi konsumen minuman berenergi di
Kota Bogor, dengan menerapkan metode matrik IFE, EFE, analisis dan matrik SWOT dan diakhiri dengan metode QSPM yang mengevaluasi alternatif strategi
secara objektif. Penelitian yang mengacu pada audit pemasaran menggunakan Metode Audit Pemasaran Marketing Plus 2000 yang pernah dilakukan
sebelumnya hanya pada perusahaan-perusahaan dengan skala kecil.
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN