Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam bak diuruk batu kerikil atau semacam batu zeolit hingga lebih dari satu meter. Kemudian di atasnya ditanami tanaman pisang-pisangan maupun tanaman-tanaman yang tahan hidup di air yang akan mengisap beberapa unsur kimia yang terkandung dalam bak. Setelah air limbah masuk ke bak penampungan tersebut, dan melewati masa penyerapan maka air akan mengalir melalui pipa-pipa yang di beri lobang untuk mengalirkan air yang sudah sesuai dengan baku mutu air yang ditetapkan oleh pemerintah, kemudian air tersebut baru mengalir ke pembuangan atau ke sungai. Meski demikian, dalam proses sebelum masuk ke bak, pH air dinormalkan terlebih dulu.

2.5 Penelitian Terdahulu

Analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pengusaha tahu dalam pembangunan dan operasional IPAL biogas pernah dilakukan oleh Hudayanti 2007, dalam penelitiannya peneliti menganalisis karakteristik sosial demografi dan ekonomi pengusaha tahu di daerah Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat, respon responden terhadap pengolahan dan kesediaan membayar terhadap IPAL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pengusaha tahu yang berpengaruh nyata adalah biaya produksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan atau ketidaksediaan pengusaha tahu terhadap WTP adalah tingkat pendidikan, biaya produksi, tingkat pendapatan, tingkat masalah dengan limbah, dan pengetahuan manfaat IPAL. Pada skenario pertama variabel yang berpengaruh nyata adalah tingkat masalah terhadap limbah dan pengetahuan manfaat IPAL. Pada skenario kedua variabel yang berpengaruh nyata terhadap WTP untuk pembangunan IPAL adalah tingkat pendapatan. Dalam penelitian Kurniarto 2006 tentang analisis ekonomi lingkungan pengelolaan limbah industri kecil tapiokaaci: pendekatan CVM kasus Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor menganalisis mengenai karakteristik dan penilaian pengusaha mengenai pengolahan limbah cair industri yang dilakukan oleh kelurahan Ciluar, mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi bersedia ataupun tidak bersedia membayar WTP pengolahan limbah dan mengkaji besarnya dan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya WTP pengusaha. Pengrajin aci di Kelurahan Ciluar dominan oleh laki-laki, dan seluruhnya adalah berkeluarga. Karakteristik dapat dilihat dari kondisi sosial dan ekonomi pengrajin, yaitu : tingkat umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lama usaha, biaya tenaga kerja, waktu produksi, kapasitas produksi, luas tempat usaha dan pendapatan usaha. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada penilaian pengrajin terhadap pengolahan limbah adalah pendapatan dan jarak pabrik ke badan air. Penelitian lainnya adalah Ayu 2004 dalam penelitiannya menganalisis tentang willingness to pay WTP masyarakat terhadap perbaikan ekosistem hutan mangrove muara angke Jakarta Utara melalui pendekatan Contingent Valuation Method CVM dengan analisis regresi logit. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis nilai keberadaan dari ekosistem hutan mangrove dan aspek sosial ekonomi masyarakatnya, menganalisis tingkat hubungan asosiasi antara frekuensi kunjungan, besarnya nilai WTP dengan variabel-variabel yang diduga mempengaruhi frekuensi kunjungan, dan memfomulasikan penilaian ekonomis mengenai besarnya nilai willingness to pay masyarakat melalui pendekatan CVM dengan analisis regresi logit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan pengunjung untuk ikut atau tidaknya berpartisipasi dalam perbaikan kualitas HMMA adalah kegiatan pemanfaatan HMMA untuk berwisata, biaya yang dikeluarkan untuk sekali kunjungan, kemudahan mencapai lokasi, tingkat kenyamanan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan jumlah tanggungan dalam keluarga. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP pengunjung untuk kawasan HMMA adalah pengetahuan mengenai manfaat mangrove, tingkat umur, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Penelitian mengenai analisis willingness to pay konsumen rumah tangga terhadap peningkatan pelayanan PDAM dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di wilayah pelayanan III PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang, Banten pernah dilakukan oleh Lestari 2006 dengan menggunakan metode kuantitatif. Tujuan dari penelitiannya adalah untuk mengestimasi besarnya nilai WTP pelanggan terhadap peningkatan pelayanan PDAM Tirta Kerta Raharja, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pelanggan untuk membayar tambahan biaya pemeliharaan dan pengelolaan air untuk peningkatan pelayanan PDAM Tirta Kerta Raharja. Hasil dari analisis regresi linier berganda diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pelanggan rumah tangga dalam membayar tambahan biaya pemeliharaan dan pengelolaan air adalah variabel tingkat pendapatan, pengetahuan, dan tingkat pelayanan. Variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah variabel umur, jumlah tanggungan keluarga, tingkat kepercayaan, tingkat kepuasan, lama berlangganan dan kelompok pelanggan. Penelitian terdahulu yang terkait dengan penilaian masyarakat Pekalongan dan pengolahan air limbah di Desa Jenggot pernah dilakukan oleh Tim Pelaksana Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan 2000, dengan melakukan penelitian mengenai penilaian masyarakat Kota Pekalongan Selatan terhadap keberadaan IPAL di Desa Jenggot. Penelitian tersebut bekerja sama dengan Bagian Perekonomian Setda Kota Pekalongan untuk memberi gambaran mengenai tingkat pemahaman masyarakat tentang arti dan fungsi dari IPAL, tentang tingkat partisipasi masyarakat dalam perawatan IPAL dan tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang bersih dan sehat. Lokasi yang diangkat dalam penelitian Universitas Pekalongan sama dengan yang diangkat dalam penelitian ini, tetapi permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah UPL, yang dibuat sebagai pengganti IPAL yang kurang dioperasikan tersebut. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat dengan adanya IPAL di Desa Jenggot termasuk kategori kurang baik, hanya 25 persen masyarakat yang tahu dan memperhatikan IPAL. Penilaian mayarakat dengan adanya IPAL di Desa Jenggot menunjukkan kategori baik, 52,5 persen menganggap penting dan hanya 22,5 persen sanggup memelihara, berdasarkan uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat korelasi antara tingkat pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap partisipasi dan kesanggupan mereka dalam memelihara IPAL. Penelitian yang menggunakan metode CVM dalam penelitian ekonomi lingkungan memang sudah banyak dilakukan terutama di IPB, namun belum ada yang menganalisis mengenai limbah batik, perubahan keadaan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah dari industri batik yang umumnya mengandung zat-zat berbahaya, sehingga akan merugikan masyarakat sekitar dan kelestarian lingkungan. Untuk itu penelitian ini akan menambah pembendaharaan pengetahuan dalam memberikan alternatif pengolahan limbah yang baik ditinjau dari kesesuaian dengan industri dilihat secara ekonomi.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

