Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai

Tabel 22. Total WTP Pengusaha Industri Batik No Kelas WTPRp FrekuensiSampel Persentase Jumlah Rp 1 20.000-40.000 15 44 555.000 2 41.000-60.000 14 41 790.000 3 61.000-80.000 1 3 70.000 4 81.000-100.000 4 12 390.000 Jumlah Sampel 34 100 1.805.000 6. Evaluasi Pelaksanaan CVM Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, diperoleh nilai R 2 sama dengan 57,3 persen. Penelitian yang berkaitan dengan benda-benda lingkungan dapat mentolerir nilai R 2 sampai dengan 15 persen Mitchell dan Carson, 1989, sehingga dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan CVM dapat diyakini kebenarannya atau keandalannya reliable.

7.3 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai

Willingness to Pay Model yang dihasilkan dalam penelitian ini cukup baik. Hal ini ditunjukan oleh R 2 sebesar 57,3 persen, yang berarti 57,3 persen keragaman WTP pengusaha industri batik dapat diterangkan oleh keragaman variabel-variabel penjelas yang terdapat dalam model, sedangkan 42,7 persen diterangkan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Nilai F hitung sebesar 6,14 dengan nilai P sebesar 0,000, hal tersebut menunjukkan variabel-variabel penjelas dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap nilai WTP pengusaha batik dan tekstil terhadap biaya pengelolaan UPL pada α sama dengan 5 persen. Data yang digunakan dalam analisis ini telah diuji multikolinier dan heteroskedastisitas, dari hasil keduanya tidak diperoleh suatu pelanggaran. Model yang dihasilkan dalam analisis ini adalah: Tabel 23. Hasil Analisis Nilai WTP Pengusaha Industri Batik Predictor Coef P VIF KET Constant 45716 0,000 PDPT 10235 0,071 6,0 Berpengaruh Nyata JT 441 0,869 1,6 Tidak Berpengaruh TAHU -16533 0,022 1,3 Berpengaruh Nyata PLYN 633 0,938 1,3 Tidak Berpengaruh LIMB -5758 0,044 1,7 Berpengaruh Nyata BIAYA -9402 0,001 1,2 Berpengaruh Nyata BPROD -1042 0,830 5,1 Tidak Berpengaruh S = 19180,9 R-Sq = 57,3 R-Sqadj = 48,0 Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 7 15801374605 2257339229 6.14 0.000 Residual Error 32 11773000395 367906262 Total 39 27574375000 tingkat kepercayaan 95 persen tingkat kepercayaan 90 persen Variabel bebas yang mempengaruhi model pada tingkat kepercayaan 95 persen adalah tingkat pengetahuan, jumlah buangan limbah dan biaya mengurangi tingkat pencemaran. Variabel tingkat pengetahuan memiliki P-value sebesar 0,022 yang berarti bahwa variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap nilai WTP responden pada taraf α sama dengan 0,05. Variabel pengetahuan merupakan variabel dummy, jika responden tahu mengenai dampak limbah maka diberi nilai satu, dan jika responden tidak tahu maka diberi nilai nol. Nilai koefisien menunjukkan tanda positif yang artinya jika responden tahu akan dampak limbah maka responden akan memberikan nilai WTP yang lebih tinggi. Variabel jumlah buangan limbah memiliki nilai P-value sebesar 0,044 yang artinya bahwa variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap nilai WTP responden pada taraf α sama dengan 0,05. Nilai koefisien bertanda negatif yang berarti bahwa jika kapasitas buangan limbah responden semakin sedikit, maka responden tersebut memberikan nilai WTP yang lebih tinggi. Hal tersebut bertantangan dengan hipotesis, dikarenakan sebagian besar adalah pengusaha batik cap, dan hanya membuat motif, yang buangan limbahnya lebih sedikit. Variabel biaya yang dikeluarkan oleh responden untuk mengurangi dampak akibat limbah cair batik berpengaruh nyata terhadap nilai WTP responden pada taraf α sama dengan 0,05, hal tersebut dikarenakan memiliki P- value sebesar 0,001. Nilai koefisien menunjukkan tanda negatif, hal tersebut diartikan jika semakin besar biaya yang dikeluarkan oleh responden dalam menanggulangi dampak akibat limbah cair batik maka akan mempengaruhi responden untuk memberikan nilai WTP yang lebih rendah. Variabel yang mempengaruhi model pada tingkat kepercayaan 90 persen adalah tingkat pendapatan. Variabel tingkat pendapatan memiliki P-value sebesar 0,071, yang artinya bahwa variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap nilai WTP responden pada taraf α sama dengan 0,1. Nilai koefisien menunjukkan tanda positif, jika semakin tinggi tingkat pendapatan dari responden maka responden akan memberikan nilai WTP yang lebih tinggi. Variabel yang tidak berpengaruh nyata diantaranya adalah jumlah tanggungan, penilaian pengelolaan UPL, dan biaya produksi. Variabel jumlah tanggungan ternyata tidak mempengaruhi responden untuk mengambil keputusan berapa besaran biaya yang harus dikeluarkan, walaupun sebagian jumlah tanggungannya terdapat cukup banyak, tetapi mereka tetap bersedia membayar untuk memperbaiki kualitas lingkungan. Variabel penilaian pengelolaan UPL termasuk variabel dummy, dimana jika responden puas akan pengelolaan UPL maka diberi nilai 1, sedangkan jika tidak puas maka diberi nilai nol. Dalam penelitian ini variabel tersebut tidak berpengaruh nyata dikarenakan responden yang kurang puas akan pengelolaan UPL tetap bersedia mengeluarkan biaya untuk pengelolaan UPL agar lebih baik dan tidak mempengaruhi berapa besarnya biaya pengelolaan UPL. Variabel biaya produksi juga tidak berpengaruh dikarenakan walaupun sedikit maupun besar biaya produksi yang mereka keluarkan, tidak terlalu mempengaruhi seberapa besar biaya yang bersedia responden keluarkan.

