BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batik
Batik berasal dari bahasa Jawa amba yang berarti menulis dan titik. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan malam
wax yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna dye, atau dalam Bahasa Inggrisnya wax-resist dyeing.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia khususnya Jawa sejak lama. Perempuan-
perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik
adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya Batik Cap yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini.
Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga
teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara
seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di Benua Afrika. Walaupun
demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.
3
3
Kategori :
Pakaian tradisional Indonesia dalam
http:id.wikipedia.orgwikiBatik diakses
10:51, 18 April 2008
2.2 Teknik Pembuatan Batik
Sebelum membuat batik, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memotong Kain Kain batik atau mori yang masih berbentuk piece geblokan dipotong-
potong menurut panjang kain yang akan dibuat. Untuk membuat kain panjang wanita tapih, jarit, mori kualitas primissima panjang 17,5 yard lebar 105 cm
dibagi menjadi 6 potong kain. Untuk mori kualitas biru atau medium, mempunyai ukuran tiap piece panjang 43 m dan lebar 105 cm, biasanya
dipotong menjadi 19 ukuran batik normal atau menjadi 20 ukuran batik sandang.
2. Mencuci ngirah atau ngetel ngloyor kain Biasanya mori batik diperdagangkan dengan diberi kanji berlebihan agar
kain tampak tebal dan berat. Karena kanji tersebut dianggap tidak baik untuk kain yang akan dibatik, maka perlu dihilangkan, kemudian diganti dengan
kanji ringan. Cara menghilangkan kanji tersebut, kain direndam semalam dengan air bersih kemudian pada pagi harinya “dikeprok” lalu dibilas dengan
air sampai bersih. Bila mori tersebut akan dibuat batik yang halus kualitas prima atau
primisima, maka mori itu tidak cukup hanya dicuci saja, tetapi di “ketel” atau di “loyor”, pekerjaan ngetel mori ini tidak hanya menghilangkan kanji,
melainkan kain memiliki daya serap lebih tinggi dan menjadi supel, tetapi kekuatan kain menjadi berkurang. Proses ini menyerupai proses mensir
mencerize dimana kain dikerjakan dalam larutan alkali dingin
Seluruh proses pembuatan batik yang umumnya terdiri dari pembuatan motif, pewarnaan kain, proses nglorot malam dan penjemuran.
4
Proses pembuatan motif dilakukan dengan bahan utama lilin atau malam yang
digunakan sebagai zat perintang warna. Dalam membuat batik tulis, maka pembuatan motif digunakan dengan alat bantu canting sementara batik cap
menggunakan cap batik yang telah didesain sesuai motif yang diinginkan. Proses dilanjutkan dengan memberi warna pada kain, yaitu kain yang
telah dimotif dicelupkan dalam ember yang berisi zat warna. Setelah memberi warna, proses pembuatan batik dilanjutkan dengan nglorot malam, atau
melarutkan lilin yang melekat di kain. Air yang mendidih dicampur dengan abu soda dan kain dicelupkan hingga seluruh lilin larut dalam air. Bila lilin belum juga
larut, maka harus dibersihkan dahulu pasca pelorotan. Tahap akhirnya adalah pencucian. Bila menggunakan pewarna alami,
maka pencuciannya tidak bisa menggunakan deterjen, sebab akan merusak warna. Setelah dicuci, kain dijemur dengan cara diangin-anginkan agar warna
tidak memudar.
2.3 Karakteristik Limbah Cair Batik