Dokumen yang terkait

PENAKSIRAN NILAI EKONOMI TAMAN WISATA LEMBAH HIJAU DENGAN PENDEKATAN : CONTINGENT VALUATION METHOD

7 56 78

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG LINGKUNGAN HIDUP (Studi Kasus di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan)

0 8 71

HUBUNGAN PRAKTEK PENCEGAHAN PENULARAN DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KELURAHAN JENGGOT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2015

0 18 114

Analisis willingness to accept masyarakat terhadap tempat pembuangan akhir sampah bantargebang dengan pendekatan contingent valuation method (kasus Kelurahan Udik Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi)

2 10 163

Analisis ekonomi lingkungan pengelolaan limbah industri kecil tapioka/aci: Pendekatan contingent valuation method (CVM) (Kasus Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor)

7 62 279

Perencanaan Lanskap Kawasan Industri Batik Rumah Tangga Di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan

1 9 80

Pemanfaatan Tenaga Kerja Anak pada Industri Batik di Kelurahan Buaran Kecamatan Pekalongan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan (Kasus di industri batik “Faaro” dan “Ghinata).

6 17 119

KESEDIAAN MEMBAYAR MITIGASI BANJIR DENGAN PENDEKATAN CONTINGENT VALUATION METHOD | Rusminah | JESP: Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan 1252 3516 1 SM

0 0 12

PARTISIPASI PENGRAJIN BATIK DALAM PENGELOLAAN LIMBAH DI WILAYAH INDUSTRI BATIK KELURAHAN JENGGOT KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN -

0 2 51

BUDAYA HUKUM DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PENGUSAHA BATIK DALAM RANGKA MENANGGULANGI LIMBAH BATIK DI KOTA PEKALONGAN (Study Kasus Sosio Legal dan aspek ekonomi di Kota Pekalongan)

0 0 14