7.4 Kebijakan Pengolahan Limbah Industri Batik

Dokumen yang terkait

PENAKSIRAN NILAI EKONOMI TAMAN WISATA LEMBAH HIJAU DENGAN PENDEKATAN : CONTINGENT VALUATION METHOD

7 56 78

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG LINGKUNGAN HIDUP (Studi Kasus di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan)

0 8 71

HUBUNGAN PRAKTEK PENCEGAHAN PENULARAN DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KELURAHAN JENGGOT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2015

0 18 114

Analisis willingness to accept masyarakat terhadap tempat pembuangan akhir sampah bantargebang dengan pendekatan contingent valuation method (kasus Kelurahan Udik Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi)

2 10 163

Analisis ekonomi lingkungan pengelolaan limbah industri kecil tapioka/aci: Pendekatan contingent valuation method (CVM) (Kasus Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor)

7 62 279

Perencanaan Lanskap Kawasan Industri Batik Rumah Tangga Di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan

1 9 80

Pemanfaatan Tenaga Kerja Anak pada Industri Batik di Kelurahan Buaran Kecamatan Pekalongan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan (Kasus di industri batik “Faaro” dan “Ghinata).

6 17 119

KESEDIAAN MEMBAYAR MITIGASI BANJIR DENGAN PENDEKATAN CONTINGENT VALUATION METHOD | Rusminah | JESP: Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan 1252 3516 1 SM

0 0 12

PARTISIPASI PENGRAJIN BATIK DALAM PENGELOLAAN LIMBAH DI WILAYAH INDUSTRI BATIK KELURAHAN JENGGOT KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN -

0 2 51

BUDAYA HUKUM DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PENGUSAHA BATIK DALAM RANGKA MENANGGULANGI LIMBAH BATIK DI KOTA PEKALONGAN (Study Kasus Sosio Legal dan aspek ekonomi di Kota Pekalongan)

0 0 14